Senin, 31 Agustus 2009

GANDENG HUAWEI

Telkomsel Tawarkan Gratis Internet 6 Bulan


Telkomsel menggelar program bundling USB modem Huawei seri terbaru E-1750 dan E-1550 dengan layanan mobile broadband Telkomsel Flash. Paket bundling ini dilengkapi fasilitas gratis internet 300 MB per bulan selama enam bulan dengan kecepatan download hingga 7,2 Mbps.


Untuk paket bundling Telkomsel Flash-Huawei E-1750 yang dijual seharga Rp 900.000 ini memiliki kecepatan download hingga 7,2 Mbps dan upload mencapai 5,76 Mbps. Modem ini terintegrasi dengan PC-Voice yang memungkinkan menerima telepon ketika sedang berinternet.


Sementara itu, USB Modem Huawei E-1550 seharga Rp 700.000 dengan kemampuan kecepatan download hingga 3,6 Mbps dan didesain bagi kalangan muda yang trendi dan fashionable.


Vice President Channel Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo mengatakan, peluncuran paket bundling untuk Telkomsel Flash ini merupakan salah satu wujud apresiasi atas tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan mobile broadband Telkomsel. “Saat ini pengguna Telkomsel Flash mencapai satu juta atau meningkat 400% dibanding jumlah pada akhir 2008 yang hanya 200.000 pelanggan,” kata Gideon di Jakarta, akhir pekan lalu.


Telkomsel kini melayani 78 juta pelanggan. Pada 2010, jumlah pelanggan mobile selular di Indonesia diperkirakan menembus angka 150 juta dan pengguna internet 35 juta. Mobile selular dan internet akan berkonvergensi sehingga kehadiran mobile wireless internet broadband manjadi solusi para pengguna internet yang mempunyai tingkat mobilitas tinggi. “Potensi pengguna mobile broadband akan mencapai lima juta pada akhir 2010,” kata dia.


Sementara itu, Deputi Presiden Direktur Huawei James Zhao bangga dapat bekerja sama dengan Telkomsel. “Dengan adanya kerjasama dengan operator terbesar yang memiliki jaringan terluas dan pertumbuhan pelanggan yang tinggi, kami berharap produk ini mendapat respon positif dari pelanggan Telkomsel,” kata dia.


Paket bundling ini, menurut Zhao, merupakan sinergi layanan berkualitas dengan kecanggihan modem Huawei berbiaya rendah. Sebelumnya Huawei juga telah mendukung Telkomsel dalam mengembangkan jaringan GSM dan UMTS dalam upaya memenuhi kebutuhan seiring pesatnya pertumbuhan pelanggan Telkomsel yang meningkat rata-rata 1,7 juta pelanggan per bulan.


Telah dimuat di Investor Daily edisi Senin 31 Agustus 2009

Lanjut ah...

Minggu, 30 Agustus 2009

Mobi Blok 2 Juta Konten Porno

PT Mobile-8 Telecom Tbk meluncurkan layanan data ‘Internet Sehat Mobi’. Layanan ini memblok sekitar dua juta konten negatif berupa website porno. Ini sebagai jawaban atas keluhan para orang tua terhadap ancaman situs-situs berbau pornografi dan kekerasan yang merusak moral anak-anak.

“Paket modem Mobi yang dipaketkan bersama jajaran notebook yang dikeluarkan oleh PT Masterdata ini memberikan sebuah ‘keamanan’ untuk keluarga dalam berselancar di dunia maya,” kata Presiden Direktur Mobile-8 Merza Fachys dalam acara peluncuran Internet Sehat Mobi di Mall Artha Gading Jakarta, Kamis (27/8).

Layanan ini sebenarnya adalah bentuk dukungan Mobile-8 terhadap program yang dicanangkan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) yaitu Internet Sehat Aman (Insan). Program yang diresmikan pada 23 Februari 2009 ini bertujuan memberikan perlindungan kepada generasi muda terhadap konten-konten negatif serta melakukan penetrasi terhadap tumbuhnya konten-konten lokal yang positif.

“Saat ini, kami baru memblok konten-konten porno. Tahap berikutnya kami akan membatasi konten-konten negatif lainnya seperti yang mengandung kekerasan dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang,” kata Merza.

Depkominfo memang sedang menyosialisasikan Insan kepada masyarakat serta para pengusaha warnet. “Sejak tahun 2008, pemerintah sudah memberikan payung hukum terhadap berbagai bentuk transaksi elektronik. Selain itu, inisiatif Insan ini sudah diakui dunia,” kata Sekretaris Ditjen Aplikasi dan Telematika Depkominfo Joko Agung.

Mobi ‘sehat’ ini adalah prototype lanjutan dari modem Mobi yang telah diluncurkan pada Juni 2009. Paket ‘sehat’ ini memiliki tanda pengenal stiker pita berwarna oranye. Harga Rp 499 ribu yang sangat terjangkau membuat Mobi sekarang dilirik banyak pengguna internet yang mobile. Solusi komunikasi data dari Mobile-8 ini telah melayani lebih dari 35.000 pelanggan. Kali ini, Mobile-8 melepas 20.000 unit Mobi ‘sehat’.

Teknologi CDMA EVDO rev.A yang ditawarkan Mobile-8 ini menghasilkan kecepatan hingga 3,1 Mbps, yang biasa diakses di daerah Jakarta dan Bandung. Untuk daerah lain, pengguna juga dapat menikmati layanan ini di area Mobile-8 lainnya dengan kecepatan data 153Kbps atau setara GPRS. Selain itu pelanggan dapat menikmati paket internet unlimited yang dijual mulai dari Rp 50 ribu/bulan sampai dengan Rp 250 ribu/bulan.

Dalam memasarkan produk ini, Mobile-8 menggandeng Masterdata yang menyediakan berbagai notebook terkenal seperti Acer, Asus, Compaq/HP, Lenovo, dan Sony Vaio. “Secara tidak langsung, kami memiliki kewajiban dalam menawarkan media yang sehat dan aman untuk melakukan akses ke dunia maya,” sambung Soegiharto Santoso, Direktur Masterdata yang sekaligus menjadi Tim Sosialisasi Insan Depkominfo.

Selain itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi ikut memberikan dukungannya terhadap program Internet sehat. “Mudah-mudahan pemenuhan hak anak untuk mendapat informasi positif dari internet dapat berjalan lebih baik,” harap Kak Seto, panggilan akrabnya.

Telah dimuat di Investor Daily edisi Sabtu, 29 Agustus 2009

Lanjut ah...

Kamis, 27 Agustus 2009

Penyelenggara IPTV Harus Konsorsium

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) menegaskan, penyelenggara Internet Protokol TV (IPTV) atau layanan televisi protokol internet di Indonesia diwajibkan berbentuk konsorsium yang anggotanya minimal terdiri atas dua badan hukum Indonesia dan memiliki izin untuk penyelenggaraan layanan IPTV.

Demikian penegasan Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto berkaitan dengan telah dirilisnya Peraturan Menkominfo No 30/2009 tentang Penyelenggaraan Layanan Televisi Protokol Internet (Internet Protocol Television/IPTV) di Indonesia pada 19 Agustus lalu. Pernyataan itu dikeluarkan di Jakarta, Selasa (25/8).

Gatot menjelaskan, dalam peraturan ini di antaranya disebutkan, penyelenggaraan layanan IPTV bertujuan untuk mendorong investasi untuk memacu penggelaran infrastruktur jaringan telekomunikasi pita lebar secara luas. Selain itu, penyelenggaraan layanan IPTVuntuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan jaringan tetap lokal yang menggunakan jaringan kabel yang sudah ada, serta memacu pertumbuhan industri konten, perangkat keras, dan perangkat lunak dalam negeri.

"Di samping tujuan-tujuan tersebut di atas, peraturan ini juga menyebutkan beberapa hal yang menarik di antaranya tentang penyelenggara IPTV yang harus berupa konsorsium," kata dia.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) adalah perusahaan yang siap menggelar layanan IPTV. BUMN ini sudah lama menanti aturan mengenai IPTV. Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan, kesiapan Telkom tersebut didukung tersedianya infrastruktur Telkom untuk menyelenggarakan akses Triple Play. Yakni, layanan suara, data broadband dan multimedia, termasuk TV internet.

“Telkom menyambut baik permen itu. Mengenai persyaratan-persyaratan, seperti konsorsium dan konten, kami akan mendalaminya dulu agar comply terhadap aturan tersebut,” kata Eddy Kurnia.

Telkom, kata Eddy, memiliki anak perusahaan yang bisa menyediakan konten IPTV, yakni PT Telkom Vision atau Yes TV, yang akan diposisikan sebagai konten agregator. “Kami yakin dengan regulasi yang jelas, bisnis IPTV akan tumbuh dengan baik seiring dengan kebutuhan masyarakan yang haus akan informasi dan hiburan,” kata dia.

Menurut Gatot, Permen tentang IPTV itu mensyaratkan penyelenggaranya konsorsium, yang minimal terdiri atas dua badan hukum Indonesia. Kepemilikan saham oleh pihak asing pada Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal, Penyelenggara Jasa Multimedia Jasa Akses Internet ( Internet Service Provider/ISP), dan Lembaga Penyiaran Berlangganan, yang tergabung dalam konsorsium harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Peraturan itu juga menetapkan untuk layanan penyiaran (pushed services), penyelenggara harus menyediakan sekurang-kurangnya sebesar 10% dari kapasitas saluran untuk menyalurkan konten produksi dalam negeri," kata Gatot.

IPTV adalah teknologi yang menyediakan layanan konvergen dalam bentuk siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik dan data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan protokol internet yang dijamin kualitas layanannya, keamanannya, kehandalannya, dan mampu memberikan layanan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif dan real time dengan menggunakan televisi standar.

Dalam bahasa lain, IPTV tak ubahnya layanan TV berbayar yang ditransmisikan melalui jaringan Internet Protocol (IP). Siarannya dapat ditonton di rumah melalui peralatan penerima TV dengan tambahan sebuah Set Top Box (IP-STB). Berbeda dengan TV Internet yang biasa kita saksikan di situs-situs seperti YouTube, IPTV merupakan jaringan tertutup yang hanya dapat diakses oleh mereka yang berlangganan.

IPTV menyediakan konten program televisi ( sport, news, film , dan lain-lain) dan konten hiburan interaktif lainnya (musik, game, advertising) melalui suatu jaringan broadband IP network yang aman (secure ) dan dikelola secara akurat/end to end oleh service provider. Sedangkan pada sisi client atau user layanan yang bersifat multicast (dari satu sumber untuk banyak pengakses) ini dapat diakses menggunakan terminal PC/desktop maupun pesawat televisi dengan tambahan perangkat yang disebut IP Set Top Box (IP-STB). Layanan akses "triple play" yang telah cukup lama berkembang pesat di negara-negara maju dan sejumlah negara berkembang, diharapkan bisa menjadi peluang bisnis baru di Indonesia.

Penyelenggaraan IPTV saat ini berkembang cepat dan merupakan potensi bisnis yang cukup prospektif. Layanan ini sedang berkembang pesat di kawasan Eropa Barat dan Amerika. Ragam layanan IPTV di antaranya Electronic Program Guide, Broadcast/Live TV, Pay Per View, Personal Video Recording, Pause TV, Video on Demand, Music on Demand (Walled Garden), Gaming, Interactive advertisement, dan T-Commerce.

Di Indonesia ada beberapa penyelenggara telekomunikasi yang sudah sangat berminat dan siap untuk menyediakan layanan tersebut. "Ini menunjukkan, rancangan peraturan ini dibuat bukan karena latah mengikuti negara lain, tetapi lebih karena kecenderungan internasional cukup potensial dan kesiapan penyelenggara di Indonesia juga sudah memungkinkan kelayanan layanannya," kata dia.

Telah dimuat di
Investor Daily edisi Kamis, 27 Agustus 2009

Lanjut ah...

Pemerintah Setujui Service Centre BlackBerry



Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) bersama Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) akhirnya memberikan persetujuan kepada Research In Motion (RIM) untuk membuka pusat perbaikan resmi BlackBerry di Indonesia atau RIM-Authorized Repair Facility.

Persetujuan ini didapat setelah BRTI menggelar rapat pleno dan memutuskan, BRTI secara prinsip dapat menerima kelengkapan, mekanisme, dan prosedur yang dimiliki RIM-Authorized Repair Facility di Indonesia. Namun, BRTI tetap meminta RIM membuat surat pernyataan di atas materai yang ditandatangani pejabat RIM dari kantor pusat Kanada dan yang mewakili atau bertanggung-jawab dan diberi kuasa secara hukum atas operasional RIM di Indonesia.

“Kami juga meminta agar RIM memberikan sejumlah pernyataan di antaranya RIM telah berusaha memenuhi persyaratan yang diminta BRTI. Surat itu ditujukan kepada penyelenggara telekomunikasi dan vendor/para importir terkait dengan tindak lanjut komitmen service centre RIM untuk BlackBerry,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot Dewa Broto di Jakarta, Rabu (26/8).

Menurut Gatot, keberadaan surat pernyataan itu penting, karena dapat berfungsi sebagai salah satu alat kontrol Depkominfo dan BRTI seandainya dalam proses pengawasannya terdapat hal-hal yang bertentangan dengan yang telah dijanjikannya kepada BRTI.

"Seandainya surat pernyataan tersebut sudah diserahkan kepada Depkominfo dan BRTI, secepat itu pula RIM akan memperoleh hak-haknya bagi keperluan RIM untuk segera mungkin mengajukan permohonan sertifikasi yang sempat ditangguhkan/dibekukan oleh Ditjen Postel," ujarnya.

Importir Blackberry

Gatot menjelaskan, importir, vendor, dan distributor ponsel pintar BlackBerry yang tidak berafiliasi dengan RIM diminta menyediakan layanan purna-jual bagi keperluan perlindungan konsumen di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha dan Importir Telepon Genggam (Aspiteg) Nadham Yusuf mengatakan, pihaknya sudah mendirikan lebih dari lima service center BlackBerry. Karena itu, pihaknya tidak merasa keberatan jika ada aturan BRTI yang mewajibkan tersedianya service center bagi importir, vendor, dan distributor.

“Kalau sudah ada kesepahaman antara Pemerintah dengan RIM terkait pemberian sertifikasi, kami siap mendatangkan produk-produk terbaru,” ujar Nadham.

Telah dimuat di Investor Daily edisi Kamis, 27 Agustus 2009

Lanjut ah...

Esia Bispak Memulai ‘Perang’ Promosi

Perang tarif telekomunikasi berlanjut ke perang promosi. Bakrie Telecom membuka dengan promosi “Esia Bispak: Bisa Pake Tarif Manapun” untuk menghantam lima produk GSM paling populer yang ditawarkan tiga operator besar, Telkomsel, Indosat, dan XL.

Vice President PT Bakrie Telecom Tbk Erik Meijer mengatakan, dengan program itu, pelanggan Esia bisa membandingkan tarif Esia dengan tarif seluler GSM. Bakrie Telecom tidak langsung menyebut nama produk GSM yang dimaksud, namun diplesetkan sehingga jelas arahnya. Bahkan, operator Esia itu mengakronimkan lima produk GSM itu dengan BASMI.

B adalah akronim dari Bablas, yang mengarah ke produk XL Bebas. A sebagai Asal dan S sebagai Simpatik yang merujuk ke dua produk keluaran Telkomsel, yakni Kartu As dan Simpati. Sedangkan M dan I adalah initial dari Matahari yang mengarah ke Mentari dan I’m Sri yang menjurus ke IM3 –yang keduanya adalah produk Indosat.

Untuk membandingkan tarif Esia dan lima produk GSM itu, pelanggan Esia bisa mengetikkan produk GSM yang diinginkan dari lima produk itu, yakni berupa inisialnya saja. Misalnya, untuk membandingkan tarif Esia dengan XL Bebas, pelanggan cukup mengetik huruf B dan dikirim ke 212, dengan tarif Rp 2.000 per SMS.

"Kami hanya ingin memberitahukan kepada masyarakat. Dibanding GSM manapun, tarif Esia jauh lebih murah. Klaim ini bukan hanya dari Esia, tapi dibuktikan sendiri oleh konsumen dengan mencobanya secara langsung," kata Erik Meijer saat peluncuran Esia Bispak di Jakarta, Rabu (26/8).

Bukan hanya itu. Operator Esia itu juga membayar artis-artis ibukota yang pernah dipakai operator GSM itu. Ivan Gunawan dan Titi Kamal yang pernah mempromosikan produk Indosat digaet Esia. Sedangkan Luna Maya yang karena masih dikontrak XL, diganti dengan topeng monyet.

"Dulu gue masih pakai Matahari untuk nelpon ke mana-mana. Tapi ya ampun, sebagai Miss Ring-ring, mahalnya minta ampun. Jadilah gue pindah ke Esia, karena nelpon lama atau sebentar tetap murah," kata Ivan Gunawan.

Titi Kamal mengeluarkan testimoni yang tak kalah heboh. Mengenakan baju warna kuning khas Indosat, istri Christian Sugiono mengutarakan alasannya beralih ke Esia sebagai operator termurah, ketimbang providernya dulu.

Division Head Public Relations Indosat Adita Irawati mengatakan, cara-cara promosi seperti itu sebenarnya lumrah, tetapi sejatinya ada kode etik juga dalam berpromosi. Pun begitu dengan cara-cara para mantan artis yang pernah menjadi ikon Indosat yang kemudian ‘menjatuhkan’ Indosat. “Silahkan saja berpromosi, yang penting dalam koridor etika,” kata Adita.

Adita mengakui mendapatkan informasi dari berbagai sumber tentang program promosi yang siap diiklankan itu menyudutkan atau melecehkan produk dari perusahaannya. Meski informasi tentang materi iklan tersebut sudah cukup bagi Indosat untuk melayangkan protes atau keberatan, pihaknya tidak akan memperpanjangnya sampai tuduhan pencemaran nama baik.

“Nah, semua yang terlibat dan menyetujui materi iklan itu harus bisa memahami kode etiknya agar orang lain tidak tersinggung,” kata Adita.

Sementara itu, Manager PR Corporate Communication PT Excelcomindo Pratama (EP) Febrianti Nadira mengatakan, XL menyesalkan iklan yang akan dirilis Esia itu. Namun, polemik tersebut tidak akan diperpanjang. “Biarkan saja karena masing-masing perusahaan punya cara berbeda untuk berpromosi,” kata dia.

Menanggapi kritik dari Indosat dan XL tersebut, Erik menilai apa yang dilakukan perusahannya masih dalam taraf wajar. Mengingat di dunia telekomunikasi, saling serang sesama operator, sebagai hal lumrah.

"Saya kira, operator saling menyerang satu sama lain, itu suatu hal yang wajar di dunia telekomunikasi. Malahan, kami pun sering diserang operator lain," kata Erik.

Erik juga tidak peduli dengan nama ‘Bispak’ dalam program itu yang berkonotasi wanita murahan yang idektik dengan wanita tuna susila (WTS). Pria Belanda yang menikahi artis Maudy Koesnaidi itu mengatakan, pihaknya sudah memikirkan hal itu masak-masak. "Itu tergantung dari pikiran orang masing-masing," kata Erik.

Telah dimuat di Investor Daily edisi Kamis, 27 Agustus 2009

Lanjut ah...

Rabu, 26 Agustus 2009

XL Tunda Ambil Frekuensi 3G Tambahan

Setelah PT Telkomsel dan PT Indosat Tbk menyatakan siap mengambil frekuensi tambahan 3G, PT Excelcomindo Pratama Tbk (EP) juga menyatakan berminat mengambil hak. Hanya saja, untuk saat ini, operator XL itu belum berani menawar sesuai harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 160 miliar.


Dirut PT EP Hasnul Suhaimi mengatakan, untuk saat ini operator yang mayoritas sahamnya dikuasai Malaysia itu belum berani mengambil hak itu. Ia mengatakan, untuk mengembangkan layanan data sebagai layanan masa depan, pihaknya sangat membutuhkan tambahan frekuensi 3G.


“Untuk saat ini kami tidak mengambil hak kami atas second carrier 3G itu. Mudah-mudahan, tahun depan kami akan pertimbangkan lagi apakah hak kami itu akan kami ambil atau tidak,” kata Hasnul Suhaimi sebelum menerima penghargaan sebagai Top 10 Figures in Technology Industry di Jakarta, pekan lalu.


Dia menjelaskan, persoalannya masih soal harga. Menurut perhitungan tim XL, harga frekuensi sebesar Rp 160 miliar terlalu mahal. Oleh karena itu, bila pemerintah tetap berkukuh pada harga itu, pihaknya menyatakan tidak sanggup. “Nggak tahu kalau tahun depan,” kata dia.


Beberapa waktu lalu anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengatakan, operator yang telah mendapat lisensi 3G berhak atas tambahan frekuensi 3G masing-masing sebesar 5 MHz. Bila satu tahun setelah lelang dibuka, ada operator yang tidak mengambil haknya, frekuensi 3G itu akan dilelang kepada pihak lain.


Lima operator yang telah memiliki lisensi 3G adalah PT Telkomsel, PT Indosat, PT EP, PT Natrindo Telepon Seluler (operator Axis), dan PT Hutchison CP Telecom Indonesia (operator 3). Operator yang telah menyatakan bersedia membayar tambahan frekuensi 3G dengan harga Rp 160 miliar adalah Telkomsel dan Indosat.


Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, pihaknya telah menyatakan kesediaan membayar frekuensi 3G tambahan itu dengan harga Rp 160 miliar. Pihaknya juga telah mengirim surat resmi kepada pemerintah dan meminta invoice dari pemerintah untuk pembayarannya.


Sedangkan Indosat yang sebelumnya menawar frekuensi 3G tambahan itu di bawah Rp 100 miliar, menurut untuk Group Head Corporate Communication Indosat Adita Irawati, telah menyatakan siap membayar frekuensi 3G tambahan itu. Indosat akan menggunakan tambahan frekuensi 3G ini untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kepada pelanggannya.


“Sebagai pelopor komunikasi data broadband untuk layanan 3G di Indonesia, Indosat terus berupaya untuk mewujudkan komitmennya,” kata Adita dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.


Meski Hasnul Suhaimi menyatakan tidak mengambil haknya itu pada saat ini, Direktur Commerce PT EP Joy Wahjudi menyatakan, operator XL pasti akan mengambil frekuensi 3G tambahan itu. Hanya saja, pengambilannya menunggu momentum yang tepat, terutama saat trafik data dan internet sudah tidak bisa ditangani dengan frekuensi yang tersedia.


“Tambahan frekuensi 3G itu pasti kami butuhkan. Tapi, kami sudah melaporkan ke Ditjen Postel untuk (pengambilannya) tidak sekarang. Kan kami diberi waktu satu tahun,” kata Joy Wahjudi pekan lalu.


Menurut Joy, operator XL harus memperkuat jaringan untuk layanan data menyusul peningkatan penggunaan layanan data melalui ponsel maupun modem. Terlebih lagi, penggunaan layanan data XL terus meningkat seiring dengan bertambahnya pelanggan BlackBerry.


Perbandingan Performansi Tiga Operator 3G


Telkomsel Indosat XL
Pelanggan 77 juta 28,9 juta 24,7 juta
BTS 27.800 14.162 18.128
Node-B (BTS 3G) 4.500 1.400 1.840
Pelanggan 3G 9,2 juta 4 juta 6 juta
Pelanggan BlackBerry 135 ribu 120 ribu 114 ribu

Sumber: Diolah dari berbagai sumber


Dia menyebutkan, hingga Juni 2009, pelanggan XL saat ini mencapai 24,7 juta yang dilayani sebanyak 18.128 base transceiver station (BTS), termasuk 1.840 unit node B (BTS 3G). Pelanggan 3G XL saat ini sebanyak enam juta. “Tapi, tidak semuanya aktif. Maksud saya, di antara mereka ada yang sesekali memakainya,” kata dia.


Kenaikan trafik yang terjadi masih bisa diakomodasi oleh frekuensi yang sudah ada. Selain memakai frekuensi yang tersedia, menurut Joy, XL melakukan penambahan node B untuk memperkuat kualitas layanan 3G bagi pelanggannya, terutama yang berada di Jabodetabek. Dalam tiga bulan terakhir sudah digelontorkan dana US$30 juta.


“Saya nggak tahu berapa tambahan node B-nya, tapi dananya sebanyak US$ 30 juta,” kata dia.



Lanjut ah...

Basuki Ditunjuk Sebagai Plt Dirjen Postel

Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh menunjuk dua pejabat pelaksana tugas (Plt) untuk mengisi kekosongan Dirjen Postel dan Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI). Kedua nama yang ditunjuk bukanlah orang baru, yakni Basuki Yusuf Iskandar sebagai Plt Dirjen Postel dan Bambang Subiantoro sebagai Plt Dirjen SKDI.

Basuki yang kini menjabat Sekretaris Jenderal Depkominfo kembali lagi ke meja kerja lamanya, Dirjen Postel, melakukan kerja rangkap untuk sementara. Sedangkan, Bambang yang jabatan struktural definitifnya adalah Direktur Usaha Penyiaran.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto menjelaskan, penetapan tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menkominfo No 253/2009 dan No 254/2009. Kedua pejabat Plt ini mulai aktif merangkap jabatannya mulai 21 Agustus 2009 sampai dilantiknya pejabat definitif oleh Presiden nanti.

“Kedua pejabat Plt tersebut mendapat kewenangan penuh dalam menjalankan tugas-tugas pokok dan fungsinya. Mereka juga berhak memutuskan kebijakan dan regulasi strategis yang harus ditangani,” kata Gatot di Jakarta, Selasa (25/8).

Dua kursi yang lowong ini memang mengemban tugas-tugas yang kritikal dan harus segera diselesaikan. Ditjen SKDI memiliki beberapa ‘peer’ seperti masalah TV berjaringan yang harus diselesaikan pada Desember 2009, penerapan regulasi Internet Protocol Television (IPTV), dan uji laik TV digital. Ditjen Postel yang disebut-sebut mengemban tugas yang paling berat di jajaran Depkominfo juga masih harus berkutat dengan proyek USO Desa Pinter, Palapa Ring, pemberian izin prinsip BWA, dan yang paling hangat adalah persetujuan pemerintah terhadap berdirinya layanan purna jual BlackBerry.

Khusus masalah terakhir, Depkominfo dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah melakukan kunjungan konkret untuk melakukan penilaian. Sekarang, regulator sedang menentukan keputusan akan kelayakan sentra purna jual BlackBerry yang berlokasi di Sunter, Jakarta. Seperti komitmen yang dijanjikan pihak Research In Motion (RIM), mereka akan membuka enam sentra layanan purna jual BlackBerry serentak pada hari ini (26/8).

Saat ini, Depkominfo sedang memproses penunjukan pejabat struktural definitif untuk jabatan Dirjen Postel dan Dirjen SKDI. Proses tersebut meliputi tahap rekruitmen, penilaian oleh tim penilai akhir, pengesahan oleh Presiden, sampai pelantikan.

Telah dimuat di Investor Daily edisi Rabu, 26 Agt 2009

Lanjut ah...

Rabu, 19 Agustus 2009

Operator 3 Perkuat Investasi di Indonesia

PT Hutchinson CP Telecom Indonesia (HCPTI), operator Tri (3), belum berencana mengubah rencana bisnis 2009 terkait komitmen Hutchinson Telecom International (HTI) Ltd untuk mengembangkan pasarnya di Indonesia. Soalnya, rencana bisnis yang ditetapkan saat ini sudah termasuk agresif untuk melakukan penetrasi pasar.

“Dalam dua tahun saja pada awal kehadiran 3, kami sudah agresif dan mungkin kami operator yang paling agresif,” kata Chief Commercial Officer (CCO) PT HCPTI Suresh Reddy di Jakarta, pekan lalu.

Sejak awal beroperasi pada 2007, PT HCPTI berkomitmen untuk menyediakan belanja modal (capex) sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 10 triliun. Dana capex itu dipergunakan untuk investasi hingga 2010.

Setelah lebih dari dua tahun beroperasi, operator 3 telah hadir di 21 provinsi dan melayani 6,4 juta pelanggan di 3.000 kecamatan, yang tersebar dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Sulawesi. Jaringan base transceiver station (BTS) hingga kuartal II 2009 mencapai 7.300 BTS.

Penetrasi ini, kata Suresh, tidak akan berhenti sampai di sini, karena manajemen PT HCPTI masih akan melanjutkan ekspansinya mengingat potensi pasar Indonesia yang masih sangat besar.

Oleh sebab itu, ujar dia, pemegang saham memiliki komitmen untuk mengembangkan pasar GSM di Indonesia. Akan tetapi, belum bisa dipaparkan alokasi investasi yang akan dibenamkan.

HTI, induk usaha HCPTI, baru-baru ini melepas kepemilikan sahamnya di Partner Communications sebesar 51,3% pada Scailex. Nilainya US$ 1,38 miliar. Scailex akan membeli 78,94 juta lembar saham Partner senilai US$ 17,5 per lembar. Proses transaksi itu diharapkan selesai pada kuartal IV tahun ini. Hasil penjualan saham itu akan digunakan HTI untuk mengembangkan bisnis telekomunikasi di Indonesia, Vietnam, dan Srilangka.

Hingga sekarang, manajemen PT HCPTI masih ingin merampungkan rencana bisnis yang sudah ditetapkan. Rencana bisnis ini malah menjadi bukti komitmen perusahaan untuk berkiprah lebih luas lagi dari sebelumnya. Krisis keuangan global yang berpengaruh pada sendi-sendi keuangan perusahaan, bagi PT HCPTI masih aman.

Tri Sambut Ramadhan

Dalam dua tahun beroperasi, ujar Suresh, Tri telah melewati masa Ramadhan dan Lebaran dengan memberikan layanan dan kenyamanan bagi pelanggan. Jaringannya mendukung untuk lonjakan panggilan dan trafik SMS yang terjadi selama dua tahun sebelumnya.

“Jaringan kami telah siap, terutama di jalur mudik, yang telah ditetapkan telah masuk cakupan layanan kami dan telah dioptimalkan,” kata dia.

Dia menuturkan, penambahan kapasitas sudah ditempuh hingga di atas 50% untuk trafik telepon dan SMS. Bahkan, kapasitas ini mengatasi kenaikan trafik SMS pada jam-jam sibuk.

Untuk mendekatkan pelanggan dengan kerabat, Tri meluncurkan telepon gratis setelah panggilan kelima. Disamping itu, pelanggan bisa menikmati gratis ke sesama operator dan antaroperator setelah SMS keenam. Tarif SMS Tri adalah Rp75 per SMS. Sedangkan untuk menelepon ke 90 negara lain tersedia tersedia tarif Rp 199 per menit dengan kode akses 01089.

Lanjut ah...

22 Dinas Pendidikan Jabar Gunakan Aplikasi Telkom

Sebanyak 22 Dinas Pendidikan se-Jawa Barat menandatangani nota kesepahaman penerapan Sistem Informasi dan Aplikasi Pendidikann (SIAP) dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).

Acara penandatangan yang dilakukan di Bandung, Rabu (19/8) tersebut dihadiri Direktur Enterprise & Wholesale Telkom Arief Yahya, Direktur IT & Supply Telkom Indra Utoyo, seluruh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota se-Jabar dan Banten, dan General Manager Unit Enterprise III Telkom Azis Sidqy.

Arief Yahya mengatakan, sistem aplikasi ‘Telkom Siap On Line’ ini dikembangkan Telkom sebagai solusi layanan di bidang pendidikan. Aplikasi ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan aplikasi pendukung proses pembelajaran dan pengelolaan data kependidikan bagi masyarakat dengan basis layanan teknologi informasi.

”Sebagai operator ICT (teknologi informasi dan komunikasi) terbesar di Indonesia, Telkom terus menerus melakukan upaya pengembangan teknologi informasi guna memberikan solusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin kompleks di segala bidang,” kata Arief Yahya.

Sementara itu, Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan, dunia pendidikan membutuhkan solusi ICT. Telkom menjawabnya dengan menghadirkan layanan ‘Telkom Siap On Line’. Program ini merupakan pengembangan program Telkom Internet Go To School (IG2S) untuk mendukung komunitas pendidikan.

Kerja sama ini merupakan yang kesekian kalinya dilakukan antara Telkom dengan Pemerintah Propinsi Jawa Barat. “Telkom sebagai satu-satunya operator telekomunikasi milik bangsa Indonesia memang sudah selayaknya memberikan yang terbaik untuk kepentingan bangsa Indonesia,” ujar Eddy Kurnia.

Lanjut ah...

Bayar Rp 1.500, XL Gratiskan 500 SMS ke Semua Operator

PT Excelcomindo Pratama Tbk (EP) meluncurkan program promo paket SMS Rame (murah meriah). Dengan membayar mulai Rp 1.500, pelanggan XL Prabayar mendapatkan 500 SMS ke semua operator. Promo ini berlaku secara nasional sejak 15 Agustus hingga 15 Oktober 2009.

Direktur Marketing PT EP Nicanor V Santiago mengatakan, pada bulan Ramadhan, kebutuhan pelanggan untuk berkomunikasi biasanya meningkat dan SMS menjadi pilihan favorit. ”Karena itulah XL meluncurkan promo Paket SMS Rame yang menawarkan empat paket SMS murah sebagai salah satu upaya kami dalam memenuhi berbagai kebutuhan berkomunikasi pelanggan,” kata Nicanor di Jakarta, Rabu (19/8).

Nicanor menambahkan, promo tarif 500 SMS ini terdiri atas empat paket, yaitu paket Rp 1.500 (mendapatkan 500 SMS dengan masa berlaku jam 00.00 - 17.00), paket Rp 2.000 (500 SMS dengan masa berlaku satu hari penuh), paket Rp 3.000 (500 SMS berlaku dua hari) dan paket Rp 5.000,- (500 SMS berlaku tujuh hari).

Untuk menikmati promo ini, pelanggan baru maupun lama cukup menghubungi *500# lalu memilih menu Paket SMS.

Apabila kuota paket SMS-nya sudah habis atau masa berlaku paket sudah berakhir, pelanggan masih memiliki kesempatan mendapatkan tarif SMS yang sangat murah dari XL. Pelanggan bisa mendapatkan bonus 300 SMS setelah mengirim delapan SMS dalam rentang waktu 00.00 – 17.00 dan 17.00 – 24.00 untuk area Jakarta dan sekitarnya, dan 00.00 – 18.00 dan 18.00 – 24.00 untuk area lainnya. ”Jadi total bonus SMS yang didapatkan pelanggan adalah 600 SMS selama sehari,” kata Nicanor.

Layanan Paket SMS Murah Meriah ini akan didukung dengan jaringan XL yang , per akhir Juni 2009 telah mencapai lebih dari 18.128 base transceiver station (BTS), baik 2G dan 3G). Selain itu, PT EP juga memiliki jaringan fiber optic yang membentang di sepanjang pulau Jawa dan tersambung melalui jaringan kabel bawah laut ke pulau Sumatera, Batam, Kalimantan dan Sulawesi.

Lanjut ah...

Selasa, 18 Agustus 2009

Telkomsel Rampungkan Program USO Tahun Ini

=> SELAIN LAYANAN SUARA, JUGA AKSES INTERNET

JAKARTA – Telkomsel bertekad menyelesaikan pembangunan telepon di 24.056 desa dalam kerangka USO pada tahun ini. Selain menghadirkan layanan suara dan SMS, operator terbesar di Indonesia itu juga berniat menghadirkan layanan data dan konten yang berhubungan dengan aktivitas bisnis di desa tersebut.

Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, hingga kini Telkomsel sudah merampungkan pembangunan jaringan telepon perdesaan dalam kerangka Universal Service Obligation (USO) pada 6.000 desa. Peresmiannya telah dilakukan Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar di Desa Mesigit, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara, pekan lalu.

“Kami mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk menyelesaikan pembangunan telepon perdesaan dalam kerangka USO pada tahun ini juga. Mudah-mudahan tidak ada halangan,” kata Sarwoto kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (13/8).

Pernyataan Sarwoto itu bersamaan dengan peresmian jaringan telepon dalam kerangka USO di Desa Mesigit. Peresmiannya dilakukan Basuki Yusuf Iskandar yang berkesempatan mencoba layanan voice dan internet. Ini merupakan bagian dari layanan Desa Pintar yang dihadirkan Telkomsel.

Sarwoto mengatakan, Telkomsel tidak sekadar membangun jaringan telepon di desa-desa terpencil itu. Berbagai layanan dan konten disiapkan untuk menumbuhkembangkan potensi desa. Oleh karena itu, sebelum membangun jaringan telekomunikasi di desa-desa itu, Telkomsel terlebih dulu melakukan survei tentang potensi ekonomi di daerah itu.

“Kami ingin sekaligus membangun desa-desa itu. Karena itu, kami hadirkan Desa Pintar, yang di dalamnya ada semacam Pusat Informasi Perdesaan, yang terhubung dengan internet,” kata dia.

General Manager Sales & Customer Service Telkomsel Regional Sumbagsel I Ketut Susila Dharma mengatakan, penggelaran program USO di Desa Mesigit Kecamatan Lais ini merupakan wujud nyata komitmen Telkomsel dalam upaya melayani dan memajukan seluruh negeri. Melalui inovasi dan integrasi teknologi, Telkomsel menghadirkan solusi yang tepat bagi wilayah-wilayah yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan telekomunikasi.

Di Desa Mesigit, lanjut Ketut, Telkomsel akan menghadirkan layanan Pusat Layanan Telekomunikasi dan Informasi Pedesaan (Pusyantip), Portal Lumbung Desa, serta Desa Pintar yang dilengkapi komputer dan layanan internet.

Layanan Pusyantip dan Portal Lumbung Desa ini dimaksudkan untuk memajukan perekonomian daerah. Seluruh nomor Fixed Wireless Telephone (FWT) di 24.056 desa USO dapat berbagi informasi via SMS, seperti kebutuhan pupuk, bibit, hasil panen, hasil laut, dan lain-lain. Informasi ini akan diteruskan ke Portal Lumbung Desa dan situs internet, sehingga semua pihak bisa tahu kendala dan potensi suatu daerah.

Sedangkan Desa Pintar, kata Ketut, dimaksudkan untuk menghilangkan kesenjangan informasi dan pendidikan. Dengan adanya komputer yang dilengkapi akses internet, masyarakat dapat mengakses informasi apapun termasuk dunia pendidikan dan pengetahuan lainnya.

Setelah resmi memenangi lima dari tujuh blok yang ditawarkan lewat tender USO pada Januari 2009, Telkomsel mulai menggelar proses tender untuk pengerjaannya. Hingga Agustus ini, Telkomsel telah merampungkan 25% dari target yang diberikan.

Corporate Communication Manager Telkomsel Suryo Hadiyanto mengatakan, Telkomsel memang telah menyiapkan teknologinya untuk dipasang di desa-desa yang menjadi target USO. Teknologi Pico BTS itu merupakan hasil karya anak bangsa yang bekerja di Telkomsel, dan telah diterapkan di beberapa desa terpencil jauh sebelum memenangi tender USO.

Selain lebih murah, BTS Pico tidak perlu dipasang di atas menara yang tinggi. Pemasangannya pun tidak membutuhkan waktu hingga 1-2 bulan, melainkan hanya dalam hitungan jam. “Setelah menang tender USO, kami mengerahkan semua kemampuan untuk memproduksi Pico BTS, berikut modem VSAT IP dan power supply-nya,” kata dia.

Tulisan ini telah dimuat di Investor Daily edisi Selasa 18 Agustus 2009


Lanjut ah...

Telkomsel Minta Pemda Dukung USO

JAKARTA - Telkomsel berharap pemerintah daerah (pemda) mendukung langkah pembangunan jaringan telepon perdesaan dalam kerangka Universal Service Obligation (USO). Dukungan itu diharapkan bisa memperlancar dan memuluskan rencana Telkomsel merampungkan pembangunan jaringan telepon di 24.056 desa terpencil pada tahun ini juga.

“Ada daerah-daerah yang bukannya mendukung Telkomsel membangun jaringan telepon di daerahnya, malah menghambat. Saya tidak usah sebutkan nama daerahnya, tapi itu di luar Jawa. Kami harap pemda bisa bantu dalam hal perizinannya,” kata Dirut Telkomsel Sarwoto Armosutarno di Jakarta, Selasa (18/8).

Sarwoto mengatakan, pembangunan jaringan telepon di desa-desa terpencil itu membutuhkan usaha yang keras. Bukan hanya lokasinya yang jauh dan terisolasi, juga harus disertai dengan sosialisasi dan edukasi kepada warga setempat. “Kami tidak hanya menghadirkan layanan telepon, melainkan layanan yang komplet, termasuk akses internet berikut konten aplikasi untuk menunjang aktivitas ekonomi di daerah itu,” kata dia.

Telkomsel memenangi tender USO pada lima blok dari tujuh blok yang ditawarkan pemerintah. Dari lima blok itu, Telkomsel mendapat tanggung jawab untuk membangun 24.056 desa dengan dana sebesar Rp 1,6 triliun. Hingga akhir pekan lalu, Telkomsel telah merealisasikan pembangunan di 6.000 desa, yakni di desa Mesigit, Bengkulu Utara dan telah diresmikan Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar.

Sarwoto mengatakan, hingga September ini pihaknya menargetkan bisa merampungkan pembangunan jaringan telepon di 10 ribu desa. Fokusnya adalah di daerah Jawa dan Sumatera. “Sisanya yang 14 ribu desa lebih akan kami kebut sehingga bisa rampung pada akhir tahun ini juga,” kata dia.

Corporate Communication Manager Telkomsel Suryo Hadianto mengatakan, setiap desa tidak hanya mendapat layanan telepon, melainkan juga layanan komunikasi data untuk menunjang aktivitas ekonomi daerah setempat. Telkomsel juga menyediakan perangkat fixed wireless terminal (FWT). “Kalau cuma sekadar kring, itu tidak sulit. Yang sulit adalah bagaimana agar jaringan telepon yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat,” kata Suryo.

Mengenai FWT, Sarwoto menyatakan, pihaknya sempat mendapat musibah akibat terbakarnya kapal yang mengangkut sekitar 8.000 perangkat FWT di Hong Kong beberapa waktu lalu. “Akibatnya kami sempat kehilangan waktu dua sampai tiga minggu. Namun, secara keseluruhan realisasi pembangunannya masih on schedule,” kata dia.


Berita ini telah dimuat di Investor Daily edisi 19 Agustus 2009

Lanjut ah...