TELKOMSEL telah menguji coba teknologi telekomunikasi seluler GSM generasi keempat (4G) atau Long Term Evolution (LTE) secara indoor. Pada bulan ini juga operator terbesar di Indonesia itu menguji coba secara outdoor teknologi yang diklaim mampu mengantarkan data berkecepatan hingga 172 Mbps itu, yakni di Garut, Jawa Barat.
Vice President Technology Masterplan Telkomsel Siswanto Dasijo menjelaskan, penerapan teknologi LTE saat ini bagi konsumen di Indonesia belum terlalu mendesak. Hingga saat ini, Telkomsel yakin bahwa lalu lintas data (mobile broadband) masih bisa dibawa oleh teknologi dual carrier high speed packet access plus (DC-HSPA+), yang mampu mengantarkan data berkecepatan hingga 42 megabit per detik (Mbps).
“Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan di tahun-tahun yang akan datang, teknologi LTE dibutuhkan, bila teknologi HSPA+ tidak mampu lagi membawa data trafik secara efisien dan cost effective,” kata Siswanto di Jakarta, Senin (21/6).
Siswanto mengatakan, hingga saat ini baru ada enam operator telekomunikasi di dunia yang telah mengimplementasikan LTE secara komersial. Yakni, Telia Sonera, AT&T (Amerika Serikat/AS), Verizon (AS), KDDI Corp (Jepang), NTT DoCoMo (Jepang), CSL (Hong Kong), dan Telenor (Spanyol). Mereka meluncurkan layanan LTE ini secara komersial pada tahun ini.
“Saya dengar, tahun depan Malaysia menggelar tender lisensi LTE pada frekuensi 2600 MHz sehingga pada tahun berikutnya layanan LTE sudah komersial di Malaysia,” kata Siswanto.
Di luar negeri, lanjut dia, frekuensi yang digunakan untuk LTE bervariasi, yakni 700, 1800, 2100, dan 2600 MHz. Di Indonesia, frekuensi-frekuensi tersebut sudah digunakan oleh operator seluler dan penyiaran sehingga saat ini tidak ada alokasi frekuensi yang kosong atau tersedia untuk LTE. Beberapa waktu lalu, Ditjen Postel Kemenkominfo berniat menggusur Indovision dari frekuensi 2500 MHz untuk diplot bagi LTE.
Siswanto menjelaskan, LTE adalah teknologi radio yang dapat memberikan data rate lebih dari 100 Mbps dengan bandwidth 20 MHz dan Multiple Input Multiple Output (MIMO) 2x2. Throughput maksimum yang dapat dihasilkan mencapai 172 Mbps. “Pada uji coba ini, Telkomsel menggunakan bandwidth 10 Mhz sehingga throughput yang dihasilkan sekitar 70 Mbps,” kata dia.
Teknologi HSDPA dan HSPA+ sejatinya masih berbasis 3G yang masih terus berevolusi ke Dual Carrier HSPA+ yang mampu mengantarkan data berkecepatan 42 Mbps, kemudian ke Multi Carrier (84Mbps), dan Multi Carrier dengan didukung antena Multiple Input Multiple Output (MIMO) 2x2 (168 Mbps). Sedangkan LTE adalah teknologi 4G yang menjanjikan kecepatan 172 Mbps. Teknologi ini akan berevolusi ke LTE Advance yang menawarkan kecepatan hingga 300 Mbps, 600 Mbps atau bahkan 1 Gbps dengan teknologi Multi Carrier dan MIMO 4x4.
Handset LTE 2013
Siswanto mengatakan, bila LTE jadi digelar, Telkomsel akan memprioritaskan layanan LTE ini untuk daerah-daerah bisnis yang membutuhkan akses mobile broadband sangat tinggi, seperti di Central Business District (CBD). Sedangkan layanan HSPA+ yang 42 Mbps akan digelar di kota-kota besar sehingga memungkinkan seamless mobility antara LTE dan HSPA+ yang 42 Mbps.
Hingga saat ini, kata Siswanto, belum ada handset yang support LTE dan masih sedikit USB dongle yang tersedia di pasaran untuk mengakses layanan LTE. Perangkat penerima yang kini tersedia itu antara lain produksi LG dan Samsung, namun harganya masih amat mahal, yakni masih di atas 2.000 euro atau sekitar Rp 30 juta.
“Namun, LTE high end akan tersedia pada akhir 2010, sedangkan handset yang low end (dengan harga di bawah US$ 100) akan mulai tersedia pada 2013,” kata dia.
Telkomsel Memandu Teknologi Seluler di Indonesia
Tahun 2002 2004 2006 2007 2009 2010 ??? Teknologi GPRS EDGE 3G/UMTS HSDPA HSPA+ DC-HSPA+ LTE Data Rate 64Kbps 256Kbps 384Kbps 3,6Mbps 21Mbps 42Mbps 150Mbps Cakupan Layanan Seluruh Indonesia Seluruh kabupaten 150 kota 150 kota 24 kota 24 kota ???
Sumber : Telkomsel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar