Kamis, 10 September 2009

Zahir Siap Perbaiki Sistim Akuntasi UKM


PT Zahir Accounting, perusahaan penyedia software akuntasi siap membantu usaha kecil dan menengah (UKM) untuk sistim pembukuan yang baik.


“Kami siap bekerja sama dengan industri perbankan nasional untuk membantu UKM membuat pembukuan yang baik dengan cara yang mudah dan realtime,” kata Direktur PT Zahir Internasional Muhammad Ismail Thalib di Jakarta, Senin, 7 September 2009.


Ismail menjelaskan, pihaknya menyiapkan dua pilihan bagi UKM untuk software Zahir Accounting. Yakni, sistem jual putus yang harganya Rp 1 juta sampai Rp 15 juta per unit, dan sistem sewa (Zahir Merdeka) dengan biaya mulai Rp 37 ribu per bulan.


“Kami juga siap memberikan pelatihan kepada para UKM yang akan menggunakan Zahir Accounting,” ujarnya.


Sementara itu, Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) A Riawan Amin mengatakan, banyak UKM tidak memiliki pembukuan yang baik sehingga tidak memenuhi syarat-syarat perbankan untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit atau bankable. Padahal, banyak UKM kegiatan bisnisnya sudah berkembang pesat dan menguntungkan.


“Untuk itu menyelesaikan persoalan tersebut, bank syariah perlu menjalin kerjasama dengan perusahaan penyedia software akuntansi untuk membantu UKM,” kata dia.


Menurut Riawan, kerja sama bank syariah dengan vendor lokal sangat penting dilakukan agar semakin banyak UKM yang bisa tersentuh dana perbankan syariah.


“Misi utama bank syariah adalah menggerakkan sektor riil, terutama UKM. Kalau UKM tersebut menghadapi kendala untuk memperoleh dana perbankan gara-gara tidak punya pembukuan yang baik, bank syariah harus jemput bola. Caranya dengan bekerjasama dengan vendor local penyedia software akuntansi tadi,” kata dia.


Dia juga berharap, kehadiran bank syariah bisa dirasakan manfaatnya oleh kalangan usaha kecil dan menengah (UKM).


“Bank syariah harus mampu memberdayakan UKM, terutama UKM Muslim. Jangan sampai ada UKM Muslim yang feasible tapi tidak bankable,” tegasnya.


Berdasarkan data BPS 2008, sebanyak 98,58% pelaku usaha berada di sektor mikro. Rinciannya: usaha mikro 50.697.000 unit, usaha kecil 520.200 unit, dan usaha menengah 39.657 unit. "Hingga saat ini, para pelaku usaha di bidang mikro dan kecil belum banyak yang tersentuh oleh pembiayaan perbankan. Banyak di antara mereka yang feasible, tapi belum bankable. Penyebab utamanya mereka tidak mempunyai pembukuan yang baik,” kata Riawan.



Berita ini telah dimuat di Investor Daily edisi Rabu, 9 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar