Senin, 30 November 2009

XL Hadirkan Streaming Musik dari 12 Label


JAKARTA – Pelanggan XL yang mengakses internet tumbuh dari dua juta pada akhir tahun lalu menjadi tujuh juta. PT XL Axiata Tbk akan memanfaatkan potensi pelanggan itu dengan menyediakan berbagai pilihan paket internet, serta berbagai layanan bernilai tambah (value added services/VAS).

General Manager Internet dan Data Services XL Ari Tjahjanto mengatakan, paket modem memiliki 300 ribu pelanggan, Blackberry 200 ribu pelanggan, serta yang mempergunakannya sewaktu-waktu sebanyak tujuh juta pelanggan. Namun Dirut XL Hasnul Suhaimi mengatakan, pelanggan mobile broadband XL yang unlimited saat ini cuma 30 ribu.

“Tentunya kami harus berupaya memberikan layanan nilai tambah bagi mereka, di antaranya dengan layanan streaming,” kata Ari Tjahjanto di Jakarta, pekan lalu.

Salah satu layanan yang dihadirkan adalah kemudahan mendengarkan berbagai pilihan lagu secara streaming dari 12 label secara gratis, selama enam bulan penuh. Layanan yang bisa dinikmati pelanggan baru XL Internet Unlimited ini merupakan hasil kerja sama XL dengan PT Sibernetika Indonesia (Streamsation).

Sedangkan 12 label itu adalah Sony Music Entertainment, Indo Semar Sakti, E-motion Entertainment , Musica studio's, Pelangi Record, Sani Music Entertainment, Trinity optima production, Universal Music Indonesia, Virgo Ramayana Record, Warner Music Indonesia, EMI , Aquarius Musikindo.

Commerce Director Streamsation Indonesia, Danny Ritonga menyatakan, layanan streaming musik/lagu dengan berbagai pilihan jenis lagu ini merupakan layanan yang pertama di Indonesia. XL merupakan operator pertama yang memperkenalkan layanan ini bagi masyarakat di Indonesia khususnya pelanggan XL.

Layanan streaming musik ini mudah dinikmati di mana saja dan kapan saja, selama memiliki koneksi ke jaringan Internet. Bagi masyarakat umum yang ingin berlangganan layanan ini akan dikenakan biaya sebesar Rp 50 ribu per bulan tidak termasuk biaya untuk penggunaan akses Internet. ”Selama masa promosi ini, biaya berlangganannya didiskon sebesar 50% menjadi Rp 25 ribu per bulan,” kata dia.

Lanjut ah...

Operator BWA Ingin Gelar Wimax Mobile

JAKARTA – Operator BWA siap mendukung kebijakan pemerintah untuk menggunakan perangkat Wimax berkandungan lokal (TKDN) sebesar 30-40%. Namun, ada operator mempertanyakan keputusan pemerintah agar operator BWA menggunakan teknologi berstandar nomadic atau fixed (16d), bukan mobile (16e).

Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun dari para pemenang tender Broadband Wireless Access (BWA) pada frekuensi 2,3 GHz, belum lama ini. Bukan hanya mendukung soal kebijakan TKDN, operator BWA juga siap menggunakan perangkat Wimax buatan dalam negeri.

PT Berca Hardaya Perkasa, operator BWA yang mengantungi 14 izin BWA, salah satu operator yang mendukung kebijakan TKDN. Namun, perusahaan milik keluarga Murdaya Poo itu berharap pemerintah bisa membebaskan operator BWA untuk memilih teknologi Wimax yang bakal digelar.

“Ini bukan hanya soal teknologi Wimax nomadic (16d) yang sudah ketinggalan dengan hadirnya Wimax mobile (16e), tapi kami juga mempertimbangkan dari segi bisnisnya. Apakah teknologi 16d itu masih bisa dijual? Selain itu, teknologi yang saat ini berkembang adalah Wimax mobile,” kata seorang eksekutif Berca, yang tak bersedia disebut jati dirinya.

Dirut PT Indosat Mega Media (IM2) Indar Atmanto menyatakan, pada prinsipnya pihaknya siap mengikuti regulasi pemerintah, termasuk syarat TKDN dan Wimax 16d. Hanya saja, dia mengingatkan, teknologi Wimax yang kini berkembang di dunia adalah 16e. Selain itu, konsumen juga menginginkan perangkat penerima yang kecil.

“Kami tengah menjajagi penggunaan perangkat Wimax lokal buatan TRG atau Hariff,” kata Indar beberapa waktu lalu.

Di Malaysia, kata Indar, Pocket One (operator BWA) telah menggelar jaringan Wimax pada frekuensi 2,3 GHz dengan standar 16e. Tapi, dalam pemasarannya, Pocket One fokus pada home user (nomadik). Ini dalam rangka menyiasati kebutuhan dana investasi yang amat besar kalau full mobile. “Dia harus pasang base station di banyak titik dan itu butuh dana investasi,” kata Indar.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Jasnita Telekomindo Sammy Pangerapan – pemenang tender BWA untuk zona Sulawesi bagian Utara—tidak mempersoalkan mengenai teknologi yang ditetapkan pemerintah. “Mau 16d atau 16e, yang penting berkesinambungan dan ada roadmap-nya. Jangan sampai 16d diimplementasikan, tak lama kemudian hilang dari peredaran, seperti pager zaman dulu,” kata dia.

Sammy dan operator BWA lain amat mendukung kebijakan mengenai syarat TKDN sebesar 30-40%, demi memajukan industri dalam negeri. “Kalau mengenai TKDN, itu pasti kami dukung. Kami juga ingin memajukan industri dalam negeri, tapi jangan batasi kami dengan teknologi 16d dong,” kata salah seorang eksekutif pemenang tender BWA lain.

Sejak Tender BWA

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto bertanya-tanya, kenapa operator BWA saat ini begitu gencar mempersoalkan teknologi 16d dan TKDN 30-40%. Padahal, ketika mengikuti seleksi tender BWA, para pemenang tender BWA itu sudah mengetahui syarat-syarat itu.

“Tapi, kok tiba-tiba sekarang muncul pertanyaan Wimax lokal tidak siap. Siapa yang membuat isu ini, ya?” kata Gatot.

Gatot juga menceritakan tentang surat yang dikirim ke Depkominfo oleh salah satu pemenang tender BWA yang telat bayar lisensi. Dalam surat itu, operator itu mempertanyakan syarat TKDN 30-40% mengingat belum adanya perangkat Wimax yang memenuhi syarat TKDN itu.

“Kami hargai dia telah mengirim surat resmi. Namun, pemenuhan TKDN pada perangkat Wimax itu bukan dia yang menentukan. Kita sudah memiliki perangkat Wimax lokal yang sudah sudah memenuhi syarat TKDN dan bisa produksi massal,” kata Gatot.

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengakui, teknologi Wimax yang di dunia saat ini adalah yang 16e. Pemerintah sengaja memutuskan penerapan teknologi Wimax 16d, yakni untuk memberi kesempatan kepada industri dalam negeri berkembang. “Untuk saat ini, industri dalam negeri belum bisa menyediakan teknologi Wimax yang 16e,” kata Heru.

Heru melanjutkan, pemerintah tidak menutup peluang bagi operator BWA untuk menggelar Wimax 16e. Hanya saja, sebelum menuju ke 16e sebaiknya menggunakan yang 16d terlebih dulu. “Ikuti saja prosesnya karena nanti sampai juga ke sana,” kata dia.


Lanjut ah...

2010, Samsung Ingin Geser Sony Ericsson

Samsung, vendor ponsel asal Korea Selatan, menargetkan berada di posisi kedua di pasar ponsel Indonesia pada 2010. Saat ini Samsung masih berada di posisi ketiga di bawah Nokia dan Sony Ericsson dengan pangsa pasar 8%.

“Kami harap bisa menggeser Sony Ericsson di posisi dua, baru setelah itu Nokia,” kata Head of Corporate Marketing Samsung Electronic Indonesia Willy Bayu Santoso kepada wartawan usai peresmian Samsung IT Learning Center di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, pekan lalu.

Untuk merealisasikan target tersebut, lanjut dia, Samsung akan menyiapkan investasi yang besar untuk lebih mendorong bisnis ponsel ini. Tekad Samsung ini tidak terlepas dari kontribusi ponsel di dalam Samsung Electronics dibandingkan consumer electronics yang hampir mendekati perbandingan 50 : 50.

Willy mengatakan, untuk merebut konsumen pasar ponsel segmen middle end di Tanah Air, Samsung memiliki dua ponsel unggulan yaitu Star dan Corby. Pada tahun ini, Samsung Mobile berencana mengeluarkan 15 ponsel baru sampai tutup tahun. “Ke depannya kami akan fokus mengeluarkan produk yang sesuai keinginan konsumen dan mengikuti tren,” ujar dia.

Pada kesempatan itu, Willy juga menjelaskan, Samsung telah membuat sebuah sistem operasi (OS) untuk perangkat telepon genggam. Sistim operasi itu diberi nama Bada, yang dalam bahasa Korea berarti lautan.

Meski demikian, Willy memastikan, dengan kehadiran OS mobile itu bukan berarti Samsung akan meninggalkan OS mobile lain, seperti Windows Mobile dan Android. “Kami tetap memberi pilihan sebanyak mungkin bagi pengguna. Jadi kami tetap merangkul semua OS yang sudah ada,” ujar dia.

Willy belum bisa membeberkan lebih lanjut soal kemampuan Bada. “Bada dihadirkan Samsung karena kami ingin memberikan pilihan yang beragam kepada pengguna ponsel,” kata Willy.



Lanjut ah...

Sabtu, 28 November 2009

Ponsel Esia Seharga Rp 99 Ribu Bisa Facebook-an


Satu per satu datang di pelataran parkir EX Plaza Indonesia, lalu mengerumun menjadi ribuan orang. Tujuannya sama, ingin mendapatkan Hape Esia Gayaku FM yang ditawarkan dengan harga Rp 99 ribu. Ponsel yang bisa Facebook-an besutan Nexian itu tadinya dibanderol dengan harga Rp 299 ribu.

Untungnya, petugas sigap sehingga tak ada korban jiwa dalam perebutan hape murah dan gaya itu. PT Metrotech Jaya Komunika (MJK), produsen sekaligus ditributor ponsel merek Nexian itu sengaja menggelar lapak ponsel murah di gedung bertingkat mewah itu.

“Promosi harga diskon khusus sehari ini memang dibuat untuk memberikan akses sebesar mungkin bagi masyarakat dari segala lapisan untuk bisa menikmati layanan telekomunikasi dengan aplikasi-aplikasi yang lagi trend di masyarakat seperti facebook, musik, karaoke, berita, dan lain sebagainya,” kata Presiden Direktur PT MJK Martono Jaya Kusuma di Jakarta, Jumat (27/11).

Respons masyarakat kali ini, kata Martono, sungguh luar biasa. Saking banyaknya peminat, panitia mulai kewalahan dan mengerahkan lebih banyak petugas keamanan. Panitia pun mengubah sistem penawaran, yakni dengan sistem kupon. Martono pun menginstruksikan agar memenuhi berapa pun permintaan pengunjung.

"Sayangnya kerumunan yang terjadi masih tidak terkendali sehingga atas saran dari pihak keamanan diputuskan bahwa penjualan dihentikan untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” kata dia. Dan, PT MJK dan mitranya, PT Bakrie Telecom Tbk (operator Esia) pun minta maaf.

”Langkah penghentian penjualan terpaksa kami ambil karena memang situasinya tidak memungkinkan dan dikhawatirkan terjadi korban akibat kerumunan orang dalam jumlah yang demikian banyak dan sulit dikendalikan”, kata Martono.

Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom Erik Meijer mengatakan, kehadiran segitu banyak orang ke acara ini membuktikan bahwa masyarakat sangat membutuhkan produk dan layanan telekomunikasi dengan harga terjangkau. ”Kami juga sangat menghargai segala persiapan yang telah dilakukan pihak Nexian untuk coba melancarkan kegiatan ini,” kata Erik.

Akibat pembatalan penjualan ponsel super-murah itu, lanjut Erik, pihaknya dan Nexian sedang mencari solusi terbaik agar masyarakat bisa mendapatkan ponsel beraplikasi Facebook termurah ini. Selain harganya murah, hape itu menawarkan banyak bonus tambahan, seperti gratis akses Facebook selama sebulan, gratis info musik selama seminggu dan gratis RBT selama sebulan, dan saldo talktime senilai Rp 10 ribu.

“Jadi, total bonus yang diberikan senilai Rp 65 ribu. Tidak ketinggalan, setiap pembelian Hape Esia Gayaku FM ini akan mendapatkan gratis Handsfree untuk dapat menikmati musik yang mengalun dengan lebih nyaman lagi,” kata Erik.

Secara teknis, Hape Esia Gayaku FM ini dapat membuka layanan Facebook dengan cepat. Ditambah lagi, Facebook yang ada adalah aplikasi bukan sekedar launcher. Tampilan pun menarik karena memiliki layar berkekuatan 65K TFT seluas 1.5 inch. Hape seberat 60 gram ini didukung baterai Lithium Ion 670 mAh yang mampu digunakan untuk bicara selama tiga jam dengan waktu siaga 120 jam. Kapasitas tampung phonebook bisa mencapai 500 kontak dan SMS 350 buah.


Lanjut ah...

Kamis, 26 November 2009

Telkom Sempurnakan Paket Tagihan Tetap

JAKARTA – Telkom menyempurnakan program Paket Tagihan Tetap (PTT) bagi pelanggan telepon rumah (wireline). Penyempurnaan ini bertujuan mengejar target pelanggan telepon rumah yang memilih program PTT ini sebanyak 1,3 juta sampai akhir 2009.

“Penyempurnaan yang kami lakukan ini setelah kami mendengarkan masukan dari pelanggan,” kata Direktur Konsumer Telkom I Nyoman G Wiryanata di Jakarta, Rabu (25/11).

Dari 8,7 juta pelanggan telepon rumah Telkom saat ini, kata dia, sebanyak satu juta pelanggan sudah beralih ke program PTT. Dalam dua bulan ke depan, pihaknya berharapkan ada tambahan 300 ribu pelanggan PTT baru, sehingga jumlahnya diharapkan menjadi 1,3 juta pelanggan PTT sampai akhir 2009. “Untuk ARPU-nya, mereka umumnya menghabiskan biaya Rp100 ribu per bulan,” kata dia.

Program PTT baru ini terdiri atas Paket Baru On-Net (Anytime Calling) dan Mobile Calling. ”PTT baru memberikan value lebih baik karena disesuaikan dengan kebutuhan waktu percakapan pelanggan disertai bonus percakapan lebih lama,” jelas Nyoman.

Sebagai contoh, pada PTT New On-Net (Anytime Calling), pelanggan bisa memperoleh bonus panggilan sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) kapan saja dan di mana saja. Pada PTT sebelumnya bonus SLJJ hanya berlaku pada off peak. Sementara pada PTT New Mobile Calling, pelanggan memperoleh bonus mobile calling lebih lama dibandingkan paket yang sudah ada.

PTT baru ini dapat dinikmati pelanggan mulai 26 November 2009. “Kalau selama ini tagihan telepon rumah bervariasi, kini pelanggan bisa menikmati tagihan tetap untuk pemakaian telepon rumah sesuai pola pemakaian selama ini,” kata dia.

Melalui pricing baru ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pelanggan dalam melakukan percakapan telepon rumah, sehingga lebih sering dan lebih lama, dengan biaya yang lebih efisien. PTT merupakan salah satu alternatif baru bagi para pelanggan guna berkomunikasi menggunakan telepon rumah.

Nyoman menambahkan, Telkom akan terus menambah nilai kepada pelanggan telepon rumah.”Ini sesuai dengan strategi bisnis Telkom yakni strengthening legacy business, growing new wave,” ujarnya.

Ini berarti Telkom akan terus meningkatkan nilai telepon rumah yang saat ini jumlahnya mencapai 8,7 juta sambungan. PTT merupakan bagian dari program revitalisasi telepon rumah demi mengerem laju penurunan pelanggan telepon rumah.



Lanjut ah...

Axis Tawarkan Bonus Pulsa Rp 1 Juta

JAKARTA – PT Natrindo Telepon Seluler (NTS), operator Axis, menawarkan bonus aktivasi berupa pulsa Rp 1.000 hingga Rp 1 juta bagi semua pelanggan baru. Total bonus pulsa yang akan dibagikan mencapai Rp 1,5 miliar, yang merupakan bagian dari program promosi akhir tahun.

“Di Axis, semua orang adalah pemenang. Kami pastikan semua orang mendapat bonus dan berkesempatan memenangkan hadiah utama yang diberikan setiap jam, setiap hari,” kata Chief Marketing Officer PT NTS Johan Buse di Jakarta, Rabu (25/11).

Johan mengatakan, untuk mendapatkan bonus pulsa tersebut, pelanggan hanya perlu melakukan aktivasi kartu perdana Axis dan mengisi ulang pulsa minimum Rp 10 ribu selama periode promosi. Program promosi ini berlaku bagi kartu perdana Axis Rp 5.000, yang diaktifkan mulai 25 November 2009 hingga 31 Desember 2009 tanpa perlu registrasi.



Lanjut ah...

HP Kuasai Kuartal III, Acer Pimpin Tiga Kuartal

JAKARTA –Hingga kuartal III 2009, penjualan komputer (PC) di Indonesia mencapai 2,25 juta unit dan diperkirakan menjadi tiga juta unit pada akhir tahun ini serta menjadi 3,8 juta pada 2010. Pada kuartal III (Juli-September) 2009, HP memimpin, tapi Acer masih menjadi raja untuk tiga kuartal (Januari-September) 2009 ini.

“Angka (pengapalan PC hingga 2010) itu menempatkan pasar PC di Indonesia sebagai yang terbesar di Asia Tenggara,” kata Market Analyst IDC Indonesia Andi Handoko dalam acara HP Media Gathering di Jakarta, Rabu (25/11).

Analis pasar dari lembaga riset independen itu dengan gamblang menyebut HP sebagai penguasa pasar PC di Indonesia pada kuartal III 2009 (Juli-September). Namun, Andi tidak menjelaskan posisi per kuartal III (Januari-September) 2009.

Andi menyebutkan, pada periode tiga bulan itu, HP merajai pasar PC Indonesia pada hampir semua kategori produk PC. Yakni, untuk kategori consumer desktop HP menguasai pangsa pasar 16,6%, commercial desktop (10,1%) dan commercial portable atau notebook segmen komersial (43,8%). Sedangkan Acer masih merajai kategori consumer portable (notebook segmen ritel) dengan pangsa 27,5%.

Andi mengatakan, total pengapalan PC selama kuartal III (Juli-September) 2009 hampir 900 ribu unit PC, dan total pengapalan selama sembilan bulan (Januari-September 2009) mencapai 2,25 juta.

Managing Director HP Indonesia untuk divisi Personal System Group (PSG) Megawaty Khie mengatakan, penjualan PC HP pada kuartal III ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal itu tidak hanya terjadi di Jakarta, juga di luar luar Jakarta dan bahkan di luar pulau Jawa. “Saat ini pangsa pasar HP di luar Jakarta mencapai 70%,” kata Megawaty.

Menurut Megawaty yang mantan country manager Dell Indonesia itu, sukses ini tidak lepas dari strategi HP melebarkan sayap bisnisnya ke daerah-daerah. Inilah yang memicu pertumbuhan penjualan PC HP di Indonesia. “Optimalisasi pelayanan kepada konsumer telah kami tunjukkan dengan tersedianya 40 service center HP di 37 kota di Indonesia,” kata Megawaty.

Menurut Andi, ada 15 kota di luar Jakarta yang berkontribusi terhadap pertumbuhan penjualan PC di Indonesia. Kota-kota tersebut di antaranya adalah Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Pekanbaru, Makasar, Banjarmasin, dan Samarinda.

Acer Masih Memimpin

Sementara itu, Head of Marketing Communication Departement Acer Indonesia Helmy Anam mengatakan, pihaknya tenang-tenang saja dengan klaim HP yang didukung analis IDC itu. “Data yang mereka sebut itu kan hanya untuk kuartal III saja atau periode tiga bulan saja. Tapi Acer masih pemimpin pasar untuk periode Januari-September 2009 dengan pangsa 29,5%,” kata Helmy.

Jadi, Helmy sekali lagi menegaskan, data IDC itu hanya menyebutkan bahwa HP hanya unggul pada kuartal III 2009 saja, yakni untuk penjualan PC selama Juli-September 2009 saja. “Tapi penjualan PC dari Januari sampai September 2009, kami masih market leader, kok,” kata Helmy.

Acer, kata Helmy, akan berupaya mempertahankan kepemimpinan pada pasar PC Indonesia. Saat ini Acer gencar memasarkan produk inovatif, terutama notebook dengan mengeluarkan Touch Series dan Ferrari One.

Notebook Lampaui Desktop

Selain itu, Andi juga mengungkapkan data IDC bahwa persentase penjualan notebook telah melampaui desktop dengan perbandingan 60:40 pada kuartal III 2009. ‘Keperkasaan’ notebook atas desktop itu sebenarnya telah terlihat sejak kuartal II 2009 dengan porsi notebook mencapai 53,69%.

"Hal tersebut karena kini selera konsumen sedikit berubah. Desktop yang dulu sebagai alat kerja kini menjadi kebutuhan. Notebook juga demikian, yang dulu masih termasuk barang mahal, kini menjadi lifestyle," kata Andi.



Lanjut ah...

Rabu, 25 November 2009

Luncurkan Simpati M@x, Telkomsel Targetkan 100 Juta Pelanggan

JAKARTA – Telkomsel meluncurkan Simpati M@x, menggantikan Simpati PeDe. Peluncurannya bertujuan mengerem laju penurunan permintaan starterpack Simpati, yang biasanya terjadi menjelang akhir tahun. Tahun depan, pelanggan Telkomsel ditargetkan mencapai 100 juta.

“Peluncuran produk Simpati terbaru ini merupakan strategi bisnis saja sebagai upaya kami mengerem penurunan pelanggan baru,” kata General Manager Marketing Communication Telkomsel Nirwan Lesmana di Jakarta, Selasa (24/11).

Sejak pertama kali diluncurkan pada 1997, Simpati menjadi produk yang paling digemari para pengguna ponsel. Terbukti, dari total 82 juta pelanggan Telkomsel, sebanyak 57 juta di antaranya pelanggan Simpati, 24 juta pelanggan Kartu As, dan satu juta pelanggan Kartu Halo. Jumlah ini setara atau lebih dari dua kali lipat jumlah pelanggan operator selular terbesar kedua di Indonesia.

Pada tahun depan, Vice President Telkomsel Area Jadebotabek Irwin Sakti mengatakan, Telkomsel menargetkan pelanggannya bisa menembus angka 100 juta, makin jauh meninggalkan pesaing utamanya, Indosat dan XL yang saat ini masih di bawah 30 juta.

"Pelanggan Simpati sepanjang tahun ini telah tumbuh 15 juta lebih. Dengan tren pertumbuhan ini, kami yakin target 100 juta pelanggan di 2010 bisa tercapai," kata dia.

Sementara itu, Vice President Product Marketing Telkomsel Mark Chambers mengatakan, paket kartu perdana Simpati M@x ditawarkan dengan harga Rp 10 ribu. Di dalamnya sudah terdapat pulsa senilai Rp 5 ribu yang bisa digunakan untuk komunikasi ke seluruh operator, dan bonus pulsa sebesar Rp 5 ribu hanya untuk komunikasi ke sesama pelanggan Telkomsel.

Selain itu, paket perdana Simpati M@x juga memberikan gratis akses internet sebesar 5 megabyte (MB), yang bisa dipakai akses internet via ponsel atau via komputer dengan menjadikan handset sebagai modem. Akses internet itu bisa untuk email, chatting, browsing, social networking, dan sebagainya. Sebagai gambaran, gratis layanan data 5 MB ini dapat digunakan untuk 100 email atau 500 halaman WAP.

Seperti pada produk sebelumnya, Simpati M@x menawarkan bonus tambahan setelah isi ulang pulsa. Hanya saja, pada Simpati PeDe, tambahan bonus pasca isi ulang pertama dan kedua masing-masing sebesar Rp 5 ribu. Sedangkan, pada Simpati M@x, bonus pasca-isi ulang pertama dan kedua masing-masing sebesar Rp 2.500. Namun, M@x menambah bonus untuk isi ulang ketiga dan keempat masing-masing sebesar Rp 5 ribu.

“Bahkan selama periode promo hingga 5 Januari 2010 pelanggan akan memperoleh tambahan pulsa masing-masing Rp 5.000 untuk isi ulang pertama dan kedua,” kata dia.

Untuk menjamin kelancaran komunikasi pelanggan dalam menikmati tarif murah serta berbagai fitur dan layanan Simpati, Telkomsel telah menyiapkan jaringan terluas hingga pelosok yang menjangkau hampir 100% wilayah populasi Indonesia dengan menggelar lebih dari 30.000 BTS, termasuk sekitar 4.500 Node B atau BTS 3G untuk kenyamanan komunikasi data.



Lanjut ah...

2010, Industri Konten Capai Rp 4,5 T

JAKARTA - Industri kontel ponsel (mobile content) diperkirakan tumbuh 30% pada 2010 dari posisi tahun ini yang nilai bisnisnya ditaksir Rp 3,5 triliun. Pertumbuhan itu karena makin mudahnya masyarakat mengakses internet dan pengguna ponsel yang mendekati 200 juta pada tahun depan.

Sekjen Indonesia Mobile Content Provider (Imoca) Sapto Anggoro memperkirakan, omset industri mobile content hingga akhir 2009 diperkirakan tumbuh sekitar 20-30% menjadi Rp 3,5 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu. Pada tahun ini, bisnis industri konten bisa mencapai Rp 4,5 triliun.

“Saya optimistis tahun depan bisnis ini masih bisa tumbuh 30%. Tapi kalau tak ada inovasi, pertumbuhan paling minimal bisa sampai 25%,” kata Sapto, Selasa (24/11).

Optimisme ini didukung perkembangan konten lama yang dikemas dengan format baru serta pengembangan ke biaya data. Konten-konten yang saat ini beredar masih berbasis SMS, seperti kuis dan konten informasi berlangganan. Animo pengguna terhadap konten semacam ini sudah mulai berkurang. Sedangkan pertumbuhan Ring Back Tones (RBT) dalam dua tahun terakhir cukup tinggi.

“Tren konten berbasis SMS mulai berkurang dan beralih ke aplikasi. Saya juga berharap adanya teknologi 3G mampu mendorong pertumbuhan industri konten,” kata dia.

Menurut dia, penyedia jasa konten di Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan Tiongkok atau negara lain di dunia. Di Tiongkok saat ini ada lebih dari 150 ribu penyedia jasa konten telepon seluler. Oleh karena itu, Depkominfo harus memberi dukungan untuk tumbuhnya industri konten di Tanah Air.

Chief Creative Officer SkyEight Satya Witoelar juga optimistis bahwa bisnis konten lokal akan tumbuh seiring peningkatan penetrasi ponsel. “Pengembang lokal akan terpacu untuk mengembangkan bisnisnya karena trennya nyata,” kata dia. Hanya saja, lanjut Satya, iklim kompetisi antarpengembang konten di Indonesia belum sengit karena pemainnya masih sedikti.

SkyLight adalah salah satu penyedia konten lokal yang digandeng Yahoo karena mampu menghadirkan website jejaring sosial, Koprol.com, yang mampu menunjukkan lokasi penggunanya. Koprol.com diharapkan bisa dimanfaatkan dunia usaha untuk mempromosikan usaha atau bisnisnya.

“Kami juga menyediakan sarana bagi toko atau merchant lokal untuk berpromosi di website mulai dengan harga gratis sampai berbayar,” jelas Satya.

Ponsel Musik Esia

Salah satu operator telekomunikasi yang gemar menghadirkan berbagai konten dalam adalah PT Bakrie Telecom. Operator Esia ini menghadirkan ponsel Esia Musicbox dan Esia Idolaku sebagai upaya mendukung pengembangan industri musik di Tanah Air.

“Kita tahu bahwa musik bajakan mengurangi pendapatan rekan-rekan musisi dan artis. Mengunduh dan membajak lagu merupakan salah satu bentuk kejahatan. Hal ini harus dihentikan dengan cara force policy dan edukasi kepada masyarakat,” kata Deputy Chief Executive Officer PT Bakrie Telecom Tbk Erik Meijer saat peluncuran ponsel musik Esia, di EX, Jakarta (24/11).

Erik mengaku khawatir dengan maraknya pembajakan lagu. Esia memiliki cara tersendiri untuk mendukung industri musik Indonesia. Dua jenis ponsel musik yang baru digelontorkan Esia mengajak para penggunanya agar mengunduh karya lagu dan musik asli saja.

“Dengan menggunakan ponsel ini, sudah tidak masuk akal lagi mengunduh dan membeli lagu bajakan. Pengguna bisa mendapatkan lagu asli berkualitas dengan harga terjangkau, Rp1.000 untuk unduh 30 lagu per harinya,” kata Erik.

Kedua ponsel musik Esia dilengkapi aplikasi Digital Music Download (DMD) yang memudahkan pelanggan mengunduh ribuan lagu milik artis Indonesia maupun luar negeri. Untuk ketersediaan konten lagu, Esia menggandeng empat perusahaan rekaman besar, Sony Music Entertainment Indonesia, Musica Studio, Universal Music Indonesia dan Warner Music Indonesia.



Lanjut ah...

Microsoft Kawal Migrasi ke Windows 7

JAKARTA – Microsoft Indonesia optimistis, pengguna komputer (PC) di Tanah Air bakal memigrasikan sistem operasi PC-nya yang lama, baik Windows XP maupun Vista ke Windows 7. Ini akan mengikuti tren di seluruh dunia, yang sejak diluncurkan pada 22 Oktober 2009, sudah 40 juta lisensi Windows 7 terjual.

Worldwide Launch Lead Microsoft Corp Vineet Thuvara mengklaim, perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia merencanakan untuk segera bermigrasi ke Windows 7. “Ini akan menjadi migrasi sistem operasi terbesar sepanjang sejarah komputerisasi di Indonesia, juga di seluruh dunia,” kata Vineet Thuvara dalam media roundtable di Jakarta, Selasa (24/11).

Sementara itu, Server Business Group Manager PT Microsoft Indonesia Adrian Anwar menunjukkan data gabungan IDC, Gartner, dan informasi internal Microsoft yang menunjukkan, per Oktober 2009, di Indonesia ada 11 juta pengguna PC dengan 9,2 juta di antaranya memakai platform Windows. Data IDC juga menyebutkan, tahun ini sebanyak 2,8 juta PC masuk Indonesia, yang di antaranya terdapat netbook yang tahun ini ditaksir tumbuh hingga 89%.

“Di sinilah kesempatan Windows 7 untuk melakukan penetrasi di Indonesia,” kata Adrian.

Apalagi, lanjut Adrian, vendor-vendor PC lokal maupun multinasional telah menyambut kehadiran Windows 7 dengan antusias, mengingat kapabilitas kinerjanya yang tinggi.

Sedangkan mengenai Windows Server, data IDC menunjukkan, dari 2009 sampai 2010, Indonesia memiliki sekitar 28 ribu server yang dikapalkan dengan menggunakan Windows Server 2008 R2. Selain itu, Windows Server 2008 R2 memiliki kesempatan masuk ke pasar UKM yang sebanyak 45 ribu di antaranya memiliki lebih dari 20 unit PC.

Menurut Thuvara, Microsoft optimistis, usaha kecil dan menengah (UKM) sampai perusahaan besar (enterprise) bisa menarik manfaat dari kehadiran Windows 7, Windows Server 2008 R2, dan Exchange Server 2010. Inovasi-inovasi tersebut dapat menjadi strategi efisiensi masa depan bagi dunia bisnis.

“Ada banyak fitur yang dapat dimanfaatkan UKM, seperti workgroup yang tersedia di Windows 7 dan Windows Server Foundation untuk bisnis dengan 50 users,” kata Thuvara.

Dengan Windows 7, kata Thuvara, perusahaan dapat menurunkan belanja operasional (opex) dan secara bersamaan meningkatkan keuntungan kompetitif.

Saat ini, ada banyak perusahaan yang telah mengadopsi Windows 7, Windows Server 2008 R2, maupun Exchange Server 2010 di Tanah Air. Beberapa di antaranya adalah PT Bosowa Group, PT Astra Honda Motor, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia Summitmas, dan PT Medco E&P Indonesia.

“Pengeluaran biaya TI perusahaan dapat ditekan sebanyak 20-30%,” kata IT Business Relations Manager Medco Energi M Ageng Wiryawan.



Lanjut ah...

Senin, 23 November 2009

SingTel Group Uji Coba LTE 2010

PARIS - Singapore Telecommunications (SingTel) Group menguji coba teknologi Long Term Evolution (LTE) pada semester I 2010. Teknologi generasi keempat (4G) yang bakal dipakai adalah milik Alcatel-Lucent.

Uji coba itu dilakukan secara regional dengan melibatkan SingTel dan anak usahanya di Australia (Optus), serta operator telekomunikasi yang sebagian sahamnya dikuasai SingTel, seperti di Filipina (Globe), Thailand (AIS), India (Bharti Airtel), Bangladesh (PBTL), Pakistan (Warid) dan Indonesia (Telkomsel). SingTel Group adalah operator terbesar di Asia dengan basis pelanggan sebanyak 273 juta.

“Uji coba yang dilakukan SingTel ini merupakan sebuah ilustrasi lebih lanjut atas peran Alcatel-Lucent di pasar LTE,” kata Head of Activities Alcatel-Lucent di Asia-Pasifik Sean Dolan dalam siaran pers, Senin (23/11). LTE adalah teknologi broadband nirkabel yang dapat mengirimkan data dengan kecepatan hingga 100 megabit per detik (Mbps).



Lanjut ah...

Operator BWA Dukungan Syarat TKDN

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI menyesalkan sikap pemenang tender Broadband Wireless Acces (BWA) yang tidak menunaikan kewajibannya sesuai tenggat Depkominfo pada 20 November 2009. Sementara itu, operator BWA mendukung aturan mengenai syarat kandungan lokal (TKDN) 30-40%.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Demokrat Roy Suryo dan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Jeffry Geofani di Jakarta, Senin (23/11). Anggota DPR itu mendukung sanksi denda hingga penarikan kembali izin BWA itu.

“Kalau tidak mematuhi kewajibannya, tentu sikap tegas Depkominfo diperlukan. Kami siap mengawal kebijakan Depkominfo. Jadi, mereka tidak perlu ragu-ragu untuk bersikap tegas,” kata Jeffry Geofani.

Seperti diketahui, delapan perusahaan memenangi 30 lisensi BWA. Tiga perusahaan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Indosat Mega Media (IM2), dan PT First Media telah melunasi kewajibannya. Dua perusahaan lain berupa konsorsium sehingga masih diberi waktu hingga Januari 2010 untuk membentuk badan hukum PT.

Sedangkan tiga perusahaan yang belum melunasi kewajibannya adalah PT Berca Hardyaperkasa, PT Internux, dan PT Jasnita Telekomindo. Mereka tidak hanya menunda pembayaran, tapi juga mempertanyakan ketersediaan perangkat Wimax yang memenuhi syarat kandungan lokal (TKDN), dan keputusan pemerintah untuk menerapkan teknologi Wimax 16d.

Menurut Roy Suryo, pemenang tender BWA seharusnya memahami aturan main yang ditetapkan pemerintah seperti saat prakualifikasi. Oleh karena itu, alasan penundaan pembayaran itu sulit dipahami.

“Kalau alasan frekuensi masih kotor dan mempersiapkan TKDN untuk perangkat Wimax sulit dipahami. Jadi, saya dukung langkah tegas Depkominfo,” kata Roy.

Roy minta Depkominfo memanggil ketiga perusahaan yang menunda pembayaran itu. “Lebih baik mereka dipanggil untuk mengetahui persis apa persoalan dan keberatan mereka hingga tidak bisa membayar kewajibannya tepat waktu,” kata Roy.

Siap Bayar

Sementara itu, PT Berca Hardyaperkasa, PT Internux, dan PT Jasnita Telekomindo telah menyatakan kesiapannya melunasi kewajiban atas izin BWA itu. Hanya saja, mereka minta waktu hingga Desempat 2009 atau Januari 2010.

“Kami siap membayar lisensi BWA, baik up front fee maupun annual fee-nya. Tapi kami minta waktu hingga Januari 2010,” kata Direktur Keuangan PT Internux Hiroshi Arifudin, pekan lalu.

Berca yang memenangi 14 lisensi BWA dengan total kewajiban yang harus dibayar sebesar Rp 147 miliar juga siap melunasi kewajibannya pada Januari 2010. “Lisensi BWA itu pasti kami bayar, cuma kami minta waktu hingga awal tahun depan,” kata salah seorang petinggi Berca.

Sedangkan PT Jasnita Telekomindo yang memenangi zona Sulawesi bagian Utara, juga minta tenggang waktu untuk melunasi kewajibannya. Kewajiban Jasnita adalah sebesar Rp 384 juta. “Kami selalu mengikuti aturan pemerintah. Hanya saja, untuk pembayaran lisensi BWA, kami minta waktu hingga akhir Desember ini,” kata Sammy.

Dukung TKDN

Selain berkomitmen melunasi kewajibannya, operator BWA juga berkomitmen mematuhi aturan kandungan lokal (TKDN) 30-40%. “Kalau soal produk dalam negeri, kami dukung 100%,” kata salah seorang eksekutif Berca.

Hanya saja, para operator BWA itu minta pemerintah tak membatasi teknologi Wimax yang digunakan harus tipe nomadik atau fixed (16d). “Teknologi Wimax yang sekarang berkembang di dunia adalah jenis mobile (16e),” kata dia.

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto mengatakan, perangkat Wimax yang telah memenuhi TKDN sudah tersedia di Indonesia. Ia tidak mau menyebut nama, tapi vendor Wimax lokal yang sering disebut adalah PT Teknologi Research Group (TRG), dan PT Hariff Daya Tunggal Engineering itu. Bahkan, Sirka kabarnya telah memproduksi perangkat Wimax lokal bekerja sama dengan Huawei dari Tiongkok.

Namun, baik Huawei maupun partner lokalnya, Sylvia Sumarlin yang mantan ketua umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), belum bersedia buka suara. Kabarnya, perangkat Wimax Sirka itu bertipe mobile (16e), dan menggunakan kanal 5 MHz dan 10 Mhz, sesuai standar internasional.

Sedangkan Sammy Pangerapan tidak mempersoalkan teknologi yang ditetapkan pemerintah. “Mau 16d (nomadic) atau 16e (mobile), yang penting teknologi itu berkesinambungan dan ada roadmap-nya,” kata Sammy.



Lanjut ah...

Yahoo Segera Buka Kantor di Jakarta

JAKARTA – Yahoo segera membuka kantor perwakilan di Jakarta pada tahun depan, karena melihat potensi pertumbuhan bisnis internet yang besar di Indonesia. Yahoo juga sudah membagikan selebaran informasi 20 jenis lowongan pekerjaan di Jakarta.

“Kami sangat optimis industri internet di Indonesia akan tumbuh pesat karena skala negara ini sangat besar yang tidak dimiliki negara-negara lain di Asia Tenggara,” kata Senior Director for Business Development Indonesia dan Country Lead Yahoo Southeast Asia Pontus Sonnerstedt di sela Yahoo Open Hack Day di Jakarta, Sabtu (21/11).

Perusahaan yang dipimpin Carol Bartz ini mencari karyawan untuk mengisi pos-pos teknikal maupun non teknikal, seperti Developer Network, Software Engineer, Regional Project Manager, Account Manager, Business Development, sampai Editorial.

Yahoo mengklaim, 76% masyarakat Indonesia mengakses halaman muka Yahoo. Sedangkan, 75% memanfaatkan Yahoo Mail dan 66% menggunakan fasilitas Yahoo Search. “Dominasi pengguna Yahoo Messenger pun masih sangat besar, yakni 84%,” kata dia.

Pontus mengungkapkan, Yahoo ingin hadir di Indonesia dan mencari ‘teman’ di area lokal supaya dapat lebih dikenal masyarakat. Harapan tersebut disambut baik oleh para pengembang konten web lokal yang berharap dapat membesarkan bisnisnya dengan bantuan Yahoo.

Situs Koprol

Pengembang lokal dapat menyebarluaskan aplikasinya lewat koneksi jutaan pengakses Yahoo di seluruh dunia. Namun, Yahoo membuka kesempatan kepada perusahaan besar untuk menjalin kerja sama.

Salah satu konten lokal yang kini menjalin kerja sama dengan Yahoo adalah situs jejaring sosial berbasis lokasi, Koprol. Situs yang dikembangkan SkyEight ini memiliki keunikan, yakni lokasi pengguna dapat ditampilkan. Situs yang telah dicoba sejak awal 2009 ini berpotensi untuk menjadi ruang promosi untuk usaha lokal karena berbasis lokasi.

“Kami bisa mengakomodasi bisnis-bisnis kecil yang ingin berpromosi pada lingkup tertentu,” kata Satya Witoelar, Chief Creative Officer SkyEight.

Walaupun masih dalam tahap Beta, Koprol sudah berhasil mengakuisisi sekitar 12 ribu pengguna di Indonesia maupun mancanegara. Chief Executive Officer SkyEight Fajar Budiprasetyo mencanangkan akan memfinalisasi situs Koprol pada awal 2010.

Open Hack Day

Selama dua hari (21-22 November 2009), Yahoo menggelar Open Hack Day yang mengumpulkan hampir 400 pengembang konten web se-Asia Tenggara. Pengembang mancanegara dari Singapura, Malaysia, Filipina dan Vietnam ikut bergabung.

“Yahoo berkomitmen untuk memacu pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan industri internet di Indonesia dengan berbagi lebih banyak praktek terbaik serta mendukung ekosistem yang telah ada,” kata Pontus.

Penyelenggaraan Open Hack Day juga menunjukkan besarnya potensi Indonesia di mata perusahaan raksasa ini. “Saya sudah ke Indonesia sejak tahun lalu. Kami tahu persis seberapa cepatnya perkembangan internet dan banyaknya ruang untuk berkembang di Indonesia,” kata Pontus.


Lanjut ah...

Tri Layani Kalimantan dan Sulawesi

PT Hutchison CP Telecom Indonesia (HCPTI), operator 3, mulai merambah kawasan Indonesia bagian timur dengan fokus di Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Operator 3 akan menyewa menara dari pihak ketiga.

Business plan 2010 kami belum sampai pada hitungan berapa penambahan jumlah BTS di kawasan timur (Indonesia) itu,” kata Director Intercarier, Goverment Relations & Regulating PT HCPTI Sidharta Sidik di sela peresmian pengoperasian 210 BTS hidrogen milik 3 di Bekasi, Senin (23/11).

Pada pertengahan Oktober 2009, Chief Commercial Officer PT HCPTI Suresh Reddy mengatakan, pihaknya menargetkan penambahan jumlah based transceiver station (BTS) pada 2010 menjadi 9.000 BTS dari posisi sekarang yang sebanyak 7.600 BTS. Layanan 3 kini sudah hadir di 21 provinsi dengan jumlah pelanggan sebanyak 7,3 juta.

Namun, baik Suresh maupun Sidharta menolak menyebutkan target penambahan jumlah pelanggan pada tahun depan. “Pokoknya, sebanyak mungkin,” kata Sidharta.

Pada kesempatan itu, PT HCPTI mengoperasikan 200 BTS berbahan bakar hidrogen. Ini merupakan kelanjutan pengoperasian BTS berenergi alternatif sejak Februari 2009.

Presdir PT HCPTI Manjot Mann mengatakan, teknologi energi alternatif menggunakan sel energi hidrogen yang bersih, bebas polusi, hemat energi, dan ramah lingkungan. Keuntungannya adalah peningkatan daya listrik, memberikan cadangan listrik yang tahan lama dan hemat biaya perawatan.

Bahan bakar hidrogen ini digunakan di 200 BTS PT HCPTI yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera. Pengoperasiannya bisa menghemat biaya operasional hingga 30%.



Lanjut ah...

Sabtu, 21 November 2009

Telkom Rampungkan Kabel Serat Optik di Suramadu

SURABAYA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah menyelesaikan pengerjaan jaringan 96 core kabel serat optik di Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan akses internet Speedy di Pulau Madura.

Executive General Manager Telkom Divisi Regional V Jatim Mohammad Warif Maulidy mengatakan, kecepatan akses Speedy di Madura telah mencapai 3 megabit per detik (Mbps), dari sebelumnya hanya berkecepatan 384 kilobit per detik (kbps).

"Layanan Speedy di Madura kini dapat diandalkan untuk melayani kebutuhan internet kecepatan tinggi, bukan hanya bagi pelanggan retail, tetapi juga bagi kawasan industri yang belakangan ini mulai berkembang di Madura," kata Wrif di Surabaya, akhir pekan lalu.

Warif menjelaskan, jaringan backbone yang menghubungkan wilayah Madura dan Surabaya, sebelumnya menggunakan radio microwave yang kemampuan mentransfer datanya sangat terbatas. "Dengan selesainya pengerjaan kabel serat optik itu, persoalan bandwidth di Madura sudah tertangani," ujarnya.

Ia menambahkan setelah selesainya pembangunan jaringan serat optik di wilayah Madura, saat ini Telkom dapat mengirimkan layanan Telecommunication, Information, Media, dan Edutainment (TIME) sesuai dengan portofolio produk sesuai brand yang baru diluncurkan.

Hingga saat ini, Telkom memiliki sekitar 6.300 pelanggan Speedy di wilayah Madura. "Untuk mempercepat penetrasi Speedy di Madura, kami juga akan meluncurkan paket Speedy komunitas untuk guru sebagai persembahan Telkom bagi dunia pendidikan di wilayah tersebut," ujar Warif.

Lanjut ah...

Mobile-8 Luncurkan Portal Suara FunCall

JAKARTA– PT Mobile-8 Telecom Tbk, operator Hepi dan Fren, meluncurkan layanan terbaru FunCall. Layanan berbentuk portal suara ini dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan hiburan, sekaligus mengekspresikan diri dari pengguna Fren prabayar dan paskabayar.

“Pelanggan dapat membagi, mengekspresikan, hingga mengirimkan musik atau rekaman yang dibuat hanya dalam genggaman, dengan tarif yang sangat hemat dan cara yang tidak repot,” kata Direktur Sales & Marketing Mobile-8, Beydra Yendi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jum’at (20/11).

Beydra mengatakan, pelanggan Fren dapat mengakses layanan-layanan tersebut melalui 5050 dengan tarif yang berlaku adalah Rp 288 / 30 detik, dan hanya Rp 3.000 untuk setiap pilihan lagu. Layanan FunCall ini mengintegrasikan kompleksitas layanan suara dengan layanan data yang bertujuan untuk memudahkan pelanggan mengakses fitur-fitur sesuai dengan kebutuhan pelanggan secara instant. Saat ini FunCall menawarkan dua layanan unggulan yaitu music mail dan karaoke.

“FunCall assistant akan membantu pelanggan untuk memilih jenis layanan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” kata dia.

Dia menjelaskan, pelanggan yang ingin memberikan variasi baru dalam pengiriman pesan ke rekan atau kerabat dekat maka layanan music mail adalah pilihan tepat yang dapat dipergunakan. Namun, jika pelanggan adalah seorang penggemar musik karaoke yang ingin menguji kemampuan setiap saat maka pilihan jatuh kepada layanan karaoke.

“Saat ini terdapat ratusan koleksi lagu yang dikemas dalam berbagai pilihan kategori untuk dua layanan di atas, mulai dari top 40, new entry, romantic song, dance and party hingga Rohani,” ujarnya.

Dengan hadirnya FunCall, lanjut dia, Mobile-8 semakin memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan komunikasi yang menawarkan harga terjangkau dengan layanan-layanan komunikasi yang inovatif. Beydra juga berharap, layanan ini dapat meningkatkan revenue dari layanan nilai tambah sebesar 5% di akhir tahun 2009.

“Kami menyediakan layanan karaoke dengan tujuan mengakuisisi pelanggan baru Fren yang juga menargetkan para karaoke mania, harapannya dapat meningkatkan jumlah pelanggan Fren diakhir tahun 2009”, tambah Head of Product Marketing Mobile-8, Sukaca Purwokardjono.



Lanjut ah...

Jumat, 20 November 2009

Indosat Luncurkan Dompetku

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) belum mengeluarkan izin jasa pengiriman uang (remittance) pada Indosat. Operator tersebut diharuskan mengubah anggaran dasar (AD) perusahaan dan mempersiapkan sistemnya.

Chief Marketing Officer (CMO) Indosat Guntur S Siboro mengatakan, setelah menerima pemberitahuan syarat tersebut, Indosat telah mengubahnya dan mencantumkan layanan remittance pada salah satu ayat di AD perusahaan. Rapat umum pemegang saham (RUPS), yang berlangsung pada Juli 2009, juga telah menyetujui perubahan tersebut.

Sedangkan untuk sistemnya, kata Guntur, pihaknya masih perlu melakukan banyak pengembangan (development). Beberapa sistem mengalami penyesuaian untuk bisa mengakomodir transaksi pengiriman uang. “Sebenarnya kami nggak ada masalah dengan BI. Hanya kami harus penuhi sejumlah persyaratan itu,” kata Guntur di Jakarta, Kamis (19/11).

Bersamaan dengan pengembangan layanan pengiriman yang jarak jauh (remittance) itu, lanjut Guntur, Indosat juga meluncurkan layanan Dompetku, suatu layanan commerce yang memungkinkan pelanggannya melakukan pembayaran, pembelian, pemindahan uang melalui mobile phone. Tentu saja, mobile phone yang dimilikinya harus mempergunakan account yang telah didaftarkan.

Sekarang ini, jumlah pengguna Dompetku sebanyak 2.500 pelanggan dengan jumlah transaksi sebesar Rp 5 juta per hari. Indosat menargetkan 5.000 pelanggan.

Menurut Guntur, peluncuran fitur ini merupakan kelengkapan layanan yang disediakan operator bagi pelanggannya. Calon pelannggannya tidak terbatas pada pelanggan Indosat, melainkan seluruh pelanggan telepon seluler, yang saat ini berjumlah 120 juta pelanggan. Ini merupakan pasar yang potensial bagi bank.

Bank membidiknya karena potensi pasarnya sangat besar. Dibandingkan pemegang kartu kredit yang sebanyak 11 juta nasabah per Desember 2008, jumlahnya masih jauh ketinggalan dibandingkan pelanggan seluler. “Sebenarnya, yang namanya kartu pembayaran itu merepotkan transaksi. Tapi, konsumen makin memilihnya karena efektif, karena nggak perlu direpotkan lagi dengan kembalian uang recehan,” kata dia.

Transaksi pembelian ini meningkatkan trafik komunikasi. Dan, Indosat mendapatkan nilai tambah dari peningkatan trafik tersebut.

Melalui Dompetku, transaksi pembelian, yang sekarang masih terbatas pada gerai Alfamart, tidak lagi menggunakan SMS. Pelanggan cukup menggunakan token (kode pembayaran untuk pembelanjaan di merchant) untuk melakukan transaksi pembelian, terutama di Alfarmat di area Jabotabek.


Lanjut ah...

Kanal BWA Masih ‘Kotor’

JAKARTA – Para pemenang tender broadband wireless access (BWA) siap membayar lisensi BWA. Hanya saja, kanal frekuensi yang dijanjikan pemerintah ternyata masih ‘kotor’ alias masih dipakai pihak lain. Namun, Depkominfo berharap hal itu tak dijadikan alasan untuk menunda pembayaran.

Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun dari Direktur Keuangan PT Internux Hiroshi Arifudin, Presdir PT Jasnita Telekomindo Sammy Pangerapan, Direktur PT Wireless Telecom Universal (WTU) Teddy Purwadi dan Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto. Mereka dihubungi secara terpisah di Jakarta, Rabu (18/11) dan Kamis (19/11).

“Kami siap membayar lisensi BWA, baik up front fee maupun annual fee-nya. Tapi kami minta waktu hingga Januari 2010,” kata Hiroshi.

Pemenang tender BWA mengaku terkejut bahwa pemerintah akan menarik kembali lisensi BWA dari para pemenang tender, bila tidak bisa membayar lisensi pada 20 November 2009. Padahal dalam surat pemberitahuan pembayaran (SPP) atau invoice yang dikirimkan pemerintah dan dalam perjanjiannya tak ada pernyataan bahwa lisensi bisa ditarik kembali.

“Di surat perjanjiannya tak ada penarikan atau pembatalan lisensi BWA. Yang ada, keterlambatan pembayaran, pemenang tender BWA akan dikenai denda sebesar 2% per bulan,” kata Hiroshi.

Seperti diketahui, dari 30 lisensi BWA pada frekuensi 2,3 GHz yang ditawarkan pemerintah lewat tender, ada delapan perusahaan yang menjadi pemenang. Yakni, PT Berca Hardaya Perkasa memenangi 14 lisensi, PT Telkom (5), PT Konsorsium Wimax Indonesia (3), PT First Media (2), Konsorsium PT Comtronic System (3) , PT Indosat Mega Media (1), PT Internux (1), dan PT Jasnita Telekomundo (1).

Izin prinsip BWA telah diserahkan dan para pemenang tender BWA diwajibkan melunasi kewajibannya berupa up front fee plus biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi pada 20 November 2009. Besar up front fee adalah harga penawaran tertinggi pada tiap-tiap zona, sedangkan BHP frekuensi adalah harga penawaran tertinggi kedua pada tiap zona.

PT Internux, misalnya, yang memenangi zona Jadebotabek dan Banten, harus melunasi izin prinsip itu sebesar Rp 231,234 miliar yang terdiri atas up front fee sebesar Rp 121,201 miliar dan BHP frekuensi Rp 110,033 miliar.

Selain PT Internux, PT Jasnita Telekomindo yang memenangi zona Sulawesi bagian Utara, juga minta tenggang waktu untuk melunasi kewajibannya. Kewajiban Jasnita adalah sebesar Rp 384 juta. “Kami selalu mengikuti aturan pemerintah. Hanya saja, untuk pembayaran, kami minta waktu hingga akhir Desember ini,” kata Sammy.

Selain minta penundaan pembayaran, operator BWA juga minta kepada pemerintah agar segera membersihkan frekuensi yang telah menjadi hak mereka. “Kalau zona yang kami punya sudah bersih, tapi zona lain memang masih kotor. Frekuensi yang masih kotor itu disampaikan Depkominfo dalam dokumen tender. Yang masih kotor itu ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Balikpapan, Aceh, Medan, Jawa Timur, dan daerah lain,” kata Sammy.

Sammy mengatakan, ketika tender dibuka, Depkominfo berjanji membersihkan kanal frekuensi itu karena penggunanya legal, bukan ilegal. Frekuensi 2,3 GHz yang di Jakarta, misalnya digunakan oleh pemirintah, sedangkan di Bandung digunakan pemerintah daerah.

“Saya kira, setelah izin diberikan kepada para pemenang tender BWA, wajar kalau mereka menuntut agar frekuensi itu dibersihkan dulu. Kalau penggunanya legal, membersihkannya mudah. Tapi yang susah kalau penggunanya ilegal,” kata dia.

Sementara itu, Teddy Purwadi mengatakan, bersih atau tidaknya frekuensi itu bukan urusan pemenang tender BWA. “Itu urusan pemerintah. Urusan saya, cari uang dan lantas bayar,” kata Teddy.

Bagi PT WTU, yang tak lain adalah konsorsium Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), kata Teddy, mencari modal adalah pekerjaan berat. Pihaknya tidak ingin dibebani urusan frekuensi yang masih kotor. Pokoknya, PT WTU ingin segera mengoperasikan frekuensi yang menjadi haknya untuk menyediakan akses internet terjangkau bagi masyarakat.

Sementara itu, Gatot S Dewa Broto mengatakan, ancaman penarikan kembali lisensi BWA memang tidak ada dalam perjanjian. Tapi bukan berarti pemerintah tidak bisa menarik lisensi itu kembali, terutama kalau tidak ada respons dari para pemenang tender BWA. “Setelah ada respons dari pemenang tender untuk membayar, meski mereka tidak bisa bayar pada 20 November, kami tidak akan tarik lisensi itu. Mereka hanya kena finalti,” kata Gatot.

Kalau terlambat membayar, kata Gatot, para pemegang lisensi BWA akan dikenai denda sebesar 2% per bulan dari nilai yang harus dibayar. “Hanya saja, keterlambatan itu tidak bisa terus-menerus tanpa ada batas waktu. Kami beri waktu tiga bulan setelah tanggal 20 November, mereka harus melunasinya. Kalau tidak, lisensi BWA benar-benar akan kami tarik lagi,” kata Gatot.

Sementara itu, mengenai kanal frekuensi yang belum bersih, Gatot bisa menerima hal itu sebagai masukan. “Kami berterima kasih. Ini masukan buat kami. Kami akan teruskan hal ini ke Balai Monitoring Frekuensi Ditjen Postel Depkominfo. Namun, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk menunda pembayaran,” kata Gatot.


Lanjut ah...

WAWANCARA DIRUT PT XL AXIATA TBK HASNUL SUHAIMI (2)

Mobile Advertising dan Mobile Wallet Belum Saatnya

Tahun 2009 tinggal satu bulan lagi. Operator telekomunikasi di Tanah Air masih berjibaku berebut pelanggan, tapi pertumbuhannya tak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Perang tarif agak mereda, meski masih ada operator yang ‘galak’ menyentil kompetitor. Layanan suara dan SMS masih mendominasi, sedangkan layanan data mulai ‘bersuara’ lantang. Bagaimana di tahun-tahun mendatang?

Saat ini, Telkomsel masih market leader dengan jumlah pelanggan hampir 80 juta, Indosat di tempat ke dua dengan 29 juta pelanggan, dan XL masih di posisi ketiga dengan hampir 27 juta pelanggan. Namun, XL mengklaim sebagai operator dengan tarif termurah untuk layanan suara Rp 80 per menit, juga SMS. XL berniat menghadirkan tarif internet termurah pula, tapi masih mencari teknologi yang tepat. Sedangkan untuk layanan BlackBerry, XL mengklaim telah memiliki 200 ribu pelanggan di atas operator lain. Bahkan, XL berniat meluncurkan XL Berry.

Seperti apa XL Berry itu, wartawan Investor Daily, Rizagana, mewawancara Hasnul Suhaimi, dirut PT XL Axiata Tbk (XL), yang pekan lalu masih bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk di Jakarta, pekan lalu. Pria kelahiran Bukitinggi, 23 April 1957 ini sudah malang-melintang di industri telekomunikasi seluler Indonesia. Ia ‘lahir’ di Indosat dan besar di Indosat, tapi sukses membesarkan XL. Orang Minang ini satu-satunya yang pernah menjadi direktur pada tiga operator seluler terbesar Indonesia, Indosat, Telkomsel dan XL.

Berikut tulisan bagian terakhir dari hasil wawancara tersebut.

Dalam jangka pendek ini tampaknya tidak ada perubahan berarti dalam bisnis industri telekomunikasi?

Ya. Saya kira, voice masih mendominasi dengan kontribusi terhadap pendapatan mencapai 70%. Bukan tidak ada terobosan. Hanya saja, teroboson untuk menggantikan voice itu belum selevel. Voice nanti masih 65-70%, SMS 20-25%. Dan, data yang disebut-sebut marak itu, kontribusinya cuma 10%.

Bagaimana dengan new business, seperti mobile advertising. Apakah akan mulai marak?

Mobile advertising sudah dicoba di Eropa oleh Blyk di Inggris. Orang bilang, ini akan hebat. Faktanya tidak juga. Masalahnya, pertama, pengiklan belum terlalu yakin apakah iklan yang ditayangkan melalui ponsel itu dibaca, didengar atau ditonton orang. Sekarang iklan masih lebih mengena bila ditayangkan di media elektronik, media cetak atau billboard.

Telkomsel dan Indosat sudah meluncurkan layanan mobile advertising. Tapi XL belum. Kenapa?

XL sebenarnya sudah punya layanan mobile advertising. Tapi yang SMS based dan USB based. Layanan ini masih berputar di antara XL saja, belum kami jual ke luar. Iklannya masih seputar astrologi. Tapi kalau ada pengiklan, misalnya Coca Cola mau pasang iklan untuk dua juta SMS per bulan, secara sistem, kami sudah siap.

Kenapa pengiklan belum tertarik mempromosikan produknya lewat ponsel? Bukankah pelanggan ponsel puluhan juta dan jelas?

Pertama, operator tak bisa menyajikan profil lengkap pelanggannya. Misalnya, anak muda umur berapa, hobinya apa, dan lain-lain. Lebih dari 90% pelanggannya tak terdeteksi. Padahal profil ini penting bagi pengiklan demi efektivitas iklan itu. Misalnya, OshKosh B’Gosh, produsen pakaian anak-anak ingin pasang iklan. Kalau pengiklan tidak mengetahui profil pelanggan seluler yang dituju, bisa-bisa iklan itu salah alamat, masuk ke segmen anak-anak muda yang belum menikah. Profil detail pelanggan prabayar maupun pascabayar tak diketahui. Psikologi dan behaviour pelanggan juga tak diketahui.

Kedua, pengiklan juga menanyakan berapa iklan yang harus dibayar per SMS. Kalau Rp 100 per SMS per pelanggan, berarti untuk satu juta pelanggan ponsel pengiklan harus bayar Rp 100 juta untuk sekali kirim. Itu mahal banget. Tapi kalau operator menurunkan tarifnya menjadi Rp 25 per SMS, apa operator masih untung?

Jadi, antara operator dan pengiklan belum menemukan titik temu?

Ya. Jadi, kalau ada yang bilang mobile advertising akan hebat, saya kira, tidak atau belum saatnya.

Kalau mobile wallet? Apakah mungkin orang Indonesia bisa menjadikan ponsel sebagai alat pembayaran?

Yang harus dilihat dulu, seberapa banyak orang yang bersedia menukar uangnya menjadi pulsa. Kalau hanya butuh pulsa Rp 5 ribu, masih jarang yang mau beli pulsa Rp 100 ribu. Lain halnya kalau merchant, tempat yang menerima pembayaran dengan ponsel, sudah ramai. Misalnya, bayar tol bisa pakai ponsel. Lalu, bayar parkir atau beli tiket bus dan kereta bisa pakai ponsel. Saya kira, saat itu mobile wallet berkembang di Indonesia. Orang jadi gengsi bayar tol pakai uang cash. Setelah itu, bolehlah kita mulai ekspansi ke mini market atau supermarket dan restoran.

Di luar negeri, mobile wallet sudah marak. Afrika Selatan, Filipina dan Korea Selatan sudah mulai? Di Indonesia, Telkomsel dan Indosat sudah mulai? Bagaimana dengan XL?

Mobile wallet, XL juga akan coba. Saat ini kami sudah rintis dengan pengiriman uang jarak jauh, remittance. Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Hong Kong bisa mentransfer uang ke Tanah Air lewat ponsel. Kami akan perluas ke Arab Saudi, Dubai dan Malaysia.

Itu remittance, bukan mobile wallet?

Mobile banking dan mobile wallet banyak yang menawarkan bagi hasil. Tapi saya tidak mau terburu-buru karena memang belum bisa menghasilkan. Saya penganut bahwa bisnis itu sesuatu yang bisa menghasilkan. Kita akan lakukan duluan kalau itu benar-benar menghasilkan uang, seperti kala memelopori penurunan tarif voice dan SMS. Contoh lain saat bundling Nexian Berry, kami duluan. Ini kami lakukan karena kami yakin itu bakal laku. Tahu nggak, Nexian Berry itu terjual sebanyak dua juta dalam waktu enam bulan, bahkan dalam waktu empat bulan.

Soal BlackBerry, gebrakan apa lagi yang akan dilakukan XL?

Feeling saya, BlackBerry murah akan ada. Sekarang teman-teman kami sedang mempersiapkan produk semacam BlackBerry. Namanya XL Berry. Kalau BlackBerry, kita harus ke Kanada, kantor pusat Research In Motion (RIM). Nanti, kalau produk XL Berry ini jadi, kita tidak lagi ke Kanada. Pelanggan tidak lagi harus bayar Rp 150 ribu per bulan atau Rp 5 ribu per hari, tapi Rp 1-2 ribu per hari. Semua merek handphone nanti bisa dipakai untuk XL Berry. Juga pakai PIN, aplikasi messenger-nya juga kami buat. Teman-teman lagi kami tantang untuk menghadirkan layanan XL Berry. Kami sedang uji coba terus. Mudah-mudahan dalam 1-2 tahun ini jadi.

Apa XL Berry bisa laku?

Nanti kami akan buat semirip mungkin dengan BlackBerry. Ada PIN. Karena harganya murah, saya yakin, semua akan pindah ke XL Berry.

Kalau strategi XL secara umum. Anda yakin XL bisa menjadi operator terbesar kedua?

Ya, kami terus berusaha. Yang kami lakukan selama ini sudah benar. Karena kami memberikan apa yang benar-benar dibutuhkan pelanggan. Pelanggan butuh voice murah, SMS murah kami hadirkan. Sekarang tarif telepon XL Rp 80 per menit. Ini tarif termurah di Asia atau bahkan di dunia. Setelah itu, kami akan hadirkan tarif internet termurah. Hanya saja, jangan sampai dengan tarif termurah ini lantas mengabaikan jaringan. Kami betul-betul menjaga kualitas jaringan. Investasi kami tahun depan (sekitar US$ 450 juta), 25-30% untuk kualitas. Sisanya untuk kapasitas dan coverage.



Lanjut ah...

Kamis, 19 November 2009

Ditjen Postel Perketat Pengawasan Frekuensi Radio


SURABAYA - Pemerintah melalui Ditjen Postel Depkominfo segera menertibkan penggunaan frekuensi radio liar yang jumlahnya cukup banyak. Untuk itu, Ditjen Postel meluncurkan Sistem Pengelolaan Frekuensi Radio (SPFR) Tahap I di Graha Postel Surabaya.

Direktur Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio Ditjen Postel Depkominfo Tulus Rahardjo mengatakan, dengan SPFR ini, pemerintah berharap pengguna frekuensi ilegal berkurang. Ini seiring terjaminnya pemegang hak mendapat kanal frekuensi radio secara maksimal.

“Sebagai tahap awal, pihaknya melakukan soft launching SPRF untuk Surabaya dan beberapa kota sekitar. Sistem ini bisa melakukan pengukuran, pemantauan, dan pencatatan frekuensi radio di Surabaya dan kota-kota sekitranya,” kata Tulus di Surabaya, Kamis (12/11).

Tulus menjelaskan, Surabaya dan sekitarnya dipilih, karena kota itu memiliki tingkat penggunaan frekuensi radio yang tinggi. Pemenang tender SPRF tahap I untuk menyedikan perangkat serta integrasinya adalah PT Industri Telekomunikasi Indonesia.

Untuk SPFR tahap pertama, kata Tulus, Ditjen Postel mengalokasikan dana sekitar Rp 40 miliar. Jumlahnya akan bertambah menjadi Rp 80 miliar pada 2010 untuk membangun SPFR di berbagai kota di Jawa maupun luar Jawa.

''Adanya sistem tersebut membuat Ditjen Postel bisa menertibkan penggunaan frekuensi radio illegal. Ini juga akan melindungi pemegang frekuensi radio legal dari illegal, sehingga mereka bisa menggunakan haknya dengan maksimal tanpa gangguan,'' kata dia.

Penertiban ini diharapkan bisa mengalihkan penggunaan frekuensi radio ilegal menjadi legal. Dengan begitu, potensi pendapatan negara lewat dari Biaya Hak Pengelolaan (BHP) frekuensi radio meningkat. Menurut Tulus, pada 2008, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari frekuensi radio mencapai Rp 7 triliun dan tahun ini diharapkan naik 10%.

Manfaat lainnya dari penerapan SPRF, kata dia, adalah proses perizinan frekuensi radio bisa dipercepat. Sebab proses teknis sudah dilakukan dengan teknologi dan bukannya secara manual seperti sebelumnya.



Lanjut ah...

WAWANCARA DIRUT PT XL AXIATA TBK HASNUL SUHAIMI (1)

Layanan Data Masih Jadi Cost

Tahun 2009 tinggal satu bulan lagi. Operator telekomunikasi di Tanah Air masih berjibaku berebut pelanggan, tapi pertumbuhannya tak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Perang tarif agak mereda, meski masih operator yang ‘galak’ menyentil kompetitor. Layanan suara dan SMS masih mendominasi, sedangkan layanan data mulai ‘bersuara’ lantang. Bagaimana di tahun-tahun mendatang?

Saat ini pengguna mobile broadband di Tanah Air sekitar dua juta, yang berasal dari Telkomsel 1,3 juta, Indosat 500 ribu, Excelcomindo Pratama 100 ribu, dan sisanya dari operator lain. Pada 2013, pelanggan data mobile broadband bisa mencapai 45 juta. Bahkan, menurut lembaga survei Pyramid Research, pada 2014 pengguna 3G sekitar 126,9 juta atau 46% dari populasi Indonesia.

Kehadiran teknologi high speed packet acces (HSPA)+ diperkirakan makin mendongkrak pelanggan mobile broadband. Tapi, apa benar?

Wartawan Investor Daily, Rizagana, mewawancara Hasnul Suhaimi, dirut PT XL Axiata Tbk (XL), yang pekan lalu masih bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk. Pria kelahiran Bukitinggi, 23 April 1957 ini sudah malang-melintang di industri telekomunikasi seluler Indonesia. Ia ‘lahir’ di Indosat dan besar di Indosat, tapi sukses membesarkan XL. Orang Minang ini satu-satunya yang pernah menjadi direktur pada tiga operator seluler terbesar Indonesia, Indosat, Telkomsel dan XL.

Ayah dua orang anak ini pernah menjadi direktur Niaga PT Indosel (1997-1998), direktur Niaga PT Telkomsel (1998-2000), direktur utama PT IM3 (2001-2002), direktur PT Indosat (2002-2005), dirut PT Indosat (2005-2006), dan dirut PT XL Axiata Tbk (2006-sekarang).

Berikut petikan wawancara tersebut yang dituangkan dalam dua tulisan.

Bagaimana Anda melihat peluang bisnis telekomunikasi di Indonesia ke depan?

Saya kira, tiga tahun ke depan, voice akan tetap grow, meski tak terlalu tinggi lagi. Kalau beberapa tahun lalu, pertumbuhan voice bisa 100%, lalu turun menjadi 60%, 40%, dan tinggal 10% pada tahun lalu. Dalam tiga tahun ke depan, saya prediksi, pertumbuhan revenue dari voice mungkin tinggal 5-7% saja. SMS juga turun 5% karena ‘kemakan’ chatting, Yahoo Messenger (YM), BlackBerry Messanger (BBM), email, Twitter dan Facebook.

Hanya saja masalahnya adalah apakah kenaikan voice dan penurunan SMS itu masih menguntungkan perusahaan. Memang, kelihatannya masih ada pertumbuhan revenue. Tapi pas-pasan bila dibandingkan inflasi tahunan Indonesia yang berkisar 5-10%.

Pas-pasan atau malah rugi buat perusahaan?

Ya. Saya kira pas-pasan. Oleh karena itu, kami harus mengantisipasi ini. Antisipasinya tak ada jalan lain, kecuali menghadirkan layanan bernilai tambah atau value added services (VAS).

Orang bilang, sekarang era layanan data, dan operator sekarang jorjoran di data?

Ya. Ada yang bilang, pendapatan dari layanan data akan naik 30-40% dalam tiga tahun ke depan. Sekarang, kontribusi data terhadap pendapatan secara keseluruhan masih kecil, sekitar 5-6%. Dengan pertumbuhan 30-40%, kontribusi layanan data pada pendapatan bisa meningkat menjadi 10%. Namun, cost untuk investasi kapasitas dan revenue-nya tidak seimbang. Tidak seperti layanan SMS dan voice.

Maksud Anda?

Sekarang, misalnya, XL menawarkan program mengirim delapan SMS dengan biaya Rp 1.200 dan mendapat 300 SMS per hari secara gratis. Artinya, kalau pelanggan mengambil semua haknya, biayanya cuma Rp 4 per SMS. Dalam praktiknya, tidak semua pelanggan mengambil hak 300 SMS itu. Ada yang cuma mengirim 30-50 SMS per hari. Artinya, tarifnya Rp 24-40 per SMS. Dengan tarif segitu, kami masih untung.

Begitu juga dengan voice. XL, misalnya, menawarkan tarif Rp 1.000 untuk menelepon selama satu jam. Faktanya tak semua pelanggan menelepon selama satu jam dalam sekali call. Habit orang, rata-rata menelepon adalah 5-10 menit, meski ada yang cuma dua menit, dan ada juga yang setengah jam lebih. Katakanlah, rata-ratanya 12,5 menit, itu berarti tarifnya Rp 80 per menit. Ini masih untung buat kami.

Sedangkan pada layanan data, kalau kita tawarkan Rp 1 per KB, pelanggan akan ambil hak yang 1 KB itu. Ini habit. Selain itu, secara teknologi juga lebih mahal. Teknologi 3G itu jauh lebih mahal dibanding 2G. Jadi, cost untuk layanan data itu terlalu tinggi, tapi revenue-nya terlalu rendah.

Revenue layanan data kecil itu karena pelanggan yang masih sedikit atau soal daya beli masyarakat?

Ini bukan karena jumlah pelanggannya masih sedikit. Jumlah pelanggan data sebenarnya bisa banyak, tapi kapasitas yang bisa kita tampung tidak bisa banyak. Pelanggan data XL untuk yang unlimited sekarang cuma 30 ribuan. Ini yang unlimited, sedangkan pelanggan data XL secara umum sekarang mencapai 5-6 juta. Jaringan 3G kami ada di mana-mana, tapi kami tidak bisa jual karena takut kapasitasnya tidak cukup. Kami tak mau tiba-tiba ada pemotongan kapasitas (bandwidth) di tengah jalan.

Tapi operator lain mulai jorjoran menyediakan layanan data dan operator lain mengambil jatah tambahan frekuensi 3G?

Saya kira belum jorjoran. XL tidak. Lihat saja pelanggan data unlimited mereka (operator lain) itu. Apalah artinya pelanggan data yang 500 ribu dibanding 70 juta? Jadi, menurut saya, belum jorjoran benar. XL belum mau jorjoran di data karena kami belum temukan cara untuk menurunkan cost sehingga seimbang antara cost dan revenue-nya.

Di mana letak cost yang mahal itu?

Investasi yang besar itu tidak hanya di perangkat jaringan data, tapi juga di frekuensi. Biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi 3G lebih mahal dari 2G. Sampai Rp 160 miliar per tahun. Selain itu investasi di perangkatnya juga besar, sangat besar. Jadi, feeling saya, siapa yang sanggup membangun kapasitas yang besar dan dengan harga murah, dia akan menjadi pemenang dalam tiga tahun ke depan. Namun, apakah pertumbuhan layanan data yang 30-40% dan kontribusinya terhadap pendapatan yang naik menjadi 10%, berarti ada kontribusi layanan data terhadap profit? Ini masih tanda tanya besar.

Lalu, apa yang harus dilakukan operator untuk menyongsong era data dalam 3-5 tahun ke depan agar menguntungkan?

Berusaha mencari teknologi atau sistem yang bisa memproduksi kapasitas data yang besar. IP based bisa menyediakan kapasitas besar, tapi investasinya mahal. Beberapa operator mengklaim sudah IP based, sebenarnya belum seluruhnya. XL juga sudah mulai, tapi masih hybrid, belum totally IP based. Investasinya terlalu mahal. (bersambung)

Pelanggan 3G pada 2014 di Negara Asia

Jumlah Penetrasi

Pelanggan 3G

(juta) (% Penduduk)

Indonesia 126,9 46

Tiongkok 461,3 42

India 188,0 22

Malaysia 34,9 84

Singapura 6,8 80

Filipina 43,7 39

Thailand 35,5 45

Vietnam 51,2 42

Sumber: Pyramid Research

Lanjut ah...

Geser Acer, HP Kuasai Pasar PC Indonesia

SURABAYA – Hewlett-Packard (HP) mengklaim telah mengambil alih posisi market leader pada pasar komputer (PC) di Indonesia dari pesaing utamanya, Acer. Berdasarkan data International Data Corporation (IDC), pangsa HP saat ini 20,6%. Namun, IDC dan Acer mengatakan, data tersebut belum final.

Regional Business Development Director HP Indonesia Rita Panambunan mengatakan, penjualan PC HP terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga pangsa pasar PC HP di Indonesia terus meningkat. Peningkatan penjualan itu telah mengembalikan kejayaan HP di pasar PC Indonesia setelah selama dua tahun terakhir ini dikuasai Acer, vendor PC dari Taiwan.

"Data IDC yang terbaru, pada kuartal III/2009, market share HP mencapai 20,6%. Berarti kami resmi menjadi market leader. Data resmi IDC yang terbaru segera keluar," ujar Rita di sela acara paparan produk terbaru HP di JW Marriott Hotel, Surabaya, Selasa (17/11).

Keberhasilan HP merebut dominasi Acer di pasar PC Indonesia, menurut Rita, tak lepas dari ekspansi yang dilakukan raksasa PC asal Amerika Serikat (AS) itu. Ekspansi itu berupa perluasan wilayah pemasaran hingga mencakup kota-kota besar di Tanah Air. Selain itu, HP juga agresif menggelar roadshow di sejumlah kota untuk memperkenalkan dan memasarkan produk PC HP, mulai dari produk untuk segmen kelas bawah (low end), menengah (middle) hingga segmen atas (high end).

Rita yakin, seiring dengan pertumbuhan bisnis HP di Indonesia yang sangat pesat, HP bakal kukuh menjadi pemimpin pasar PC. Penjualan HP di Indonesia tumbuh luar biasa pesat. Di semua daerah, pertumbuhan penjualan PC HP tumbuh berlipat. Di Jawa Timur dan Bali, misalnya, pertumbuhan penjualan PC dan notebook, termasuk mini notebook, tumbuh hingga 16%. Khusus untuk kategori notebook, penjualannya di Jatim dan Bali tumbuh mencapai 38%. Sedangkan di Jateng, pertumbuhan penjualan PC dan notebook HP mencapai 45%. Bahkan, di Sulawesi, pertumbuhan penjualannya menembus level 126%.

"Khusus untuk pasar Jatim dan Bali, pertumbuhan penjualan memang tidak sekencang kawasan lain. Hal ini wajar karena pasar di Jatim sudah mature, karena HP sudah lama masuk Surabaya. Sedangkan di Sulawesi, pasarnya relatif baru, tentu pertumbuhannya sangat signifikan," tutur Rita.

Sementara itu, Associate Analyst Personal Systems IDC Indonesia Andi Handoko mengatakan, IDC hingga kini belum mengeluarkan data final mengenai pangsa pasar PC di Indonesia per kuartal III 2009. Pihaknya baru akan mengeluarkan data final pada awal Desember ini. “Data yang diungkap HP itu bukan data IDC. Oleh karena itu, saya tidak bisa mengkonfirmasi data itu,” kata Andi, Selasa (17/11).

Head Of Marketing Communication Acer Indonesia Helmi Anam juga heran dengan klaim HP itu. “Saya juga baru bicara dengan orang IDC dan mereka mengatakan, itu baru data prelimenary dari IDC, belum final,” kata Helmi.

Menurut Helmi, pada kuartal I dan II 2009, Acer masih menjadi pemimpin dalam pasar PC di Indonesia. Oleh karena itu, kalaupun benar klaim HP telah menjadi market leader pada kuartal III 2009, hal itu hanya terjadi selama tiga bulan terakhir saja, yakni antara Juli-September 2009. “Secara keseluruhan, dalam setahun ini, kami yakin, kami tetap masih menjadi market leader. Yang pasti, untuk notebook, Acer masih nomor satu,” kata Helmi.

Presdir Acer Indonesia Jason Lim beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya masih dan tetap ingin terus merajai pasar PC Indonesia. “Kami tetap ingin mempertahankan posisi nomor satu di pasar PC di Indonesia. Kami sudah menyiapkan strategi-strateginya,” kata Jason Lim di Jakarta, Jumat (30/10).

Salah satu strategi yang ditempuh Acer adalah melakukan langkah multibranding. Selain menawarkan PC bermerek Acer, vendor PC dari Taiwan ini juga menawarkan PC bermerek Gateway dan eMachine. “Kami yakin, strategi multibranding ini akan makin mendongkrak pasar kami di Indonesia,” kata Jason.



Lanjut ah...

Axis Beri Bonus Tiap Terima Telepon

JAKARTA - PT Natrindo Telepon Seluler (NTS), operator Axis, mengumumkan hadirnya program promosi bonus terima telepon. Melalui program ini pelanggan Axis akan mendapat bonus pulsa hingga Rp 100 per menit dari panggilan semua operator di Indonesia, termasuk fixed-line.

“Dengan program promo terbaru ini, semakin lama pelanggan Axis berbicara di telepon, semakin banyak bonus pulsa yang akan mereka peroleh,” kata Chief Marketing Officer PT NTS Johan Buse dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (18/11).

Buse menjelaskan, seorang pelanggan, yang menerima telepon dari jaringan lain akan memperoleh bonus hingga Rp 100 per menit untuk setiap menit penuh (60 detik) dari telepon yang mereka terima.

Selain itu, pelanggan akan mengetahui berapa jumlah bonus yang mereka terima pada setiap terima telepon melalui SMS. Bonus ini berlaku pada hari yang sama dan dapat digunakan untuk panggilan telepon, video, SMS, MMS ke semua operator di Indonesia termasuk akses data.

Program promosi terbaru dari AXIS ini berlaku bagi semua pelanggan Axis, termasuk pelanggan regular, Axis Salam, dan AXIS Asix otomatis, tanpa perlu registrasi terlebih dahulu, mulai 19 November 2009. Penawaran ini berlaku hingga 28 Februari 2010. (mam)


Lanjut ah...

Rabu, 18 November 2009

XL Siap Kembangkan LTE

JAKARTA - PT Excelcomindo Pratama Tbk yang telah berubah menjadi PT XL Axiata Tbk (XL) menyiapkan teknologi Long Term Evolution (LTE) untuk mengantisipasi kebutuhan mobile broadband di masa depan. Soalnya, teknologi generasi keempat (4G) itu sejalan dengan roadmap pengembangan teknologi telekomunikasi ke depan.

“Kalau melihat roadmap-nya, teknologi sekarang akan mengarah pada LTE. Dan, kami ikut roadmap saja untuk mengembangkannya,” kata Direktur Commerce XL Joy Wahyudi usai RUPS LB di Jakarta, Senin (16/11).

Pilihan pada LTE, kata dia, belum final. Perseroan masih melakukan perhitungan bisnis. Kesiapan infrastruktur dan ketersediaan perangkat yang bakal dipakai pelanggan menjadi faktor lain yang dipertimbangkan.

Joy mengatakan, sebelum masuk ke LTE yang mampu menyediakan akses internet berkecepatan hingga 100 megabit per detik (Mbps), operator telah menggelar jaringan berteknologi high speed packet access (HSPA), yang juga dikenal dengan 3,5G. HSPA+ mampu menyediakan akses internet berkecepatan hingga 21 Mbps.

XL, kata Joy, sebenarnya sudah memakai teknologi HSP+. Akan tetapi, teknologi itu belum banyak dirasakan pelanggan karena ketiadaan handset-nya di pasaran. “Bahkan untuk 3G. Hingga kini berapa banyak sih jumlah pelanggan yang sudah pakai handset 3G. Belum banyak, kan?” kata Joy.

Jasa Kirim Uang

XL akan lebih menekuni jasa pengiriman uang (remittance) melalui jaringan telekomunikasi internasional mulai tahun depan. Masuknya ke bisnis ini karena tingginya transaksi pengiriman uang, terutama yang dikirimkan TKI dari Malaysia, Hong Kong, dan Timur Tengah.

“Ini bisnis masa depan. Kita (Indonesia) baru memulainya, tapi di negara lain sudah lama. Misalnya Filipina, yang sudah dibuka sejak empat tahun silam,” kata Dirut XL Hasnul Suhaimi.

Sebenarnya, remittance sebenarnya sudah lama diluncurkan XL bekerja sama Bank BNI untuk mengakomodasi kebutuhan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Hong Kong dan Malaysia. Namun, Hasnul menolak menyebutkan perkembangan layanan remittance itu. XL yang sudah menjadi operator bertarap regional dan memiliki jaringan di luar negeri bersama grup Axiata berniat mengembangkan layanan ini pada tahun depan.

“Kalau izin dari Bank Indonesia sudah keluar, kami akan langsung kerjakan. Ini bisnis bagus di masa depan,” kata Joy.



Lanjut ah...

Telkom dan IM2 Lunasi Lisensi BWA

JAKARTA- Depkominfo kecewa dengan para pemenang tender BWA yang tidak melunasi pembayaran up front fee hingga batas akhir, 17 November 2009. Dari delapan pemenang tender, hanya PT Telkom dan PT Indosat Mega Media (IM2) yang melunasi izin BWA.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto mengatakan, yang membuat pemerintah lebih kecewa adalah dari enam pemenang tender BWA yang tidak membayar lisensi BWA sesuai tenggat, hanya satu pemenang tender BWA yang mengirim penjelasan secara tertulis.

“Kami sangat kecewa. Karena itu, Depkominfo memberikan batas waktu hingga Jumat 20 November 2009 kepada enam pemenang tender BWA agar membayar up front fee lisensi BWA,” kata Gatot, Selasa (17/11).

Bila para pemenang tender BWA yang telah mendapat lisensi BWA itu tidak melunasi kewajibannya pada 20 November itu, lanjut Gatot, pemerintah akan bertindak tegas. Tindakan tegas itu adalah pemerintah akan mencabut lisensi BWA yang telah diberikan pada pekan lalu. “Kami pastikan (20 November) ini batas waktu terakhir yang kami berikan kepada mereka. Kalau tidak bisa memenuhinya, lisensi BWA kami tarik lagi,” kata dia.

Depkominfo, kata Gatot, saat ini membahas langkah-langkah yang akan diambil jika pencabutan lisensi benar-benar dilaksanakan, terutama bagaimana menyalurkan lisensi yang ditarik kembali itu. “Satu sampai dua hari ini kami masih bahas langkah-langkah apa ke depannya. Apakah lisensi itu akan ditender ulang atau opsi lain. Ini belum kami bisa jelaskan saat ini,” tegas Gatot.

Kekecewaan pemerintah, kata Gatot, tak lain karena hanya satu perusahaan yang mengirim surat penjelasan dan meminta maaf karena tidak bisa membayar up front fee pada waktu yang telah ditetapkan. Pemenang tender yang tak bisa disebutkan namanya itu beralasan perangkatnya belum siap. “Tetapi yang lain tak ada pemberitahuan sama sekali. Kondisi ini tentu amat memprihatinkan,” kata Gatot.

Seperti diketahui, dari 30 lisensi BWA pada frekuensi 2,3 GHz yang ditawarkan pemerintah lewat tender, ada delapan perusahaan yang menjadi pemenang. Yakni, PT Berca Hardaya Perkasa memenangi 14 lisensi, PT Telkom (5), PT Konsorsium Wimax Indonesia (3), PT First Media (2), Konsorsium PT Comtronic System (3) , PT Indosat Mega Media (1), PT Internux (1), dan PT Jasnita Telekomundo (1).

Gatot menjelaskan, para pemenang tender BWA sudah mengetahui kewajiban yang harus dipenuhi setelah memenangni tender BWA. Yakni, pada saat menerima lisensi, pemenang tender harus membayar up front fee sebesar harga penawaran tertinggi pada tiap-tiap zona. Selain itu, para pemenang tender juga harus membayar biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi sebesar harga penawaran tertinggi kedua pada masing-masing zona.

Sementara itu, Direktur IT dan Supply PT Telkom Indra Utoyo mengatakan, sebagai pemenang tender BWA, Telkom siap membayar up front fee pada pemerintah tepat waktu. Ini untuk mempercepat proses kerja agar sesuai dengan rencana bisnis perusahaan.

“Kami kan sudah menang dan mendapatkan izin prinsip. Pasti harga penawaran itu akan kami bayar,” kata Indra Utoyo di Jakarta, Selasa (17/11).

Tidak ada keragu-raguan di Telkom untuk mengambil dan membayar lisensi BWA itu. “Kami menyakini zona-zona yang kami menangi akan mendatangkan reveneu (pendapatan) bagi perusahaan secara signifikan. Kami juga yakin bisa memberikan internet dengan tarif yang terjangkau kepada masyarakat,” ujar dia.

Tentang sejumlah peserta yang berani mengambil lisensi BWA dengan harga tinggi, Indra tidak yakin, mereka mampu memberikan akses internet dengan harga kompetitif. “Harga penawaran mereka tidak terjangkau dalam rencana bisnis Telkom. Buat kami, angkanya nggak sebesar itu. Saya tidak tahu hitung-hitungan mereka,” kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Indra, setelah melunasi up front fee, Telkom segera menggelar jaringan Wimax. Telkom berkomitmen untuk menggunakan perangkat Wimax dengan kandungan lokal minimal 30-40%. Vendor Wimax lokal yang diundang antara lain PT Teknologi Riset Group (TRG) dan PT Hariff Daya Tunggal Engineering.

“Syarat kandungan lokal itu kami perhatikan. Kalau tidak, kami bisa kena denda,” kata Indra.

Lanjut ah...