Rabu, 09 September 2009

Telkomsel dan Indosat Tambah Frekuensi 3G

PT Telkomsel dan PT Indosat Tbk akhirnya mendapatkan tambahan frekuensi 3G masing-masing sebesar 5 MHz. Kedua operator itu masing-masing harus membayar Rp 480 miliar, dan kemudian membayar annual fee sebesar Rp 160 miliar per tahun.


Demikian dikatakan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Herfini Haryono, dan Chief Marketing Officer Indosat Guntur S Siboro di Jakarta, Senin, 7 September 2009).


Sekarang, ujar Heru Sutadi, surat keputusan pembayaran tambahan frekuensi 3G itu sudah di Menkominfo Muhammad Nuh. Penyerahannya kepada operator diharapkan pada Ramadhan ini juga. Dengan begitu, operator Telkomsel bisa langsung memakai frekuensi tersebut untuk kepentingan trafik yang dipastikan padat pada musim Lebaran nanti.


“Setelah proses administrasi selesai, operator sudah bisa langsung pergunakan,” kata Heru di Jakarta, Jumat (4/9).


Perincian biaya sebesar itu, menurut Heru, terdiri atas harga frekuensi sebesar Rp 160 miliar dikalikan dengan dua frekuensi yang dimiliki. Kemudian, hasilnya ditambah dengan iuran tahunan. Telkomsel menginginkan proses pembayaran secara flat.


Sedangkan informasi mengenai Indosat masih belum lengkap. Yang sudah ketahuan, Indosat memang sudah menyatakan kesediaannya membeli juga karena kebutuhannya sangat mendesak.


Kembangkan HSPA+


Sementara itu Herfini Haryono mengatakan, Telkomsel memperoleh tambahan frekuensi 3G setelah Menkominfo menerbitkan Surat Keputusan (Kepmen) No 268/2009 tentang Penetapan Alokasi Tambahan Blok Pita Frekuensi Radio, Besaran Tarif dan Skema Pembayaran Biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio bagi Penyelenggara Jaringan Bergerak Selular IMT-2000 Pada Pita Frekunsi Radio 2.1 GHz. Kepmen itu diteken pada 1 September 2009.


Penambahan frekuensi ini menjadi salah satu bagian dari alokasi investasi Telkomsel tahun ini dari total belanja modal (capex) yang besarnya Rp13 triliun. Operator di bawah payung Telkom Group akan lebih fleksibel dalam mengembangkan layanan data berkecepatan lebih tinggi berbasis high speed packet access (HSPA), dengan kapasitas lebih besar dan kualitas lebih baik.


Frekuensi 3G tambahan ini dapat dialokasikan untuk layanan data secara khusus dan mendukung untuk melanjutkan roadmap ke teknologi HSPA dan HSPA+ yang bisa memberikan akses internet berkecepatan hingga 40 megabit per detik (Mbps).


Selain tambahan frekuensi, lanjut Herfini, Telkomsel juga menambah bandwith dengan kapasitas gateway internasional yang mampu melayani hingga tiga juta pelanggan Flash hingga akhir tahun. Areal layanan pun diperluas dengan penambahan Node B atau BTS 3G sehingga jumlah meningkat hingga dua kali lipatnya dari jumlah sekarang yang sebanyak 4.500 unit. Node B itu tersebesar dari Sumatera hingga Indonesia Timur.


“Dengan tambahan frekuensi yang didukung bandwith yang besar dan jaringan 3G terluas, kami berharap dapat menghadirkan paduan sempurna layanan mobile broadband. Ini tentunya bisa menjadi manfaat bagi masyarakat, lingkungan bisnis dan negara,” ujar Herfini.


Sedangkan Indosat, menurut Guntur S Siboro, mengatakan pihaknya sangat membutuhkan tambahan frekuensi 3G. Karena itu, akhirnya diputuskan untuk menerima harga yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar Rp160 miliar. “Tapi, kami belum tahu proses pembayarannya karena belum diberitahukan oleh pemerintah,” kata dia.


Namun, menurut Division Head Public Relation Indosat Adita Irawati, dalam Kepmen No 268/2009 itu, Indosat sudah resmi mendapat tambahan frekuensi 3G sebesar 5 MHz. Dalam surat tersebut ditetapkan alokasi tambahan blok pita frekuensi radio bagi penyelenggara jaringan bergerak seluler IMT 2000 pada pita frekuensi 2.1 GHz utk Indosat pada rentang frekuensi 1935 - 1940 MHz berpasangan dengan 2145-2150 MHz.


Dalam 2-3 Tahun


Heru Sutadi menambahkan, secara umum, seluruh operator seluler menginginkan tambahan frekuensi 3G karena kapasitas yang terpasang hampir maksimal. Bila tidak melakukan penambahan berdampak pada lambatnya akses data internet sehingga mungurangi kenyamanan pelanggan. Dalam 2-3 tahun lagi, utilitas frekuensi kedua ini akan penuh. Pada saat itu, terjadi lagi permintaan tambahan frekuensi.


“Frekuensi 3G sebenarnya baru kami berikan pada 2006. Pada 2008, operator sudah minta tambahan dan itu baru kami realisasikan tahun ini. Kami perkirakan, kali ini akan lebih cepat lagi penuhnya,” kata Heru.


Saat ini, frekuensi yang tersisa sebesar 25 Mhz. Sebelumnya, Ditjen Postel memiliki 60 Mhz dan yang sudah terpasang 5 Mhz.



Berita ini telah dimuat di Investor Daily edisi Selasa, 8 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar