Selasa, 28 September 2010

Lintasarta Rampungkan Internet Kecamatan

PT APLIKANUSA Lintasarta (Lintasarta) berhasil merampungkan pengerjaan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) untuk wilayah Bali, Nusatenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 31 Agustus 2010. Namun, infrastruktur itu belum bisa dimanfaatkan penduduk di wilayah tersebut.

Dirut Lintasarta Samsriyono Nugroho mengatakan, tugas Lintasarta pada tender tersebut hanya sampai pada pemasangan infrastruktur. Oleh karena itu, PLIK yang sudah terpasang belum bisa dimanfaatkan oleh penduduk di wilayah tersebut.

“Tender port internet dan sistem informasi manajemennya terpisah, kami masih menunggu tender itu,” kata Samsriyono usai acara Halal Bihalal dengan media di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia mengatakan, Lintasarta siap untuk kembali ikut di tender ke-2, terkait dengan penyediaan jasa PLIK sebagai penyedia Sistem Informasi Manajemen dan Monitoring Layanan Internet Kecamatan (SIMM-LIK) dan port Internet.

General Manager Layanan Jasa Lintasarta Rizna Mahdini mengatakan, banyak warga di sekitar lokasi PLIK yang menginginkan agar fasilitas tersebut bisa segera berfungsi.
“Port internetnya belum ada, sehingga PLIK belum dapat dioperasikan,” kata dia.

Rizna menyatakan, Lintasarta hanya menyediakan infrastruktur dan menetapkan lokasi untuk warung internet pada program internet kecamatan tersebut. Sedangkan untuk akses belum dibuka tender oleh pemerintah.

Untuk lokasi warung internet, Rizna menyatakan, pihaknya menjalin kerja sama dengan pengusaha kecil dan menengah setempat. “Kami bekerja sama dengan pemilik bengkel, pemilik toko atau salon. Jangan heran jika warnet ada di dekat salon atau bengkel,” kata Rizna.

Menurut dia, pendekatan ini cukup efektif. Selain memberi kesempatan kepada pengusaha lokal mengembangkan usahanya, kerja sama itu dimaksudkan juga untuk menjaga kesinambungan program PLIK itu sendiri.

“Kami juga akan melakukan pelatihan bagi pengelola warung internet dan edukasi kepada publik bagaimana mengoperasikan dan memanfaatkan internet,” kata dia.
Tentang tarif yang akan dikenakan, Rizna belum bisa menjelaskan. ''Aksesnya belum ada, kita belum bisa berbicara soal tarif internet,” ujarnya.

PLIK, kata Rizna, membutuhkan dukungan listrik minimal 1.300 watt. Untuk itu, pihaknya menjalin kerja sama dengan UKM yang telah memiliki aliran listrik. Selain itu, genset juga disediakan untuk daaerah yang belum dialiri listrik.

“Mempertimbangkan listrik yang masih bergilir, kami menyediakan genset agar target operasi minimal delapan jam sehari bisa dicapai,” kata Rizna.

Lebih Cepat

Anak usaha Indosat ini berhasil menyelesaikan pekerjaan ini lebih cepat dari waktu yang ditetapkan Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan (BTIP), yaitu 15 Oktober 2010 untuk penyelesaian 428 PLIK.

"Kunci keberhasilan menyelesaikan secara cepat paket ini, karena tim Lintasarta secara konsisten bisa melakukan seluruh proses dan kegiatan sesuai prosedur serta standar yang sudah diakui lembaga sertifikasi," kata Samsriyono.

Seperti diketahui, PLIK merupakan program penyediaan akses internet kecamatan yang dibiayai pemerintah melalui mekanisme Universal Service Obligation (USO). Ada lebih dari 6.000 kecamatan yang akan menikmati fasilitas ini.

Program serupa sebelumnya dikembangkan bagi penyediaan akses telepon pada 31 ribu desa di seluruh Indonesia. Pembangunan infrastruktur dan pengoperasian dilakukan oleh operator melalui mekanisme kontrak selama lima tahun.

Pemerintah telah memutuskan empat perusahaan sebagai pemenang tender pelaksanaan PLIK, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk, PT Aplikanusa Lintasarta, PT Jastrindo Dinamika, dan PT Sarana Insan Muda Selaras. Lintasarta memenangkan paket 7, 8, dan 9. Paket 7 meliputi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan paket 8 mencakup wilayah Kalimantan dan paket 9 meliputi daerah Maluku hingga Papua.

“Paket 8 dan 9, kami harapkan selesai November mendatang,” ujar dia.
Dia menjelaskan, pembangunan PLIK paket 7 bukanlah pekerjaan mudah, karena situasi lapangan yang tidak mudah akibat cuaca dan kondisi alam yang tidak terprediksi. Hambatan yang dialami seperti longsor di NTT, ombak besar yang menghambat pengiriman barang, dan belum adanya listrik di lokasi. Namun, pada akhirnya tim tetap bisa melanjutkan dan menyelesaikan proyek.

“Kunci keberhasilan adalah kedisiplinan dan pengalaman menangani proyek-proyek besar nasional seperti Jardiknas dan jaringan TI BRI,” katanya.

Secara total, kata dia, Lintasarta akan menyelesaikan PLIK di 1.515 titik untuk pembangunan fase pertama. Setelah itu akan diikuti dengan penyediaan port internet, penyediaan sistem informasi manajamen dan monitoring layanan internet kecamatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar