Rabu, 29 September 2010

86% Pengguna Internet RI Diintai Penjahat

PENGGUNA internet di Indonesia dalam bahaya. Hasil survei terhadap 500 orang yang dilakukan oleh Symantec menunjukkan, sebanyak 86% pengguna internet pernah mengalami kejahatan internet.

"Sebagian besar pengguna internet di Indonesia, tanpa disadari tengah diintai oleh banyak penjahat cyber. Tapi ada sebagian dari mereka yang tidak menyadarinya," kata Internet Safety Advocate & Consumer Business Symantec Asia Effendy Ibrahim saat peluncuran Norton Internet Security 2011 di Jakarta, Selasa (28/9).

Dua dari lima pengguna internet di Indonesia juga mengakui bahwa para penjahat berada di balik kejahatan cyber.

Dari 500 orang responden yang ditanyai, sebagian besar atau sekitar 68% di antaranya terjebak oleh computer malware yang tanpa dan atau sengaja mereka unduh. Sedangkan aksi penipuan scam online, banyak memakan korban 33%.

"Phising juga termasuk kejahatan yang paling banyak terjadi di Indonesia, dengan tingkat presentase sebesar 22%. Sementara itu, penipuan lewat jejaring sosial melonjak menjadi 11%," kata dia.

Survei yang dilakukan sejak April lalu ini juga mengkhawatirkan tingkat bahaya sexual predator yang masuk ke posisi lima besar dengan tingkat 11%. Ini berbahaya karena, seperti diketahui tingkat ketidakpercayaan masyarakat terhadap penyelesain cyber crime di mata hukum mencapai 76%.

"Ini semakin diperburuk dengan moral pengguna internet Indonesia yang gemar mengunduh file, seperti lagu bajakan di internet. Walaupun sebanyak 37% mengaku hal itu ilegal, mereka tetap saja mengunduh lagu bajakan," kata dia.

Untuk itulah, Effendy menyarankan agar pengguna internet di Indonesia selalu melindungi komputer dengan sistem keamanan yang aman dan up to date.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar