Rabu, 31 Maret 2010

Trikomsel Jual Netbook Rp 2 Juta

PT TRIKOMSEL Oke Tbk memasarkan netbook dengan harga di bawah Rp 2 juta per unit. Netbook bernama Trio Edubook itu membidik kalangan pelajar di Indonesia. Produk tersebut didukung 25 pusat layanan purna jual yang tersebar di beberapa kota besar di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

"Untuk memperkenalkan produk itu ke kalangan pelajar, kami akan mengadakan roadshow ke 20 sekolah di Jabodetabek dengan harga khusus," kata Direktur PT Trikomsel Oke Tbk Evy Soenarjo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (30/3).

Dia mengharapkan, dengan kehadiran produk tersebut, kesenjangan teknologi informasi di kalangan masyarakat bisa semakin menurun.

"Kami sudah menjajaki industri komputer mini sejak 2008 dan melihat animonya terus membaik," kata dia.

Ia mengakui, pihaknya mengincar pasar untuk segmen pelajar di tengah pertumbuhan kebutuhan masyarakat pada produk teknologi informasi yang harganya terjangkau.

Trikomsel, lanjut dia, bekerja sama dengan dua pemegang merek (principal) Xcore, yaitu perusahaan yang berfokus pada pembuatan komputer berbiaya murah, hemat energi. XCore merupakan produsen komputer yang berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam pembuatan motherboard untuk aplikasi komputer khusus.

Netbook tersebut memiliki layar monitor 8,9 inci, LED-backlight WSVGA 1024 x 600, yang mengusung prosessor Xcore86 berkecepatan 1GHz. Selain itu, media penyimpanan netbook tersebut menggunakan SD card yang bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan, dan menggunakan baterai standar AA NiMH.

"Perawatan Trio Edubook cukup mudah, karena menggunakan system `Device On Chip,` sehingga jika terjadi kerusakan hanya perlu mengganti komponen yang rusak tidak perlu mengirimkan unit utuhnya untuk diperbaiki," katanya.

Hal lain yang membedakan produk tersebut, dari produk lain, kata dia, Trio Edubook tidak menggunakan adaptor luar sehingga konsumen cukup "plug in" kabel AC ke sumber aliran listrik, dengan konsumsi listrik 6,5 - 8,5 watt.

Untuk pembeli umum, kata dia, Trikomsel juga telah ditunjuk sebagai distributor resmi produk itu untuk tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Di Indonesia, perusahaan itu mengandalkan pemasaran pada jaringan gerai Okeshop dan beberapa retai modern seperti Carrefour dan Hypermart. Selain itu, Trikomsel juga membuka peluang semua pihak yang tertarik menjadi distributor produk itu.



Lanjut ah...

Potensi Pasar TI UKM Rp 350 Miliar

CISCO Systems Indonesia (Cisco) melihat potensi pasar infrastruktur jaringan untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) cukup menjanjikan. Cisco menghitung nilai potensi bisnis dari UKM yang dapat digarap di Indonesia mencapai US$ 39 juta atau sekitar Rp 350 miliar.

“Sektor UKM dengan jumlah 20-99 PC (komputer) yang tersambung memiliki porsi pasar sebesar US$ 39 juta,” kata Director Asia Sales Small Medium Business Cisco Budi Santoso di Jakarta, Selasa (30/3).

Dia mengatakan, potensi pasar untuk perusahaan dengan 20-249 unit komputer mencapai US$ 52 juta. Dari potensi tersebut, sektor UKM pada 2009 telah berkontribusi hampir 30% terhadap pemasukan Cisco di Indonesia.

Melihat potensi yang menggiurkan itu, Cisco terus meluncurkan jajaran solusi jaringan kepada sektor UKM. Portofolio vendor yang bermarkas di Amerika Serikat ini meliputi router, switch, akses jaringan, nirkabel, IP telefoni, keamanan, unified communications (UC), hingga data center.

“Melihat potensi UKM yang terus tumbuh, kami memberikan ruang kepada para pelaku usaha kecil untuk menyesuaikan teknologi yang dapat dipakai seiring dengan pertumbuhan yang akan mereka alami,” jelas Sales and Channel Director Cisco Indonesia Pudja Unggul Kartiman.

Beberapa solusi terbaru Cisco untuk UKM, antara lain, SA 500 Series Security Appliance dan IP Phone SPA 500. Seri SA 500 merupakan solusi keamanan gateway komprehensif yang menggabungkan firewall, virtual private network (VPN), dan perlindungan keamanan web dan email. Sedangkan, IP Phone SPA 500 menawarkan fitur bisnis yang mengintegrasikan suara dan data, serta interoperabilitas dengan perangkat VoIP berbasis SIP.

Cisco juga menggandeng mitra bisnis yang khusus melayani sektor UKM untuk memberikan layanan konsultasi. “Solusi Cisco untuk UKM juga dapat dipasang oleh pihak ketiga seperti operator telekomunikasi, sehingga mereka yang tidak memiliki staf TI tetap punya kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya dengan dukungan infrastruktur jaringan yang kuat,” kata Pudja.

Budi menambahkan, switch dan router menjadi solusi Cisco yang paling laris di kalangan UKM. Namun, fitur untuk kelas korporasi seperti sistem keamanan juga mulai dibutuhkan di sektor ini.

“Dengan solusi-solusi yang lengkap dari kami, UKM bisa memangkas biaya investasi 40-60% dengan return of investmen (ROI) kurang dari dua tahun,” ungkap Pudja.



Lanjut ah...

Layanan BlackBerry XL Rp 75 Ribu

OPERATOR XL, PT XL Axiata Tbk, menawarkan tarif berlangganan layanan BlackBerry cuma Rp 75 ribu per bulan. Syaratnya, untuk menikmati tarif super murah itu, pelanggan harus membeli BlackBerry Onyx.

"Ini hanya untuk pelanggan yang membeli BlackBerry Onyx dari XL. Program promo bundling BlackBerry Onyx ini berlaku selama tiga bulan dari Maret hingga Juni," ujar Direktur Niaga XL Joy Wahyudi saat peluncuran program promo dan Layanan Blackberry One Rp75 ribu per bulan dan Blackberry Gaul Rp25 ribu per bulan di Jakarta, Selasa (30/3/2010).

Joy mengatakan, penyediaan berbagai program promo serta peluncuran layanan terbaru BlackBerry merupakan upaya untuk memacu pertumbuhan pelanggan BlackBerry XL yang saat ini sudah mencapai 310 ribu pelanggan. “Untuk berlangganan layanan BlackBerry full service dengan biaya Rp 75 ribu per bulan, pelanggan dapat membeli Blackberry Onyx seharga Rp 5,399 juta,” kata dia.

Tawaran layanan full BlackBerry Internet Services (BIS) yang Rp 75 ribu per bulan itu jauh berarti lebih murah dari tarif layanan BlackBerry yang ditawarkan operator lain. Bahkan tawaran dari XL itu lebih murah dari layanan BlackBerry yang ditawarkan operator 3, PT Hutchison CP Telecommunication, yang sebesar Rp 88 ribu per bulan.

"Tarif itu bisa dinikmati selama enam bulan sejak diaktifkan. Setelah itu tarif akan kembali normal," kata General Manager Sales BlackBerry Internet XL Handono Warih.

Program bundling ini digencarkan untuk meningkatkan persentase jumlah pelanggan layanan BlackBerry dengan handset keluaran distributor resmi yang ditunjuk oleh Research in Motion (RIM). "Kami menyediakan paket ini untuk mengedukasi pelanggan sehingga mau membeli BlackBerry resmi. Saat ini komposisi pengguna BlackBerry yang bukan resmi dari kami mencapai 60%," ujar Joy.

XL sendiri saat ini telah memiliki 310 ribu pelanggan, 80% di antaranya adalah pelanggan prabayar dan 20% sisanya pelanggan pascabayar. Rata-rata pemakaian pulsa (average revenue per user/ARPU) sekitar Rp 100 ribu per bulan.

Selain menawarkan paket bundling BlackBerry Onyx seharga Rp 5,399 juta dengan biaya berlangganan layanan BIS Rp 75 ribu per bulan, XL juga menawarkan paket bundling Blackberry Geminy seharga Rp 2,89 juta dengan paket promo layanan Blackberry Gaul berbiaya Rp 25 ribu per bulan.

“Layanan Blackberry Gaul Rp25 ribu untuk pembeli Gemini XL per bulan memberikan fitur layanan antara lain Facebook, MysPace, Yahoo Messenger, MSN, Google Talk, serta Blackberry Messenger,” kata dia.

Dia menegaskan, program Blackberry One Onyx dan Blackberry Gaul berlaku selama tiga bulan, yakni dari 30 Maret hingga 30 Juni 2010. Setelah registrasi, pelanggan berhak mendapatkan promo tarif selama enam bulan sejak pertama kali mengaktifkan layanan BlackBerry.

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan BlackBerry Onyx dan Gemini, XL telah menyiapkan masing-masing sekitar 10 ribu unit Blackberry Onyx dan Gemini. "Program promo ini hanya berlaku bagi pengguna baru. Kami memang menyasar (pelanggan baru) itu," kata Handono.

Joy menegaskan, selain gencar memasarkan layanan BlackBerry XL, pelangga tidak khawatir dengan kualitas layanan. “Sebab layanan BlackBerry kami memang lebih baik dari sisi harga dan kualitas," kata Joy.

Beberapa waktu lalu, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan akses pelanggan BlackBerry, XL telah meningkatkan bandwidth ke server RIM di Kanada dari 180 megabit per detik (Mbps) menjadi 260 Mbps melalui jaringan optik internasional milik Tata dan Aicent.



Lanjut ah...

Solusi TIK Tekan 60% Biaya Operasional UKM

USAHA kecil dan menengan (UKM) bisa menekan biaya operasional hingga 60% bila menggunakan solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara tepat. Solusi TIK sekaligus menjadi solusi bagi UKM yang selama ini mengalamia hambatan dalam mengembangkan usahanya.

Executive General Manager Divisi Business Service (DBS) Telkom Slamet Riyadi mengatakan, hambatan yang sering ditemui pelaku UKM adalah masalah pemodalan, pengelolaan manajemen bisnis, standar mutu produk, kesulitan penetrasi pasar dan promosi, kesulitan distribusi produk, dan belum menggunakan TIK secara tepat.

“Berangkat dari kenyataan itulah Telkom membentuk unit DBS yang dikhususkan untuk melayani pelanggan bisnis yang sebagian besar merupakan segmen UKM. Pada segmen ini, Telkom akan menawarkan beragam solusi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bisnis melalui penerapan teknologi komunikasi informasi (ICT) yang tepat,” kata Slamet Riyadi di Jakarta, Selasa (30/3).

Inovasi yang disiapkan unit DBS Telkom berupa solusi e-Koperasi dan UKM yang berisikan aplikasi terpadu ERP/SCM untuk pengelolaan bisnis. Modul-modul, seperti Point of Sales, Purchasing, Inventory dan Accounting akan memudahkan pengelolaan bisnis harian secara terpadu. Divisi DBS Telkom juga menyediakan fasilitas komunikasi bisnis pasar interaktif sesame anggota untuk membuka peluang pasar baru.

DBS Telkom, kata dia, tidak hanya ingin menawarkan solusi TIK, tetapi memiliki agenda besar lainnya, yakni menyukseskan masyarakat berbasis ekonomi mandiri. Hali itu ditunjukkan dengan membangun SME Center untuk memberikan klinik solusi bisnis berupa program peningkatan entrepreneurship melalui pola kemitraan. Konsultasi di SME Center yang tersedia pada bidang pemasaran, bisnis, keuangan, dan design.

SME center juga akan berfungsi sebagai virtual office dan edukasi untuk e-commerce. Rencananya mulai April hingga Desember 2010 akan dibangun 13 SME Center di seluruh wilayah Indonesia.

“Pada Kamis (1/4) nanti akan diresmikan SME Center di SMESCO UKM, Jakarta. Ini bukti kami tidak hanya menganggap UKM dan Koperasi sekadar pasar TIK, tetapi kami sebagai mitra untuk memajukan ekonomi rakyat,” kata Slamet.



Lanjut ah...

Selasa, 30 Maret 2010

Axis Wujudkan Lingkungan Nirkertas

PT NATRINDO Telepon Seluler (NTS), operator Axis, berhasil mewujudkan lingkungan usaha nirkertas berkat platform manajemen konten dari Oracle. Dengan menggunakan Oracle Enterprise Content Management (ECM) Suite, Axis membangun infrastruktur terpadu untuk pembuatan, pengelolaan, dan distribusi dokumen, berkas, konten web, dan aset digital.

“Platform Oracle ECM yang terpadu dan menyeluruh memungkinkan kami untuk merampingkan proses bisnis di seluruh bagian organisasi, serta membantu kami beradaptasi dengan lingkungan usaha dan kompetisi pasar yang terus berubah,” kata Chief Technology Officer Axis Muslim Khan saat temu media di Jakarta, Selasa (30/3).

Senior Director Oracle Fusion Middleware Oracle Asia Pasifik Stuart Fenwick mengatakan berbagai departemen di Axis setiap harinya membuat sejumlah besar dokumen, berkas, konten web, dan aset digital untuk kebutuhan yang berbeda-beda. Investasi Axis dalam menggunakan Oracle ECM secara proaktif mencari solusi untuk mengurangi penggunaan kertas.

iForce Consulting sebagai mitra Oracle mengekseskusi pengimplementasian platform Oracle ECM di lingkungan Axis. “Teknologi manajemen konten Oracle melengkapi kami dengan alat yang tepat untuk memastikan bahwa Axis dapat menjalankan proses bisnis yang efisien dan cepat,” jelas Elyna Sutanto, Direktur iForce Consulting Indonesia.

Khan mengatakan Axis berhasil mengurangi biaya operasional lebih dari 50% setelah mengimplementasikan paltform Oracle ECM. “Proses adopsi di lingkungan Axis membutuhkan waktu beberapa bulan saja,” ungkapnya.

Solusi ini membantu menekan biaya, mengotomatisasi proses, mengatasi kekurangan sumber daya, penggunaan konten bersama secara efisien, meminimalisir dokumen yang hilang, serta mengelola risiko dengan lebih baik.

Untuk membantu mengurangi risiko keamanan dan melakukan pengawasan terhadap siklus konten, Oracle ECM memberikan organisasi kemampuan untuk mengendalikan akses terhadap konten, memelihara catatan audit, dan mengotomatisasi disposisi konten berdasarkan kebijakan yang konsisten.

Selain itu, salah satu aspek kunci platform ini adalah penggunaan bersama dan kolaborasi konten yang memungkinkan konten tersebut diberikan kepada pihak yang tepat, di waktu yang tepat dengan menggunakan alat dan format yang tepat.



Lanjut ah...

Gerai Telkom Hadir di Carrefour

TELKOM serentak membuka 23 lokasi outlet penjualan produk Telkom Group di 23 lokasi Carrefour di tujuh kota besar di Indonesia. Pembukaan gerai Telkom Group di jaringan hipermarket Carrefour tersebut akan memudahkan masyarakat memperoleh informasi maupun membeli berbagai produk Telkom Group, seperti Flexi, Speedy dan Yes TV.

"Dari sekitar 80 lokasi store Carrefour di seluruh Indonesia, pada tahap awal ini, kami telah mempersiapkan kehadiran gerai Telkom di 23 lokasi store Carrefour sebagai outlet penjualan yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia dalam keterangan resminya, Senin (29/3).

Ke-23 lokasi outlet Carrefour tersebut tersebar di tujuh kota besar yang meliputi Medan, Jabotabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar. Dalam waktu dekat, outlet sejenis juga akan dibuka di kota-kota dan lokasi store Carrefour yang lain.

Dengan dibukanya outlet tersebut, kata Eddy, sejak saat ini, gerai Carrefour telah dapat melayani registrasi pemasangan dan penjualan tiga produk utama Telkom Group, yaitu layanan internet Speedy, TV satelit berbayar YesTV, dan Flexi. Untuk produk Flexi, di gerai ini tersedia penjualan voucher elektronik Flexi.

“Dalam waktu dekat juga kami akan melayani penjualan produk handset bundling Flexi, seperti Flexi Chatting,” kata Eddy.

Gerai Telkom di Carrefour itu terletak di sekitar area Appliances, yang menjual berbagai produk elektronik, seperti televisi, audio, peralatan rumah tangga, PC/notebook dan alat-alat elektronik yang lain. Di beberapa lokasi, gerai tersebut bahkan dilengkapi dengan akses internet nirkabel (WiFi) yang memungkinkan para pengunjung mencoba akses internet pita lebar Speedy dengan menggunakan PC/notebook yang dipajang Carrefour di area itu atau melalui perangkat lain yang dibawa pengunjung.

Dalam waktu dekat Telkom juga akan menambah saluran penjualan baru, seperti melalui supermarket dan minimarket guna memberikan kemudahan kepada masyarakat yang memerlukan produk-produk utama TelkomGroup.


Lanjut ah...

Dell Roadshow PC Gaming

DELL ingin segera merengkuh pasar komputer (PC) di Indonesia. Setelah menjadi raja PC di Tanah Air, khususnya di segmen korporasi, vendor PC dari Amerika Serikat (AS) ini mulai menggarap segmen retail (consumer). Setelah itu, Dell gencar mempromosikan lini PC yang khusus game di Indonesia, yakni seri Alienware.

Regional Managing Director Consumer Business Dell Asean Andreas Diantoro mengatakan, negeri berpenduduk 220 juta lebih ini telah ditunjuk menjadi negara pertama di Asean yang disambangi road show Alienware Mobile Bus.

“Melalui Alienware Mobile Bus ini, kami ingin meningkatkan awareness pasar terhadap jajaran PC gaming Dell,” kata Andreas Diantoro di sela peluncuran Alienware Mobile Bus di Jakarta, Senin (29/3).

Terkait pengembangan pasar consumer, Dell akan memperluas jangkauan dan layanan langsung ke 222 kota di Indonesia. Layanan consumer yang selama ini terlambat di infrastruktur diharapkan dapat segera diperbaiki.

Selain mengincar peningkatan dari segmen consumer, Dell juga tetap berorientasi pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM). Vendor PC tiga besar dunia ini juga menambah jajaran portofolionya melalui layanan konsultasi dan virtualisasi.

Sedangkan mengenai Alienware Mobile Bus, Dell menyediakan deretan portofolio gaming berkinerja tinggi Alienware, seperti Area 51 dan laptop ultraportable berlayar 11 inci, M11x. Andreas mengatakan, bus berwarna gelap ini baru diluncurkan di Indonesia sebelum menyinggahi negara-negara Asean lainnya.

Dell akan melakukan tur ke beberapa sekolah, universitas, dan pusat perbelanjaan di Jakarta dan Bandung mulai April hingga Juli 2010. “Dengan Alienware Mobile Bus, kami ingin pengguna mencoba pengalaman teknologi gaming terbaru dengan performa tinggi, serta belajar cara baru untuk berbagi pengetahuan gaming mereka,” jelas Andreas.

Meskipun demikian, Dell belum menemukan kuantitas baku dalam memetakan pasar PC khusus game di Indonesia. “Kami membagi segmen gamer menjadi enthusiast gamer (80%) dan hardcore gamer (20%),” kata Andreas.

Selain itu, dia melihat banyaknya warnet yang mulai beralih menjadi wahana game online sebagai indikasi perkembangan pasar komputer khusus game di Indonesia. Dell melalui Alienware sudah menyediakan jajaran PC Alienware untuk menyasar semua segmen.

Global Product Marketing Director untuk Alienware Dell Bryan de Zayas mengatakan, produk-produk khusus game akan ditingkatkan dalam segi kemampuan dan spesifikasi. “Kami juga akan meluncurkan aksesoris hingga monitor 3D untuk mendukung interaksi para gamer,” ungkapnya.

Andreas mengatakan, Dell akan meningkatkan kemampuan teknologi PC game Alienware pada akhir 2010. Sedangkan, produk-produk aksesoris dan monitor gaming 3D akan diluncurkan di Indonesia pada pertengahan tahun ini.

Dengan masuknya lini PC Alienware, Dell memperlihatkan pergerakan agresif dalam melakukan penetrasi di segmen consumer. Saat ini, Dell masih duduk sebagai vendor terbesar keempat untuk segmen PC consumer di Indonesia.

Secara global, Dell mengalami peningkatan pendapatan bersih 11% serta peningkatan dalam pengapalan produk hingga 16% pada kuartal keempat 2009. Sedangkan, pencapaian Dell Indonesia dari sisi operating income mengalami kenaikan 58%.

Lanjut ah...

Soal Perang SMS Gratis, BRTI Jangan Lepas Tangan

REGULATOR enggan menindak tegas para operator yang melanggar kesepakatan peniadaan promo pesan singkat (SMS) lintas operator gratis. Regulator dinilai lepas tangan, tapi BRTI mengaku punya cara tersendiri untuk menindak operator.

Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi tak menjelaskan cara tersendiri yang dia maksudkan. Padahal, perang promo SMS gratis lintas operator telah berlangsung, ditabuh tiga operator besar yang incumbent.

“Sebagai regulator, kami punya strategi untuk menindak operator yang melanggar aturan,” jelas Heru Sutadi, akhir pekan lalu.

Strategi itu, menurut Heru, adalah dengan tidak mengabulkan permohonan izinnya. “Kalau ada operator pelanggar kesepakatan yang ingin mengajukan izin kepada regulator, bisa saja izinnya tidak kami kabulkan,” tegas Heru.

Perang SMS gratis lintas operator ini dikhawatirkan memperburuk kinerja industri telekomunikasi nasional, setelah pada 2008 terpuruk akibat perang tarif. Bukan tidak mungkin perang SMS promo ini akan mempercepat operator yang kecil-kecil tutup.

Sejak tahun lalu, operator telekomunikasi sepakat mengenai biaya interkoneksi untuk layanan SMS lintas operator. Yakni, menggunakan sistem sender keep all (SKA). Artinya tidak ada biaya apa-apa untuk pengiriman SMS lintas operator. Alasannya adalah karena pengiriman SMS biasanya timbal-balik atau balas-balasan. Dengan demikian, jumlah SMS yang dikirim pelanggan operator A ke pelanggan operator B adalah sama.

Namun, dalam perjalanannya, model SKA itu dimanfaatkan operator untuk mempromosikan layanannya dengan menjual SMS gratis lintas operator. “Ini jelas mengganggu infrastruktur jaringan kami. Dan, kami seolah-olah menyubsidi promosi yang digelar operator lain,” kata Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno beberapa waktu lalu.

Telkomsel protes sehingga dilakukan pertemuan di antara anggota Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI). Pada 13 Februari 2010, para operator anggota ATSI kembali bersepakat. Intinya, operator tak akan menggelar promo SMS gratis lintas operator. “Namun, ternyata masih ada operator yang menggelar promo SMS gratis lintas operator itu. Dan, regulator diam saja. Oleh karena itu, kami terpaksa harus menggelar promo SMS gratis lintas operator pula,” kata Sarwoto.

Menurut Sarwoto, promo SMS gratis yang digelar Telkomsel bukan untuk melanggar kesepakatan ATSI, melainkan karena kesepakatan ATSI tidak diindahkan operator lain dan regulator. “Kami meluncurkan promo SMS gratis demi merespons apa yang terjadi di pasar,” kata Sarwoto.

Menurut Heru, setelah terjadi kesepakatan antaroperator pada medio Februari 2010, beberapa operator melanggar kesepakatan itu. Operator yang melanggar itu adalah Indosat, XL Axiata, dan Hutchison (operator 3). Bahkan, Telkomsel yang semula menentang ikut-ikutan menggelar promo SMS gratis lintas operator.

Penawaran SMS gratis lintas operator ini masih menjadi pemikat operator untuk menghimpun konsumen. Namun, hal ini berakibat pada beban jaringan operator yang menerima SMS. Karena itu, Heru mengatakan, BRTI tetap mengacu pada kesepakatan yang dibuat pada 12 Februari 2010. “Kesepakatan yang dilanggar justru akan merugikan industri telekomunikasi,” kata dia.

Gencarnya promo terlarang ini sempat membuat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memanggil BRTI dan perwakilan operator. “Tapi, KPPU masih belum mengeluarkan pendapat resmi soal ini,” kata Heru.

BRTI Lepas Tangan

Sementara itu, Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala menyayangkan sikap BRTI yang terkesan lepas tangan terhadap pelanggaran kesepakatan tersebut. “Sebagai pengawas dan pembina industri telekomunikasi, BRTI tidak menjalankan tugasnya menyikapi perang SMS gratis lintas operator,” kata dia.

Sesuai dengan Keputusan Menteri No 31 dan 67 tahun 2003, BRTI memiliki fungsi dan wewenang untuk mengatur, mengawasi, dan mengendalikan penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang dilakukan operator. Kamilov mengatakan, sikap BRTI yang membiarkan pelanggaran tanpa tindakan akan memperburuk citra regulator tersebut di mata para pelaku usaha.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia Telecommunications Users Group (Idtug) Nurul Yakin Setyabudi tidak mempermasalahkan promo SMS lintas operator gratis. Sebab masyarakat yang menggunakan jasa telekomunikasi selular mulai beralih menjadi pengguna data.

Layanan data cukup terdongkrak oleh penjualan ponsel-ponsel yang menawarkan akses dan fitur pesan instan. “Lagipula, rata-rata konsumen tidak mengirim SMS sampai beratus-ratus per hari, seperti spammer,” ujar dia.

SMS off-net gratis, kata Nurul, hanya dijadikan compliment atau gimmick promosi, serta bersifat sementara. Idtug justru mempermasalahkan promo tarif suara yang tidak transparan dan membingungkan konsumen.


Lanjut ah...

Axis Tawarkan Gratis 10 Ribu SMS

PT NATRINDO Telepon Seluler (NTS) memperkenalkan promo SMS dan data yang memungkinkan pelanggan baru menikmati langsung gratis 10 ribu SMS ke semua operator di Indonesia dan gratis akses internet sebanyak 10 MB sepanjang waktu setiap hari. Program promosi terbaru ini berlaku mulai 28 Maret 2010.

General Manager Marketing Akuisisi PT NTS Edwin Cheah mengatakan, program promosi terbaru ini membuktikan komitmen AXIS untuk terus mencari cara guna memberi lebih kepada pelanggannya. Melalui program promosi ini, operator Axis ingin menunjukkan pada pelanggan bahwa penawarannya akan tetap kompetitif di pasar dan para pelanggan akan selalu mendapat produk dan layanan yang memberikan nilai tambah dari Axis.

“Program promosi SMS dan data yang kami tawarkan ini tanpa batasan waktu dan syarat dan ketentuan yang rumit dalam program promosi ini,” kata dia di Jakarta, Senin (29/3).

Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun beroperasi, Axis telah secara agresif mengembangkan layanannya ke lebih dari 350 kota di seluruh Indonesia, meliputi semua area di Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok, dan dalam waktu dekat di Kalimantan dan Sulawesi. Jaringan dan infrastruktur Axis dibangun dengan tekonologi selular terkini, yang kapasitasnya baru pada tahap awal dan masih akan lama untuk menjadi penuh.

“Kami percaya bahwa kami memiliki jaringan dan infrastruktur yang sangat baik dan dapat mendukung penyediaan layanan berkualitas bagi pelanggan kami,” kata Edwin.

Untuk dapat menikmati program promosi ini, pelanggan hanya perlu mengaktifkan kartu perdana Axis dan akan langsung dapat menikmati gratis 10 ribu SMS setiap harinya ke semua operator setelah pemakaian telepon atau SMS sebanyak Rp 500. Sedangkan gratis akses internet sebesar 10 MB per hari bisa dinikmati setelah pemakaian Rp 1.000 akses internet.

Lebih dari itu, lanjut dia, pelanggan lama Axis juga dapat menikmati penawaran 10 ribu SMS dan 10 MB data per hari dengan mengakses *123#.


Lanjut ah...

Senin, 29 Maret 2010

Promo Operator Seluler Mengecoh Konsumen

PROMO tarif jasa telekomunikasi murah membanjiri konsumen dengan berbagai skema. Sayangnya, informasi yang disampaikan operator melalui media cenderung tidak transparan dan berbelit-belit.

“Dari data temuan kami, klaim-klaim tarif murah operator tidak sesuai dengan yang diinformasikan ke masyarakat,” kata Sekjen Indonesia Telecommunications Users Group (Idtug) Muhammad Jumadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/3).

Idtug mencatat tiga operator besar masih gencar menawarkan pola tarif suara ‘murah’ hingga 10 jenis program. “Bahkan, ada operator yang berani menyebutkan perbandingan programnya dengan kompetitor. Promo seperti ini jelas tidak etis,” kata Ketua Umum Idtug Nurul Yakin Setyabudi.

Survei Idtug menunjukkan rata-rata pelanggan memanfaatkan layanan suara selama kurang lebih tiga menit. Sedangkan operator menerapkan pola tarif berdasarkan tujuan komunikasi (on-net dan off-net) dan waktu bicara (pagi dan malam hari).

Ada juga operator telekomunikasi, lanjut dia, yang menawarkan program tarif Rp 0,01 sepuasnya ternyata membatasi pemakaian hingga 30 menit dengan alasan melindungi jaringan. “Promosi tersebut terbukti tidak diikuti kesiapan jaringan dan infrastruktur untuk mendukung kualitas layanan (QoS),” kata Nurul.

Menanggapi banyaknya promo operator yang membingungkan, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia tetap berpegang pada regulasi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 9/2008.

“Permen Kominfo No 9/2008 tersebut memberikan keleluasaan operator untuk berpromosi serta melakukan diversifikasi produk atau jasanya,” kata Heru Sutadi, anggota komite BRTI.

Namun, BRTI meminta operator menentukan tarif secara komprehensif sehingga tidak merugikan konsumen. “Jangan sampai operator hanya blow up harga promo, tapi tarif aslinya disembunyikan,” tegas Heru.

Dia mengimbau publik untuk tidak terkecoh oleh beragam jenis promo yang dilempar operator melalui iklan. Operator juga diminta untuk memberikan informasi yang akurat dalam beriklan di media.

“Operator juga harus memperhatikan kemampuan jaringannya sebelum menjual jasanya. Kalau ngga bisa sediakan jaringan, jangan jualan,” tandas Heru.



Lanjut ah...

Izin Konsorsium BWA Terancam Dicabut

KEMENKOMINFO kembali memperingatkan dua pemenang lisensi BWA, PT Contronics Systems (CS) dan PT Wireless Telecom Universal (WTU), karena belum melunasi kewajibannya. Sementara itu, pemenang lisensi BWA lain, PT Internux, masih diverifikasi.

Selain itu, Kemenkominfo juga menegaskan kometmennya untuk membersihkan kanal frekuensi yang akan digunakan pemenang lisensi BWA ini. Yakni, pada frekuensi 2360-2390 MHz. Perintah pembersihan kanal itu diberikan Direktur Pengelolaan Spektrum Radio Tulus Rahardjo kepada Balai Monitoring di seluruh Tanah Air pada 23 Maret 2010.

Demikian ditegaskan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Gatot S Dewa Broto di Jakarta, akhir pekan lalu.

Gatot menjelaskan, kedua pemenang lisensi broadband wireless access (BWA) itu, PT CS dan PT WTU, adalah pemenang lisensi BWA yang membentuk konsorsium. PT CS adalah konsorsium PT CS dan PT Adiwarta Perdania, sedangkan konsorsium PT WTU beranggotakan beberapa perusahaan penyedia jasa internet anggota Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII).

Kedua perusahaan ini mangkir atas kewajibannya membayar biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi dan up front fee hingga batas waktu 26 Maret 2010. Ini peringatan ketiga setelah peringan pertama dan kedua diberikan pada 26 Januari dan 26 Februari 2010. Namun, Kemenkominfo masih memberikan kesempatan kepada keduanya untuk melunasi kewajibannya hingga 26 April 2010.

"Seandainya pada 26 April 2010, keduanya kembali tidak bisa memenuhi kewajibannya, Kemenkominfo memiliki kewenangan penuh untuk mencabut penetapan pemenang pada blok frekuensi di zona yang dimenangkan. Ini artinya, hak kedua konsorsium sebagai pemenang lisensi BWA seleksi sebagaimana ditetapkan di dalam Keputusan Mentkominfo dibatalkan, termasuk izin prinsip penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet switched dicabut," tegas Gatot.

Namun, lanjut Gatot, sebelum mengambil tindakan tegas, Kemenkominfo akan memverifikasi dan mengecek ulang untuk mengetahui secara pasti ada atau tidaknya pelanggaran. Proses verifikasi ini juga masih dilakukan pada PT Internux yang gagal menuhi kewajibannya hingga batas terakhir 22 Februari 2010.

"Kami akan tegas agar tidak menimbulkan preseden buruk yang mudah diikuti oleh wajib pembayar PNBP lainnya. Tindakan tegas merupakan wujud pelaksanaan equal treatment bagi yang sungguh-sungguh sudah memenuhi kewajiban pembayarannya tepat waktu," ujarnya.


Pembersihan Kanal

Setelah empat bulan pengumuman pemenang lisensi BWA, Kemenkominfo baru mulai membersihkan frekuensi yang diperuntukkan bagi lisensi BWA. Instruksi pembersihan itu telah diberikan ke Direktur Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio Tulus Rahardjo pada 23 Maret 2010 dengan mengirimkan surat kepada seluruh Kepala Balai Monitoring dan Kepala Loka Monitoring Frekuensi Radio Ditjen Postel di seluruh Indonesia.

Surat itu, kata Gatot, berisi perintah untuk mengobservasi dan memonitoring penggunaan frekuensi radio pada pita frekuensi radio 2360 - 2390 MHz di wilayah kewenangan masing-masing. Jika terdapat pelanggaran, Kepala Balai Monitoring dan juga Kepala Loka Monitoring Frekuensi Radio diberi kewenangan untuk langsung menertibkannya dalam rangka penegakan hukum.

"Perintah penertiban ini memang dilakukan untuk merespons keluhan sejumlah pihak yang muncul di beberapa media massa, khususnya pemenang seleksi penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet switched yang menggunakan pita frekuensi radio 2.3 GHz untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel," kata Gatot.

Kemenkominfo mengatakui, terdapat sejumlah pengguna pada kanal yang akan diperuntukkan bagi BWA itu. Para pengguna eksisting microwave link itu diberi jangka waktu sampai 19 Januari 2009. Penggunanya antara lain instansi pemerintah dan perusahaan, yakni di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Balikpapan, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Timur.

"Selama jangka waktu tersebut, pemenang dapat menggelar jaringannya dengan menghindari lokasi microwave link eksisting agar tidak terjadi interferensi," ujar dia. Meski demikian, Kemenkominfo tetap akan mengintensifkan penertiban.


Lanjut ah...

2010, Belanja TI UKM Rp 11,6 Triliun

BELANJA teknologi informasi (TI) kalangan usaha kecil menegah (UKM) dan Koperasi tahun ini diperkirakan mencapai Rp 11,6 triliun. Pada 2014, belanja TI UKM diperkirakan naik menjadi Rp 18,6 triliun atau tumbuh 60,3%.

"Belanja TI dari kalangan UKM dan Koperasi empat tahun ke depan akan melonjak dari yang diproyeksikan tahun ini Rp11,6 triliun," kata Executive General Manager Divisi Business Service Telkom Slamet Riyadi, dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (28/3).

Dia mengatakan, prospek bisnis UKM sangat cerah, jika semakin banyak UKM yang mengimplementasikan solusi TI dengan tepat. “Dengan solusi yang ditawarkan Telkom, kami perkirakan nilai bisnis TI dari kalangan UKM dan koperasi tahun depan bisa tumbuh 10,9% menjadi Rp 12,87 triliun," ujar Slamet.

Komunitas UKM yang ‘melek’ TI sedang tumbuh. Perusahaan ini membutuhkan solusi serta mobilitas untuk menunjang kelancaran bisnis. Pasar ini belum ada yang digarap secara serius oleh pemain lokal. “Telkom sebagai operator kelas dunia ingin melayani segmen ini melalui divisi DBS. Tidak hanya untuk memberikan solusi TI, tetapi kami ingin membantu masyarakat memberdayakan ekonominya," jelas Slamet.

Telkom membentuk DBS, khusus untuk melayani pelanggan bisnis yang sebagian besar merupakan segmen pengusaha UKM. Pada segmen ini, Telkom menawarkan beragam solusi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bisnis melalui penerapan TI yang tepat, sehingga TI bisa menjadi bisnis enabler.

"Beberapa aplikasi cloud computing berbasis platform as a services (PAAS) sudah disiapkan Telkom, di antaranya e-UKM, aplikasi untuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat), aplikasi untuk pengelolaan koperasi, aplikasi pendidikan, dan lainnya," kata dia.

Berdasarkan catatan dari situs Kementerian Koperasi, hingga Juni 2009, koperasi di Indonesia telah berjumlah 166.155 unit. Permodalan koperasi aktif yang terdiri atas modal sendiri Rp 27,27 triliun dan modal luar Rp 36,25 triliun dengan nilai volume usaha Rp 55,26 triliun.

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu mencatat jumlah UKM di Indonesia sebanyak 520.220 unit. Pada 2010, jumlah UKM akan bertambah 600.000 pelaku UKM. Sedangkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan sejak Januari 2008-Januari 2010 sekitar Rp 17,541 triliun untuk 2,4 juta debitur.

Sektor tertinggi investasi yang dilakukan kalangan SME adalah pada bidang jasa (57%), perdagangan (20%), dan manufaktur (23%). SME ditengarai memiliki kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto nasional sebesar 54%.

Lanjut ah...

Jumat, 26 Maret 2010

Telkom Resmikan Plasa.com Jadi E-commerce

PT TELEKOMUNIKASI Indonesia Tbk (Telkom) meresmikan Plasa.com menjadi portal e-commerce dan agregasi konten. Telkom tidak berambisi meraih keuntungan dari bisnis online itu, tetapi Plasa.com diharapkan bisa memberi dukungan bagi pelaku bisnis Indonesia dalam mengembangkan usahanya.

Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengakui, bisnis e-commerce tak menjanjikan keuntungan secara bisnis. Namun, dari segi nilai (value) perusahaan ada ‘keuntungan’ yang besar.

“Facebook sampai hari ini masih merugi. Tapi value perusahaan amat tinggi. Itu terlihat dari nilai sahamnya. Baru-baru ini, Microsoft harus mengeluarkan dana miliar dolar AS untuk membeli beberapa persen saham Facebook,” kata Rinaldi di Jakarta, Kamis (25/3).

Plasa.com adalah portal online tertua dan terbesar di Indonesia yang diluncurkan pada 1998. Portal ini dikelola anak perusahaan Telkom, PT Metranet yang juga dikenal dengan Mojopia. Fokus usahanya adalah pada tiga layanan, e-commerce, konten, dan komunikasi.

“Ke depan, Plasa.com harus berkembang ke arah mobile sehingga tidak hanya bisa diakses lewat komputer (PC atau laptop), tapi juga handphone. Versi mobile-nya akan dihadirkan dalam waktu dekat,” kata dia.

Rinaldi mengatakan, saat ini banyak portal e-commerce asing yang bisa diakses di Tanah Air, tapi masyarakat membutuhkan portal e-commerce dengan kontel lokal. “Kami juga berharap Plasa.com ini bisa menjadi fasilitator bagi UKM (usaha kecil dan menengah) untuk memasarkan produknya,” kata dia.

Tidak ada target yang muluk buat layanan e-commerce ini, kecuali meraup sebanyak mungkin merchant dan jumlah transaksi pada tahun pertama. “Targetnya, dalam kurun waktu tiga tahun, Plasa.com bisa memajang satu juta item barang dari 1.000 merchant,” kata Rinaldi.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Metranet (Mojopia) Shinta Dhanuwardoyo mengatakan, pihaknya juga akan menggandeng UKM binaan Telkom yang berjumlah 32 ribu lebih di seluruh Indonesia. “Tapi masyarakat umum juga bisa masuk. Syaratnya Cuma KTP asli dan NPWP,” kata dia.

Sedangkan biaya transaksi dan pendaftaran, lanjut dia, pihaknya masih membebaskannya. Transaksi melalui Plasa.com saat ini bisa menggunakan kartu kredit BII atau dengan transfer langsung ke Mojopia. “Ke depan kami sedangkan kembangkan sistem pembayaran melalui T-Cash atau PayPal,” kata Shinta.



Lanjut ah...

Ponsel Imo Bidik Pasar Perdesaan

VENDOR ponsel lokal, Imo, membidik masyarakat perdesaan dan pinggiran kota-kota besar dengan menghadirkan handphone di bawah Rp 500 ribu yang bisa mengakses dunia maya. Vendor ponsel lokal ini ingin menjaring masyarakat bawah yang ingin beraktivitas di situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Tweeter.
“Market akan kami kembangkan tidak hanya di kota-kota besar , tetapi bergeser ke daerah pinggiran dan perdesaan,” kata Presiden Direktur PT Konten Indomedia Pratama (KIP) Sarwo Wargono Wiguno di Jakarta, Kamis (25/3). PT KIP adalah produsen ponsel Imo.
Dia menilai, pasar di luar kota besar cukup menjanjikan. Mereka umumnya tidak brand minded, dan cenderung memilih produk berfitur menarik dengan harga terjangkau. Sedangkan orang kota lebih memilih produk ponsel bermerek terkenal ketimbang produk lokal. Padahal, merek lokal kualitasnya tak kalah dengan ponsel ternama.
“Umumnya konsumen ponsel di daerah perkotaan lebih brand minded. Mereka gengsinya tinggi jika memakai barang merek lokal,” Sarwo.
Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Telkomsel untuk menghadirkan paket bundling ponsel Imo B199 dengan harga Rp 450 ribu. Dengan paket bundling itu, lanjut dia, pelanggan bisa memanfaatkan layanan jejaring sosial Facebook dan chatting sepuasnya dengan tarif Rp 1000/hari.
“Kami optimistis penjualan akan meningkat tahun ini hingga 50% dengan produk-produk low end dan fokus di rural area,” ujarnya.
Untuk menjaga kepuasan pelanggan, pihaknya mengembangkan layanan purna jual. Caranya adalah membangun 12 service center di beberapa kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Tanggerang, dan kota lainnya.
Imo menargetkan akhir tahun ini service center-nya akan berjumlah 20. “Bulan depan, kami akan buka di Makassar dan Manado,” kata dia.
Dia mengklaim, layanan service center yang disiapkan IMO berbeda dengan vendor ponsel lokal lainnya. Sebab, service center itu berdiri secara independen untuk melayani produk IMO saja.
“Kami bertanggungjawab penuh, ponsel-ponsel yang diserahkan untuk perbaikan tidak akan dipindahkan ke tempat lain,” kata dia.

Lanjut ah...

Indosat Gandeng Indonesian Idol

INDOSAT meluncurkan kartu perdana edisi spesial, yakni IM3-Indonesian Idol. Kartu perdana baru ini diharapkan bisa menggenjot pertumbuhan pelanggan. Indosat selama ini menyasar segmen anak muda.

Chief Marketing Officer Indosat Guntur Siboro mengatakan, pada tahun ini, Indosat menargetkan pelanggannya bertambah sebanyak 10%. Pada tahun lalu, akibat pembersihan pelanggan yang tidak aktif, jumlah pelanggan Indosat turun hampir 10%, yakni dari 36,5 juta menjadi 33,1 juta pelanggan.

"Tahun ini, kami akan genjot sehingga jumlah pelanggan naik lebih dari 10%," kata Guntur Siboro di Jakarta, seperti dikutip dari Vivanews.com, Kamis (25/3).

Sementara itu, lanjut dia, perseroan menargetkan pertumbuhan layanan voice juga tumbuh, meski di bawah 10%. Sedangkan layanan data diharapkan tumbuh 20% pada tahun ini.

Chief Sales Officer Indosat Syakieb Sungkar mengatakan, peluncuran kartu perdana baru, IM3-Indonesian Idol diharapkan bisa mendongkrak jumlah pelanggan Indosat. Paling tidak, kerja sama dengan Indonesia Idol dapat meningkatkan branding IM3.

“Penguatan branding ini akan berlaku selama delapan bulan ke depan,” kata dia.

Syakieb mengakui, layanan baru Indosat ini berbiaya lebih mahal dari produk sebelumnya. Namun, produk ini diharapkan cukup efektif. Kartu perdana edisi spesial IM3 - Indonesian Idol memberi akses data dengan tarif Rp 9.000 untuk kuota sebesar 10 MB serta mendapat bonus 1.500 SMS. Pelanggan juga mendapat konten eksklusif dari Indonesian Idol berupa I-ring dan wallpaper dan biaya menelepon sebesar Rp 0,1/detik.




Lanjut ah...

Esia dan Huawei Kembangkan Uber Esia

PT BAKRIE Telecom Tbk memberikan 500 Hape Esia gratis sebagai donasi PT Huawei Tech Investment kepada masyarakat Tangerang, Banten. Ini sebagai upaya pengembangan Uber Esia (Usaha Bersama Esia) untuk masyarakat pinggiran kota.
Direktur Utama Bakrie Telecom Anindya N Bakrie mengatakan, Uber Esia merupakan program kolaborasi Bakrie Telecom, Grameen Foundation dan Qualcomm Inc. Tujuannya untuk memberi tambahan penghasilan bagi masyarakat pinggiran dengan menyediakan sarana telekomunikasi sebagai modal usaha kecil mereka di bidang telekomunikasi.
“Jenis usaha yang dilakukan adalah wartel dan isi ulang elektronik. Masyarakat menjalankan usaha itu mendapat dukungan dan bimbingan dari PT RUMA (Rekan Usaha Mikro Anda),“ kata Anindya di Tangerang, Kamis (25/3).
PT RUMA merupakan social entreprise Indonesia yang ditunjuk Grameen Foundation. Model bisnis ini diharapkan menjadi terobosan untuk menciptakan kesempatan usaha bagi masyarakat berpendapatan terbatas namun sekaligus memberikan ruang pertumbuhan bagi perusahaan berupa perluasan segmen pelanggan.
“Sejak kami memulai upaya ini dari tahap percobaan hingga perkenalannya secara resmi pada Oktober 2009, perkembangan jumlah peminatnya luar biasa. Jumlahnya tumbuh dari 130 hingga 1.600 VPO (Village Phone Operator) dan melayani lebih dari 100 ribu pelanggan dalam waktu hanya enam bulan dan tersebar di wilayah Bekasi, Tanggerang dan Serang,“ ujar Anindya saat penyerahan 500 Hape Esia di Desa Rancamalang, Kelurahan Pegedangan, Tanggerang, Banten.
Dengan tambahan pendapatan rata-rata sebesar Rp 100–300 ribu per bulan, Anindya yakin, model bisnis ini mampu berkontribusi positif bagi penciptaan kemandirian usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah pinggiran kota.
Keseluruhan produk yang ditawarkan VPO menggunakan hape murah Esia. Hape Esia ini didapatkan melalui skema pembiayaan mikro yang menguntungkan. “Skema ini membuka kesempatan untuk mendapatkan hape Esia dengan harga sangat terjangkau,“ jelas dia.
Menurut data PT RUMA yang dikutip dari Bank Dunia, 75% dari masyarakat Indonesia atau 180 juta orang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka hidup dengan penghasilan di bawah US$ 2,5 atau Rp 22.500 per hari. Sekitar 63% di antaranya hidup dengan menggantungkan diri pada sektor informal.

Lanjut ah...

ATSI dan Pemkab Lombok Tata Menara

ASOSIASI Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memberdayakan menara telekomunikasi. Sebuah kerja sama yang seharusnya diterapkan di berbagai daerah di Tanah Air.

Pemkab Lombok Barat mengakomodasi kebutuhan pembangunan menara baru, dan memfasilitasi pengurusan perizinan, termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Hinder Ordonantie (HO) atau gangguan telekomunikasi melalui pelayanan terpadu satu pintu. Masyarakat sekitar lokasi menara pun diasuransikan.

Ketua Umum ATSI Sarwoto Atmosutarno dan Bupati Lombok Barat Zaini Arony menandatangani perjanjian kerja sama itu di Gerung, Lombok Barat, Kamis (25/3).

ATSI, kata Sarwoto, menyambut baik Peraturan Daerah (Perda) yang dikeluarkan Pemkab Lombok Barat No 15/2009 tentang Penyelenggaraan Perhubungan, Pos dan Telekomunikasi. Dalam pasal 106 dan 120 disebutkan, Pemda mewajibkan operator atau pihak ketiga (penyedia menara) yang ingin mendirikan menara untuk memiliki IMB, Izin HO atau gangguan telekomunikasi, serta mengasuransikan masyarakat di sekitar lokasi menara.

Meski demikian, lanjut Sarwoto yang juga Dirut Telkomsel itu, ATSI berharap aturan tersebut tidak menjadi beban tambahan bagi penyelenggara dan operator dalam menyediakan layanan telekomunikasi. Selama ini, untuk mengurus izin pembangunan satu menara harus melalui 220 tanda tangan. Hal ini jelas telah memberatkan operator.

"Kami sedang mencari model policy yang efektif (mengenai menara ini)," kata Sarwoto.

Kerja sama ATSI dan Pemkab Lombok Barat ini merupakan kerja sama kedua, setelah kerja sama serupa dengan Pemerintah Provinsi Yogyakarta pada tahun lalu. Kerja sama ini sekaligus diharapkan menjadi koreksi atas kasus perobohan menara yang terjadi di Kabupaten Badung, Bali.

Sarwoto menyebutkan, sejumlah pemda mulai berancang-ancang menambah beban biaya retribusi dan pajak telekomunikasi. Ini mengacu pada UU No 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Salah satu pemda yang mulai menyosialisasikan aturan itu adalah Pemkab Lombok Barat.

Dalam Perda Lombok Barat No. 15/2009, pemda akan membebankan sejumlah retribusi pada pembangunan menara telekomunikasi, yaitu Dana Alokasi Umum, Retribusi IMB berdasarkan ketinggian, retribusi izin penggalian kabel per meter, retribusi gangguan telekomunikasi, retribusi pengawasan dan pengendalian menara telekomunikasi sebesar 2% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) per tahun. Operator telekomunikasi juga akan dikenai retribusi izin kantor cabang dan loket pelayanan operator, serta retribusi penerbitan surat-surat rekomendasi di bidang komunikasi dan informatika.

Atas nama ATSI, Sarwoto mengatakan, operator telekomunikasi menghargai keterbukaan Pemkab Lombok Barat mengenai retribusi yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerahnya. Meski demikian, operator telekomunikai jelas keberatan dengan banyaknya retribusi itu. "Kami akan menghitung kembali biaya-biaya retribusi yang dibebankan kepada operator itu, terutama kaitannya dengan beban retribusi tambahan tersebut kepada pelanggan berupa kenaikan tarif," kata Sarwoto.

Butuh 125 Menara

Sementara itu, Bupati Lombok Barat Zaini Arony mengatakan, pihaknya mendukung ATSI untuk mengoptimalkan pemanfaatan menara telekomunikasi yang telah berdiri (existing tower). Hal itu untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi.

“Wilayah Lombok Barat saat ini membutuhkan sekitar 125 menara. Sedangkan, menara yang ada baru 85 menara,” kata dia.

Selain itu, lajut Zaini, Pemkab Lombok Barat membutuhkan cellular planning yang matang untuk penatakelolaan infrastruktur telekomunikasi. "Secara empiris, penatakelolaan ini dapat menguntungkan kedua belah pihak," tegas Zaini.

Pemkab Lombok Barat menggandeng PT Devan Telemedia dalam membuat celluler planning ini, berupa zona-zona baru yang masih belum dijangkau operator atau blank spots. "Kami ingin keberadaan menara memperhatikan efisiensi dan efektifitas yang terwujud dalam pembangunan menara bersama," kata Zaini.

Direktur PT Devan Telemedia S Assery mengatakan, pihaknya hanya akan menata site plan menara telekomunikasi operator, bukan sebagai penyedia atau kontraktor pembangunan menara. "Kami akan berusaha mempertahankan menara existing. Site plan yang baru diusahakan untuk menutup blank spot di daerah-daerah lain. Kami tidak menunjuk kontraktornya, tapi akan diserahkan secara terbuka kepada yang mengajukan," katanya.


Lanjut ah...

Kamis, 25 Maret 2010

Lintasarta Bangun Daerah Lewat Internet

KEBERHASILAN PT Aplikanusa Lintasarta memenangi tender USO Internet Kecamatan akan dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan perekonomian daerah. Lintasarta berupaya meningkatkan kualitas layanan, bermitra dengan UKM atau koperasi, serta meningkatkan pengetahuan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) lokal di bidang ICT.

“Bagi Lintasarta kemenangan ini patut dibanggakan dan merupakan kesempatan besar untuk meningkatkan brand awareness publik terhadap produk dan layanan yang dimiliki Lintasarta, yang kini telah memiliki berbagai macam layanan Value Added Services (VAS),” kata Direktur Utama PT Aplikanusa Lintasarta Noor SDK Devi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (24/3).

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengumumkan, Lintasarta memenangi tender USO internet Kecamatan untuk Paket 7 (Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur), Paket 8 (Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur), dan Paket 9 (Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua).

Program yang dikenal dengan penyelenggara jasa internet (PJI) Kecamatan atau Desa Pintar ini merupakan rangkaian dari program Universal Service Obligation (USO) yang digelar oleh pemerintah. Perusahaan lain yang terlibat dalam program ini adalah Telkom, Jastrindo Dinamika dan Sarana Insan Muda Selaras.

Selain mempersiapkan jaringan internet, sambung Devi, Lintasarta juga berencana mengembangkan konten aplikasi yang berguna bagi kemajuan desa.

“Kami akan terus melakukan inovasi-inovasi, program ini merupakan langkah awal pembuktian komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” katanya.


Lanjut ah...

HT Mobile Jual 70 Ribu Ponsel

PT SINAR Jaya Sukses Mandiri, vendor ponsel lokal dengan merek dagang HT Mobile, mengklaim mampu menjual 70.000 unit ponsel dalam roadshow di enam kota selama 20 hari. Enam kota tersebut yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, dan Semarang.

"Roadshow merupakan bagian langkah HT Mobile membuktikan eksistensinya di industri telekomunikasi Indonesia, terutama di segmen handphone merek lokal," kata General Manager HT Mobile Nuramin di Jakarta, belum lama ini.

Berdasarkan data dari lembaga riset GfK per Januari 2010, HT Mobile berhasil menduduki peringkat ke-6 secara total market, dengan market share sebesar 2%. Untuk merek lokal, HT Mobile menduduki peringkat ke-2 dengan market share 11% di industri ponsel lokal.

Upaya ini, menurut Amin, tidak lepas dari kesuksesan promo, publikasi dan road show yang selama ini dilakukan. Sebelumnya, HT mengklaim telah sukses melakukan roadshow di sembilan kota hanya dalam waktu 20 hari pada Februari lalu. Roadshow yang digelar guna memperkenalkan tiga produk terbaru dari HT Mobile yakni G19, G11 dan G33 ini cukup membuat HT Mobile dikenal oleh masyarakat Indonesia.

"Masyarakat antusias dengan produk-produk HT Mobile. Buktinya konsumen rela datang dan mengantri sebelum even dimulai. Bahkan untuk produk G33 Series yang seharusnya ditawarkan dengan harga lebih premium, ternyata responsnya tidak kalah dengan konsumen G11 dan G19," katanya.

Amin mengatakan, sesuai dengan tagline communicate with heart, HT mobile, yang telah berdiri selama satu tahun ini, berusaha menjalin hubungan komunikasi heart to heart dengan konsumennya. Dia menambahkan, manajemen HT Mobile sangat menyadari bawah layanan pura jual merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen HT Mobile sebagai investasi jangka panjang.

Untuk mewujudkan cita-cita ini HT Mobile sudah membuka 27 titik service center di 22 kota Nasional yang berada langsung di bawah manajemen HT Mobile. Service center didukung tenaga kerja yang secara terus menerus ditingkatkan, baik segi kemampuan maupun layanan ke pelanggan.

Ponsel Android

Nuramin menyatakan, HT Mobile akan meluncurkan ponsel Android dalam waktu dekat. Namun masih bisa belum dijelaskan secara detail mengenai spesifikasi ponsel berbasis Android yang diluncurkan. "Sekarang bukan lagi zaman perang harga, melainkan kualitas chipset yang dipakai,” ujarnya.

Dia menduga, ponsel Android yang akan diluncurkan mengunakan chipset yang cukup handal, dengan harga yang sebanding dengan kualitasnya.

"Bila hal ini benar-benar terjadi dalam waktu dekat, berarti pasar ponsel lokal berbasis Android akan semakin berkembang di Indonesia, setelah sebelumnya IMO juga mengeluarkan ponsel menggunakan OS Android," lanjut Nuramin.



Lanjut ah...

FlexiNet Diperluas ke Wilayah Timur

PT TELEKOMUNIKASI Indonesia Tbk (Telkom) divisi Flexi memperluas pasar internet di wilayah timur lewat bundling modem Olive dengan FlexiNet. Dari 100 ribu pelanggan FlexiNet di Jatim Bali Nusra, didominasi pelanggan Jatim dan Bali sebesar 65%, sisanya 35% tersebar di area Malang, Madiun dan Jember.

General Manager Commerce Telkom Flexi area Jatim Bali Nusra Suparwiyanto mengatakan, program bundling FlexiNet dan modem Olive direspons pasar dengan baik. Baru diluncurkan dua minggu, 30% kuota bundling yang disiapkan Telkom Flexi telah diserap pasar di Jawa Timur.

"Per hari ada sekitar 400 pelanggan baru program bundling FlexiNet-Olive di area Jatim. Respons yang bagus menunjukkan program ini sesuai dengan keinginan pasar," kata Suparwiyanto di Surabaya, Rabu (24/3).

Dengan program bundling FlexiNet-Olive ini, pelanggan mendapatkan akses internet gratis sepuasnya selama sebulan. Kemudahan dalam melakukan setting modem alias plug and play menjadi sebab produk bundling modem keluaran PT Haier Mobile ini diminati, selain harganya yang terjangkau. Pelanggan FlexiNet ini kebanyakan adalah pemula, sehingga instalasi modem yang mudah lebih disukai.

Sebelum ada bundling FlexiNet-Olive, di pasar telah beredar beberapa merek modem untuk FlexiNet dengan harga yang bervariasi. Banyaknya pelanggan FlexiNet yang merupakan early user bisa dilihat dari komposisi jumlah pelanggan FlexiNet paket Harian yang lebih besar dibanding paket Mingguan atau 76% di antaranya adalah pelanggan paket Harian.

Nature pelanggan tidak selalu akses internet setiap hari, sehingga berlangganan paket Harian dianggap lebih flexibel dan cocok,” kata dia.

Ke depan, program bundling ini segera diperluas sampai ke Bali dan Nusa Tenggara. Karena di wilayah timur potensinya juga besar dan belum digarap maksimal. Saat ini dari 180 ribu pelanggan FlexiNet terbesar setelah Surabaya adalah di area Bali. Untuk kedua area tersebut, jumlahnya mencapai 65%. Sedang sisanya, 35% tersebar di area Malang, Madiun dan Jember.

Dari sisi kapasitas network data jelas Suparwiyanto tidak masalah. Karena rata-rata utilisasinya saat ini masih berada di angka 40%. Dengan tambahan pelanggan 2 kali lipat, network masih mampu mengcover. Bahkan meski kapasitas network data masih cukup besar, Flexi sudah bersiap menambah kapasitas untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pelanggan FlexiNet.



Lanjut ah...

Broadband Belum Dongkrak Ekonomi Indonesia

MELUASNYA penetrasi internet pita lebar (broadband) tidak secara otomatis meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi ini berbeda dengan negara maju yang memiliki daya beli kuat, infrastuktur ekonomi lengkap serta kualitas broadband yang baik.

Untuk itu, peningkatan kualitas layanan broadband di Indonesia mutlak dilakukan di antaranya melalui penataan yang baik dan pemberian dukungan infrastruktur.

Demikian rangkuman pendapat Sekjen Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dan Kepala Pusat Informasi Humas Kemenkominfo Gatot S Dewabroto dalam berbagai kesempatan terpisah di Jakarta, Selasa (23/3).

Survei yang digelar Ericsson pada 2009 menunjukkan, penetrasi teknologi mobile di Indonesia terus meningkat dari 2005 yang hanya sekitar 25% menjadi ke 60% pada 2009. Pertumbuhan broadband di Indonesia stabil. Ini berbeda dengan negara tetangga, Malaysia, pertumbuhannya kencang di awal dan kemudian cooling down.

“Teknologi mobile broadband mampu mendongkrak keuntungan bisnis dan sektor pendidikan masyarakat. Ini dia yang dimaksud teknologi berdampak pada faktor ekonomi," kata Regional Manager Consumer Lab Market Unit South East Asia (MUSEA) Ericsson Vishnu Singh beberapa waktu lalu.

Vishnu menambahkan, setiap 10% peningkatan mobile broadband menyebabkan pertumbuhan ekonomi atau GDP sebesar 1%. Dengan demikian dapat terlihat, teknologi mobile broadband membawa manfaat bagi peningkatan taraf kehidupan masyarakat, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Penetrasi mobile yang menyebabkan pertumbuhan share telekomunikasi membuat perekonomian masyarakat semakin bertumbuh.

"Di sini terlihat sekali ICT sangat membantu dalam mendorong kemakmuran suatu bangsa, terutama di Indonesia," kata dia.

Sementara itu, Mas Wigrantoro berpendapat, tersedianya layanan broadband dalam jumlah cukup dengan kualitas baik, namun tidak diikuti tingkat pendapatan ekonomi maka pengaruh broadband di daerah itu juga relatif tertinggal dibandingkan daerah lain yang memiliki kegiatan bisnis lebih tinggi.

"Secara hipotesis sering dikatakan bahwa penambahan investasi telekomunikasi dalam hal ini broadband akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tetapi ini hanya terbukti di negara maju," kata pria yang akrab disapa dengan Mas Wig ini.

Kualitas broadband di negara maju sudah terstandar dan terdefinisi dengan jelas dengan dukungan infrastruktur ekonomi yang telah tertata sedemikian rupa. Namun, di Indonesia, definisi broadband masih belum baku dalam beberapa hal, termasuk kecepatannya.

Jika mengacu standar baku dunia, kecepatan internet minimal agar layak memenuhi persyaratan broadband adalah 512 kbps. "Namun, di Indonesia tingkat kecepatan 128 kbps atau 256 kbps pun sudah dikatakan sebagai broadband," katanya.

Selain itu dalam hal kesinambungan akses atau mutu broadband di Indonesia, masih belum ideal. Kualitas broadband akan mampu mencapai kecepatan tertinggi bila dalam suatu masa secara ekstrem hanya ada satu pengguna. Tetapi, manakala jumlah pengguna semakin banyak, kualitas aliran informasi pun menurun. “Persoalan lain adalah ketersediaan broadband di daerah,” kata dia.

Untuk itu, dia mempertanyakan, teori yang menyatakan investasi broadband mampu mendorong laju perekonomian. "Broadband terbukti meningkatkan laju perekonomian, banyak terjadi di negara maju yang telah memiliki infrastruktur pendukung memadai," katanya.

Sedangkan di Indonesia atau negara berkembang lain, infrastruktur belum memadai, daya beli masyarakat masih rendah, dukungan konten belum optimal, kualitas broadband tidak stabil. Oleh karena itu, dia memperkirakan, pengaruh broadband terhadap pertumbuhan ekonomi kecil.

"Pengaruhnya investasi di broadband tidak setinggi bila investasi broadband dilakukan di negara maju," tegas Mas Wig.

Siapkan Infrastruktur

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakui layanan internet broadband di Tanah Air masih kurang memuaskan. Untuk itu, pihaknya bertekad mendorong keberadaan broadband agar mampu mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi semakin cepat.

Hal ini sejalan dengan cetak biru atau master plan pemerintah untuk mengoptimalkan perkembangan broadband melalui penyediaan infrastruktur yang proporsional. “Memang belum memuaskan, tetapi kami tidak tinggal diam. Kami sudah melakukan penataan baik itu tender BWA maupun tender 3G belum lama ini," kata Gatot S Dewabroto.

Ia mengakui, keberadaan broadband tak akan menimbulkan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi bila tidak ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur pendukung yang lain. "Sejauh ini broadband di Indonesia tidak mengalami kendala berarti. Artinya, request atau demand memang tetap menanjak sesuai dengan kebutuhan baik untuk kepentingan corporate maupun kelompok masyarakat," terangnya.

Oleh karena itu, peningkatan kualitas layanan broadband di Indonesia mutlak dilakukan di antaranya melalui penataan yang baik dan pemberian dukungan infrastruktur lain.

Lanjut ah...

Selasa, 23 Maret 2010

Inti dan Icon+ Protes ke Kemenkominfo

PEMERINTAH telah mengumumkan para pemenang tender Internet Kecamatan. Namun, dua peserta yang tidak menang, PT Inti dan PT Icon+, protes dan menyatakan negara bisa rugi Rp 117 miliar.

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) adalah BUMN, sedangkan PT Indonesia Comnets Plus (Icon+) adalah anak usaha PT PLN (Persero). Dengan demikian keduanya adalah perusahaan negara. Keduanya membentuk konsorsium dalam tender pembangunan akses internet di 5.748 kecamatan di Indonesia itu.

Namun konsorsium ini gagal memenangi tender proyek bernilai Rp 370,57 miliar itu. Salah satu alasannya adalah karena PT Icon+ dianggap 'kurang berhasil' dalam menggarap proyek pemerintah (Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo) sebelumnya. Yakni, PT Inco salah satu pemenang tender pembangunan telepon perdesaan dalam rangka Universal Service Obligation (USO).

Direktur Utama Icon+ Mulyo Adjie mengatakan, Kemenkominfo dianggap melakukan penilaian di luar ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) peserta tender. Kemenkominfo menilai performansi Icon+ pada proyek pengerjaan lainnya yang tidak memenuhi syarat.

“Sayangnya poin penilaian tersebut secara legal aspect tidak disebutkan dalam RKS. Jadi, kami menduga pemerintah melakukan post-bidding,” kata Mulyo Adjie, Minggu (21/3).

Protes peserta tender memang dimungkinkan selama dalam masa sanggah yang disediakan pemerintah. Surat sanggahan dari PT Inti dan PT Icon+ itu telah dikirimkan ke Kemenkominfo.

Intinya, surat sanggahan itu menyebutkan keputusan pemenang lelang dianggap menyimpang dari ketentuan yang diatur dalam dokumen pemilihan, mengabaikan kaidah-kaidah pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai Keputusan Presiden (Keppres) nomor 80 tahun 2003. Bahkan, putusan Panitia Lelang Kemenkominfo mengarah pada tindakan diskriminatif sehingga berpotensi merugikan keuangan negara. Konsorsium meminta pemerintah membatalkan pemenang tender Internet Kecamatan.

Mulyo menyayangkan sikap pemerintah yang menyamakan konsorsium PT Inti dan PT Icon+ dengan PT Icon+ sebagai perusahaan yang berdiri sendiri. “Secara legal formal, prosedurnya jelas berbeda,” kata dia.

Dalam proyek universal service obligation (USO) desa pinter yang dikenal dengan Internet Kecamatan ini, konsorsium Icon+ dan PT Inti mengajukan enam paket pengerjaan, antara lain paket 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Bahkan, menurut Direktur Utama PT Inti Irfan Setiaputra, konsorsium PT Inti dan PT Icon+ memeroleh nilai bobot total paling tinggi dibanding peserta tender yang lain.

Irfan menyayangkan, Kemenkominfo telah menggelar tender secara transparan dan bersikap terbuka terhadap peserta. Namun, pemerintah akhirnya dinilai tidak fair dalam menentukan pemenang tender.

“Kami mencatat selisih atau potensi kerugian negara sebesar Rp 116,99 miliar pada paket 1-6,” kata Irfan. Nilai potensi kerugian ini disertakan dalam surat sanggahan Konsorsium Icon+ dan PT Inti. Masa sanggah yang diberikan pemerintah kepada peserta tender akan berakhir hari ini

Mulyo juga menyebut tentang potensi kerugian negara akibat mengalahkan konsorsium PT Inti dan PT Icon+. “Ada potensi kerugian negara ketika pemerintah menyerahkan tender paket 1-6 kepada perusahaan lain yang memiliki nilai teknis di bawah kami,” jelas Mulyo.

Seperti diketahui Kemenkominfo telah mengumumkan empat perusahaan pemenang tender Internet Kecamatan. Yakni, PT Telkom, PT Jastrindo Dinamika, PT Sarana Insan Muda Selaras, serta PT Aplikanusa Lintas Arta sebagai pemenang tender Internet Kecamatan

Telkom akan mengerjakan paket 1 (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara), paket 10 (Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah), dan paket 11 (Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara). Kemitraan Jastrindo Dinamika mendapat porsi paket 2 (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Riau), paket 3 (Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau), dan paket 6 yang menaungi Jawa Timur.

Lintas Arta yang merupakan anak perusahaan PT Indosat terpilih sebagai pelaksana pekerjaan paket 7 (Bali, Nusa tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), paket 8 (Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur), serta paket 9 (Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat, dan Papua).

Sedangkan, paket 4 (Jawa barat dan Banten) dan paket 5 (Jawa Tengah dan DI Yogyakarta) menjadi wilayah pekerjaan Sarana Insan Muda Selaras.


Lanjut ah...

IM2 Inside Bisa Telepon dan SMS

INDOSAT bersama anak usahanya, PT Indosat Mega Media (IM2), meluncurkan IM2 Inside. Ini inovasi layanan data yang memungkinkan pelanggan kartu prabayar Mentari dan IM3 menggunakan layanan data internet broadband unlimited IM2. Inovasi ini dikembangkan sehingga memungkinkan untuk panggilan telepon dan SMS melalui internet.

”Kini, pelanggan kartu prabayar Mentari dan IM3 bisa menikmati layanan data internet tanpa batas dari IM2 dan menggunakan fungsi panggilan telepon dan SMS secara bersamaan,” ujar General Manager Marketing & Channel Management IM2 Rahmat Halomoan Rambe di Jakarta, akhir pekan lalu.

Penggabungan fungsi internet, panggilan telepon dan SMS pada IM2 Inside semakin meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggan Mentari dan IM3. ”Peningkatan layanan yang kami lakukan juga karena banyaknya masukan serta ide dari pelanggan dan masyarakat soal IM2 Inside ini,” kata Rahmat.



Lanjut ah...

Telkomsel Bantu Korban Banjir Karawang

TELKOMSEL mendirikan Posko Peduli Banjir dan memberikan bantuan berupa telepon gratis serta 1.000 nasi bungkus bagi korban bencana banjir di Karawang dan sekitarnya. Telkomsel juga telah mengamankan jaringan infrastrukturnya dari banjir yang berlangsung sejak Minggu (21/03) dan telah menenggelamkan sekitar 6.000 rumah di tujuh kecamatan.

Manager Branch Telkomsel Karawang Maryanto mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah pengamanan maupun antisipasi terhadap infrastruktur jaringan telekomunikasi di Karawang sejak awal terjadi bencana, termasuk memobilisasi genset. “Dari 805 BTS dan 224 Node B (BTS 3G) yang melayani Karawang, Purwakarta, dan sekitarnya semua berada dalam kondisi normal tanpa gangguan sehingga para relawan, pekerja LSM, tim Rescue maupun masyarakat tetap dapat berkomunikasi dengan nyaman,” kata dia di Karawang, Senin (22/3).

Tim Telkomsel belajar dari pengalaman penanganan akibat bencana dan percepatan pemulihan pelayanan sebagaimana bencana yang kerap terjadi di Tanah Air. Dengan pengalaman itu, semua elemen di Telkomsel memiliki expertise untuk melakukan tindakan pemulihan serta aksi kepedulian.



Lanjut ah...

Telkom Sumbang 85 PC untuk Pendidikan

PT TELEKOMUNIKASI Indonesia Tbk (Telkom) menyumbang sedikitnya 85 komputer dan dana masing-masing sebesar Rp 125 juta untuk membantu pengembangan program pendidikan dan kesehatan di wilayah Bekasi. Bantuan ini diserahkan Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah kepada Kepala Dinkes dan Kepala Diknas Bekasi dalam rangkaian kunjungan kerja Wakil Presiden Boediono ke Bekasi yang didampingi beberapa anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia menjelaskan, terkait program pendidikan, bantuan yang diberikan Telkom meliputi 50 komputer (PC) yang akan didistribusikan ke beberapa sekolah (SMA, SMKN) di sekitar Bekasi. Komputer ini dalam rangka menunjang laboratorium ICT (Information and Communication Technology) sekolah. Selain komputer, bantuan yang termasuk dalam program CSR Internet Goes to School (IG2S) Telkom ini juga mencakup aplikasi sistem informasi administrasi pendidikan serta pembebasan biaya akses internet cepat Speedy selama tiga bulan.

Sedangkan untuk program kesehatan, Telkom menyerahkan bantuan 35 PC berikut aplikasi kesehatan serta pembebasan dari biaya akses Speedy selama tiga bulan kepada Dinas Kesehatan Bekasi. Di Bekasi terdapat 31 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). “Ini merupakan kepedulian Telkom untuk mewujudkan program e-Health nasional,” kata Eddy Kurnia di Jakarta, akhir pekan lalu.



Lanjut ah...

Mig33 Optimistis Jaring Pelanggan di Indonesia

PENYEDIA konten perangkat bergerak Mig33 optimis menjadikan layanan hiburan sosial (social entertainment) sebagai bisnis yang menguntungkan di tahun 2010. Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang memiliki potensi terbesar untuk meningkatkan pendapatan Mig33.

“Mig33 memiliki lebih dari 40 juta pengguna di seluruh dunia, dan hampir separuhnya berada di Indonesia,” ungkap Doug Bewsher, Chief Marketing Officer Mig33 kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (18/3). Budaya masyarakat yang gemar bersosialisasi dan berinteraksi di ranah maya menjadi alasan utama pertumbuhan pengguna Mig33 yang cukup pesat.

Saat ini, populasi Mig33 di Indonesia mencapai 15 juta pengguna dengan 4 juta pengguna aktif. Pengguna aktif tersebut menjadi tumpuan Mig33 untuk mendongkrak pendapatan.

Bewsher mengatakan layanan konten mobile merupakan bisnis yang menggiurkan di negara-negara berkembang. Perusahaan yang berdiri tahun 2005 ini mencatat bahwa penggunanya kini mengirim lebih dari 1 juta hadiah virtual setiap bulan dan mengirimkan sekitar 100 juta pesan setiap hari, atau 1 ribu pesa setiap detiknya.

“Indonesia dan Tiongkok menjadi pasar terbesar untuk industri mobile,” jelas Bewsher. Mig33 saat ini tengah gencar mendongkrak popularitas komunitas mobile chat menjadi sebuah layanan social entertainment yang masif, sekaligus menancapkan pondasi untuk menjaring pendapatan dari dunia virtual.

Model bisnis Mig33 mengadopsi layanan bergerak Tencent QQ (QQ) dari Tiongkok yang sukses menggaet 500 juta pengguna hanya di satu negara, melebihi pengguna Facebook yang memiliki 320 juta pengguna di seluruh dunia. 8% dari pengguna QQ membelanjakan sekitar US$2 per bulan.

QQ yang hanya populer di Tiongkok kini melesat menjadi perusahaan terbuka dengan nilai bisnis US$38 miliar. “Pendapatan miliaran dolar perusahaan tersebut hanya mengandalkan penjualan fitur avatar di satu negara. Sedangkan kami memiliki pengguna di negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Afrika Selatan, dan Bangladesh,” terang Bewsher.

Untuk itu, Mig33 meluncurkan fitur avatar yang memungkinkan pengguna menampilkan profilnya dengan karakter yang variatif. Layanan yang bernilai ekonomi seperti hadiah virtual dan mobile games juga digarap oleh Mig33. Untuk mempermudah transaksi virtual, Mig33 menyediakan layanan pembayaran untuk pengguna melalui merchant resmi Okeshop.

Perusahaan yang berdomisili di San Fransisco, Amerika Serikat, ini juga terus berupaya menjadikan layanan Mig33 semakin massal. “Kami akan terus melakukan penetrasi melalui operator telekomunikasi, pabrikan ponsel, dan menggandeng mitra,” kata Kiki Rizki, Country Manager Mig33 Indonesia.

Saat ini, Mig33 telah menjalin kerja sama dengan dua operator besar, yaitu Telkomsel dan Indosat (IM3). “Pelanggan IM3 yang menjadi pengguna Mig33 mencapai 1,6 juta users,” ungkap Bewsher.

Dia juga mengungkapkan aplikasi Mig33 yang mulanya berjalan di atas platform Java akan segera hadir pada sistem operasi terbaru Android dan juga ponsel-ponsel Tiongkok. Saat ini, aplikasi Mig33 dapat berjalan di lebih dari 2 ribu ponsel. “Kami juga tetap gencar menjalin kerja sama dengan partner untuk meningkatkan pertumbuhan pengguna,” tambah Kiki.

Mig33 merupakan komunitas mobile yang menyediakan layanan komunikasi interaktif seperti chat, SMS, telpon VoIP, avatar, games, dan hadiah virtual. Mig33 telah digunakan di lebih dari 200 negara.

Lanjut ah...

Flexi Siap Hadirkan EVDO

FLEXI Indonesia, anak usaha PT Telkom Tbk serius membangun jaringan infrastruktur untuk layanan data di Jawa Timur. Perusahaan ini juga siap menghadirkan teknologi EVDO , jika mendapatkan tambahan satu kanal. Dengan begitu, Flexi akan mengikuti jejak operator berbasis CDMA lainnya seperti Fren dan Smart yang kini bergabung menjadi SmartFren dalam penggunaan teknologi EVDO.

"Sangat mungkin Flexi area Timur (Jatim, Bali Nusra) yang mendapatkan tambahan satu kanal tersebut. Bulan April mendatang paling cepat ada satu tambahan kanal (carrier) dari tiga carrier yang ada saat ini bisa diaplikasikan,” kata GM Network Telkom Flexi area Jatim, Bali,Nusra, I Ketut Budi Utama di Surabaya, Kamis (18/3).

Ketut menyatakan, penggunaan tekhnologi EVDO akan meningkatkan kecepatan akses data Flexi. Meski demikian, untuk menerapkannnya diakuinya tidak mudah.

Hal ini tergambar dari evaluasi Flexi terhadap penerapan teknologi tersebut pada operator CDMA lainnya seperti Smart dan Fren menemukan kenyataan hasilnya belum maksimal.

Untuk itu, pihaknya sementara ini masih menggunakan teknologi 1X. Dari kecepatan data, kata Ketut, perbandingan antara 1X dibanding EVDO sangat jauh. Tekhnologi 1X memiliki kecepatan maksimal 153 kbps, sementara menggunakan EVDO bisa sampai 3 mbps.

Meski teknologi 1X tergolong tidak baru, sambung dia, namun masih sesuai dengan target utama Flexinet yaitu pengguna pemula. Saat ini, hampir 80% dari 5 juta user internet di Jatim Bali Nusra merupakan pelanggan pemula.

“Kami sekarang masih melakukan kajian terhadap teknologi EVDO. Kalau ada tambahan kanal, belum diputuskan apakah digunakan untuk voice, data atau EVDO,” ujarnya.

Ketika disinggung soal lonjakan trafik data di Jawa Timur, Ketut menjelaskan, pihaknya sudah melakukan langkah antispasi dengan memperlebar gateway international dan meningkatkan kapasitas data. Dari sisi network data, kata Ketut, Flexi telah mengantisipasinya dengan meningkatkan kapasitas alat produksi. Saat ini tersedia 6000 IP pool yang memungkinkan 48 ribu pelanggan dapat mengakses data secara bersamaan.

Dalam waktu dekat IP pool akan segera ditingkatkan menjadi 18000 IP atau sekitar 144 ribu pelanggan. ”Saat ini kami sedang melakukan tes interoperasional untuk penambahan perangkat tersebut,” ujar Ketut.

Ketut menjelaskan, dalam bisnis layanan data, setidaknya ada empat critical point. Yang pertama adalah terminal, di mana alat yang digunakan oleh pelanggan sangat berpengaruh. Misalnya, antara processor Intel Core 2 Duo dan Intel Core Duo berbeda kecepatannya dalam memproses akses yang diinginkan pelanggan.

Kedua, sambung Ketut, adalah soal BTS. Saat ini total BTS Flexi di Jatim mencapai 1.300 buah. Dari angka itu, 500 di antaranya berada di Surabaya dan 200 unit di Malang. ”Memang di dua kota itu paling banyak, menyesuaikan dengan kondisi pasar dan permintaan Flexi di sana yang sangat besar,” tuturnya.

Critical point yang ketiga adalah soal kapasitas router. Ketut mengatakan, bandwidth menuju gateway internasional juga diperlebar menjadi 512 Mbps dari posisi saat ini sebesar 120 Mbps. ”Sebenarnya mudah saja untuk menambah lebih besar lagi, tapi kami mengiringi respons pasar saja. Saat ini pendudukan rata-rata saat peak hour mencapai 110 Mbps,” terang Ketut.


Pelanggan Flexinet Naik

GM Commerce Divisi Telkom Flexi Area Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara, Suparwiyanto optimistis 20 ribu modem Olive akan terserap pasar dalam waktu sebulan. Optimisme ini didukung kenaikan data pengguna mobile communication dalam beberapa bulan terakhir yang berdampak positif pada peningkatan pelanggan FlexiNet.

Sejak Oktober 2009, setelah peluncurkan FlexiNet unlimitted, pelanggan naik 200% dan trafik FlexiNet naik 4 kali lipat. “Kenaikan ini dipicu murahnya tarif paket FlexiNet unlimitted. Dan modem Olive dengan harga Rp 449 ribu, bisa jadi pilihan pelanggan akses murah dan cepat lewat PC atau laptop," ujar Suparwiyanto.

Olive adalah brand produk data dan merupakan produk middle up dari group Haier Mobile. Keunggulan Olive sudah support OS (operating system) seperti Windows XP all varians, Windows Vista, Mac, dan Linu. Selain itu, modem OLIVE juga plug and play - auto install, expandable memory up to 2 GB, juga message and phone book support. Karena sudah comply dengan jaringan data FlexiNet, OLIVE bisa digunakan langsung pada saat COMBO via SMS.


Lanjut ah...

Operator BWA Ingin Gelar Wimax Mobile

PARA pemenang tender broadband wireless access (BWA) masih menunggu kepastian pembersihan kanal pada frekuensi 2,3 GHz. Selain itu, para pemenang tender BWA juga mengharapkan bisa segera menggelar jaringan Wimax teknologi terkini agar bisa segera dijual kepada masyarakat.

Ketika tender BWA digelar dua tahun lalu, pemerintah berkeputusan untuk mulai mengembangkan industri telekomunikasi dalam negeri. Bukan hanya mengembangkan industri telekomunikasi, tapi juga industri pendukungnya, termasuk industri perangkat telekomunikasi. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan dana puluhan miliar rupiah untuk penelitian dan pengembangan teknologi Wimax lokal bersama perguruan tinggi dan dunia usaha swasta.

Keinginan itu dilandasi oleh kenyataan bahwa industri telekomunikasi nasional membelanjakan Rp 70-80 triliun per tahun untuk membeli perangkat telekomunikasi dari luar negeri. Sedangkan industri dalam negeri hanya kebagian sedikit dari total belanja industri telekomunikasi nasional yang mencapai Rp 90 triliun per tahun. Perkembangan industri telekomunikasi nasional indentik dengan kemakmuran bagi perusahaan asing yang menjadi penyedia perangkat telekomunikasi.

“Saat ini sudah ada dua perusahaan nasional yang berhasil memproduksi perangkat Wimax lokal standar 16d. Yakni, PT TRG dan Harriff,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S Dewa Broto di Jakarta, pekan lalu. Karena PT Teknologi Research Group (TRG) dan PT Harriff Daya Tunggal Engineering adalah perusahaan lokal, otomatis keduanya juga telah memenuhi syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Sebelum tender BWA digelar, salah satu klausul yang menjadi syarat yang diajukan pemerintah kepada peserta tender adalah keharusan menggunakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 35% dan teknologi Wimax 16d. Peserta pun berbondong-bondong mendaftarkan diri mengikuti tender BWA, dan tentu saja menyetujui semua syarat yang diajukan pemerintah, termasuk syarat TKDN dan penggunaan Wimax standar 16d.

Berharap Gunakan 16e

Namun, ketika proses tender BWA pada frekuensi 2,3 GHz selesai dan para pemenangnya telah diumumkan. Beberapa pemenang lisensi BWA mengharapkan pemerintah mengizinkan penggunaan teknologi Wimax standar 16e. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah teknologi Wimax kini telah berkembang dari 16d (nomadic) ke 16e (mobile), bahkan sudah mulai ke 16m.

Wimax standar 16d adalah teknologi Wimax nomadik yang memungkinkan pelanggannya hanya bisa mengakses internet dari satu tempat tertentu dan tidak bisa mobile (bergerak dari satu tempat ke tempat lain). Modem penerima akses internetnya pun sebesar piring. Sedangkan Wimax standar 16e memungkinkan pelanggannya mengakses internet secara mobile (bergerak) layaknya telepon seluler (ponsel), dengan modem sebesar flashdisk USB.

Seperti diketahui, ada 30 lisensi BWA pada frekuensi 2,3 GHz yang diberikan pemerintah kepada delapan perusahaan pada November 2009. Yakni, PT Berca Hardaya Perkasa memenangi 14 lisensi, PT Telkom (5), PT Konsorsium Wimax Indonesia (3), PT First Media (2), Konsorsium PT Comtronic System (3) , PT Indosat Mega Media (1), PT Internux (1), dan PT Jasnita Telekomundo (1).

Ketua Wimax Forum Chapter Indonesia Sylvia W Sumarlin mengharapkan, pemerintah memberikan dukungan kepada industri telekomunikasi nirkabel sepenuhnya. BWA adalah akses internet nirkabel, dan oleh karena itu harus diberikan kebebasan kepada pemilik lisensi BWA untuk menggelar teknologi nirkabel.

Puteri mantan Menteri Keuangan JB Sumarlin itu bukan salah satu pemenang tender BWA. Dia disebut-sebut tengah menjalin kerja sama dengan Huawei, penyedia perangkat telekomunikasi asal Tiongkok, untuk memproduksi perangkat Wimax 16e. Ia menyayangkan keputusan pemerintah yang mengharuskan para pemenang lisensi BWA untuk menggelar jaringan Wimax berteknologi nomadik alias fixed atau yang umum dikenal dengan istilah 16d.

“Jika pemerintah bersikeras dengan standar 16d, industri Wimax kita akan terus ketinggalan. Karena tidak ada yang beli, di luar sana semua sudah memakai standar 16e," ujar Sylvia, pekan lalu.

Dengan mengizinkan pemegang lisensi BWA menggunakan perangkat Wimax standar 16e, Sylvia yakin, pemasarannya bisa lancar. Dia juga optimistis target 50 juta pengguna Wimax pada 2015 bisa terwujud. Dengan demikian, para penyedia konten lokal juga bisa bersiap menyediakan konten. “Konten lokal itu termasuk aplikasi, dan bukan hanya hardware atau software saja,” kata dia.

Permintaan yang Fair

Sementara itu, Presdir PT Jasnita Telekomindo Sammy Pangerapan bisa memahami sikap pemerintah yang ngotot menggunakan teknologi Wimax standar 16d. Yakni, alasan memenuhi prasyarat kandungan lokal. “Memenuhi kandungan lokal itu wajib. Itu permintaan yang fair, apalagi populasi Indonesia terbesar keempat di dunia,” ujar Sammy.

Namun demikian, lanjut dia, pemerintah tetap harus mempertimbangkan kemungkinan penggunaan teknologi lain, agar pemegang lisensi BWA tidak merugi dari sisi bisnis di kemudian hari. “Kalau hanya pakai Wimax 16d, itu namanya tidak ada future roadmap buat teknologi ini,” ujar dia.

Sammy juga mengkritisi tentang jatah kanal frekuensi bagi para pemenang tender BWA, yang sebesar 15 MHz. Dengan demikian, kanal ini akan dibagi empat dengan masing-masing kanal sebesar 3,5 MHz dan menyisakan 1MHz sebagai kanal mubazir. Bila kanal frekuensi dibagi menjadi 5MHz, itu akan lebih efisien.

“Teknologi Wimax jilid pertama, yaitu 16d, bisa tetap diaplikasikan. Namun harus ada penambahan kanal sebagai suatu alternatif solusi. Melalui solusi itu, jika ada perubahan teknologi, kami tidak perlu melakukan perubahan total dan menambah investasi,” kata dia.

Sementara itu, perwakilan Konsorsium Wimax Indonesia, Roy Raharja Yamin mengatakan, penggunaan teknologi 16d tidak pernah disebutkan dalam dokumen tender BWA. Meski demikian, dia tak mempersoalkan jika pemenang tender harus menggunakan teknologi standar 16d itu.

“Yang saya pahami di dalam dokumen teknologi yang digunakan itu nomadic atau fix. Tidak disebutkan secara pasti 16d atau 16e. Tetapi spesifikasi teknis yang nomadic atau fix itu memang seolah-olah mengarah ke 16d,” kata Roy.

Saat ini, dia mengakui, belum ada kesepahaman antara pemenang lisensi BWA dan pemerintah untuk membahas persoalan ini. “Semuanya masih wacana, saya kira perlu diagendakan pertemuan lagi untuk membahas persoalan ini,” usulnya.

Kemenkominfo Tetap 16d

Pada prinsipnya, pemerintah telah mengumumkan para pemenang tender BWA. Sebagian pemegang lisensi BWA juga telah melunasi kewajibannya berupa up front fee dan biaya hak penggunaan (BHP) dan ingin segera menggelar jaringan Wimax. Mengenai tuntutan para pemegang lisensi BWA agar pemegang lisensi BWA bisa menggelar jaringan Wimax standar 16e, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) belum mengizinkannya.

“Kami belum bisa memberikan izin penyelenggaraan layanan saat ini karena memang industri perangkat Wimax yang sudah memenuhi syarat dan tersedia sekarang adalah Wimax 16d,” jelas Gatot Dewa Broto.

Gatot menyebutkan, Wimax standar 16e bukannya belum bisa digunakan. Sejak dua tahun lalu, pemerintah telah menyiapkan industri perangkat Wimax dengan standar 16d. “Ini pilihan yang harus diambil. Tidak mungkin kami harus menyenangkan semua pihak,” tegasnya.

Dia menyebutkan, penggelaran WiMax sudah sesuai jadwal, setelah pemenang lisensi BWA mendapatkan ijin prinsip pada Oktober tahun lalu. Perusahaan yang menang tender BWA saat ini masih melakukan persiapan teknis untuk untuk tender perangkat, setelah itu menuju tahapan operasional. Yang terakhir, kata dia, para pemegang tender BWA masih harus mendapat izin penyelenggaraan.

“Kami mendapatkan informasi dua pemenang lisensi BWA sedang ‘ngebut’ mengejar target layanan komersial pada Juni tahun ini. Waktu transisi sebenarnya masih satu tahun, tapi mungkin karena tuntutan mereka ingin mempercepatnya,” kata Gatot. Ia tak menyebutkan siapa dua pemegang lisensi BWA yang ngebut itu.



Lanjut ah...