Kamis, 17 September 2009

3 Ingin Jadi Operator Terbesar Ke-3


Ketatnya bisnis telekomunikasi di Indonesia di Indonesia tidak menyurutkan PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT) Indonesia untuk bersaing. Hadir tiga tahun lalu di Indonesia, operator 3 ini optimistis dalam beberapa tahun ke depan mampu menjadi operator GSM terbesar ketiga di Indonesia. Saat ini posisi market leader masih dipegang Telkomsel dengan menguasai lebih dari 50% market share, sementara posisi ke dua dan ketiga bersaing Indosat dan XL.


Direktur PT HCPT Indonesia Sidharta Sidik mengatakan, optimisme menjadi operator terbesar ketiga itu didasarkan pada potensi dan respons pasar terhadap 3. Per kuartal II 2009, pelanggan 3 di Indonesia mencapai 6,4 juta atau melesat 100,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Saat ini layanan 3 didukung oleh 7.300 BTS yang telah menjangkau 70% populasi penduduk Indonesia.


"Saat ini posisi 3 sudah menjadi operator terbesar ke 4 di Indonesia. Target HCPT menjadi operator ke tiga dalam beberapa tahun ke depan," kata Sidharta di sela buka puasa dengan pers di Surabaya, Rabu 9 September 2009.


Untuk itu, HCPT akan lebih fokus merawat pelanggan yang sudah ada sebelum melebarkan ekspansi bisnisnya. Strategi ini dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan sembari menyiapkan ekspansi ke daerah lain yang belum terjangkau layanan 3. Jaringan 3 kini telah menjangkau 21 provinsi di seluruh Tanah Air, mulai dari Kepulauan Riau, NAD, Lampung, Jatim, Jateng, hingga Sulawesi Selatan. Fokus perluasan jaringan hingga akhir tahun ini yakni Sulawesi, termasuk Manado dan daerah sekitarnya.


Sidharta berharap pemerintah bisa membantu operator dalam penetrasi jaringan, bukan malah sebaliknya. Salah satunya mengeluhkan celah pasal di UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yang baru saja disahkan DPR. Celah pasal di UU tersebut yang memungkinkan timbulnya ekonomi biaya tinggi bagi industri telekomunikasi tanah air. Dalam UU PDRD yang baru saja disahkan DPR, terdapat satu pasal yang memungkinkan pemerintah daerah memungut retribusi atas keberadaan menara telekomunikasi kepada operator dan penyedia menara.


"Secara prinsip, pihaknya sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan retribusi atau pajak yang ada. Tentu saja sepanjang tax itu reasonable, jelas peruntukannya, dan tidak membebani. Ada ketidaksinkronan antara pemerintah pusat dan daerah. Ada pungutan itu wajar, tapi harus jelas dan tidak membebani. Ini bukti kesimpangsiuran aturan antara pusat dan daerah," tuturnya.


Dia menyinggung kembali kasus perobohan menara telekomunikasi oleh Pemkab Badung, Bali, di mana BTS 3 ikut menjadi korban. Padahal, dalam SKB empat menteri, sudah jelas mengatur menara bersama, tapi pemda belum bisa menerima. Depdagri harus turun tangan.


Sementara itu Chief Commercial Officer PT HCPT Indonesia Suresh Reddy optimistis, kinerja 3 pada tahun-tahun mendatang akan lebih gemilang. Populasi Indonesia yang sangat besar adalah potensi pasar yang luar biasa. Apalagi, kata Suresh, 3 masih akan terus menggelontorkan dana untuk ekspansi. Anak usaha Hutchison Telecommunication International Ltd yang berbasis di Hong Kong itu mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 1 miliar hingga 2010.


"Untuk kuartal ketiga belum selesai, tapi saya yakin bisa lebih baik. Alokasi capex digunakan untuk memperluas infrastruktur jaringan, termasuk memperluas pasar ke Kalimantan dan Sulawesi. Kami bakal segera menuju 9.000 BTS pada akhir 2009," jelasnya.


Menurut Suresh, pertumbuhan 3 di Indonesia bisa dibilang terpesat di antara jaringan Grup Hutchison di seluruh dunia. Saat ini perang strategi pemasaran berlangsung seru antaroperator. Berbagai strategi dijalankan, mulai dari tarif murah hingga menawarkan paket bundling. Namun, Suresh mengakui jika perang tarif akan segera berakhir. Karena itu, butuh strategi pemasaran yang lain untuk memenangkan kompetisi.


"Perang tarif akan segera berakhir dan operator akan berperang srategi baru. Dan Tri optimis menjadi salah satu pemenang," tuturnya.


Operator 3 terobsesi menjadi pemain terbesar ketiga dalam industri telekomunikasi di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Ke depan industri telekomunikasi di Indonesia akan menuju titik keseimbangan baru, di mana layanan yang akan direspons pasar hanyalah layanan yang benar-benar berkualitas. Karena itu, operator 3 terus mengembangkan cakupan layanan sembari tetap fokus mengoptimalkan pasar yang sudah kami masuki.


Berita ini telah dimuat di Investor Daily edisi Rabu, 16 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar