Kamis, 23 September 2010

Yes TV dan Speedy Bersinergi

POTENSI layanan televisi (TV) berbayar di Indonesia masih cukup tinggi, karena penetrasi pasarnya saat ini masih 2%. Untuk mencapai target pelanggan sebanyak 500 ribu pada akhir tahun ini, Telkom Vision bersinergi dengan Telkom Speedy dalam bentuk produk bundling Speedy-Yes TV.

Dirut Telkom Vision Elvizar mengatakan, kerja sama dalam satu grup ini dilatarbelakangi dua industri yang saling terkoneksi yakni TelkomVision sebagai provider TV berbayar dan Telkom Speedy sebagai provider akses internet cepat.

“Masih ada 98% pasar yang belum terjamah maksimal, pemain yang ada belum mencapai satu juta pelanggan. Pasarnya masih sangat gemuk dan belum tergarap. Jadi kami optimistis mampu meningkatkan pelanggan,” kata Elvizar usai penandatanganan kerja sama bundling Speedy-YesTV di Jakarta, Rabu (22/9).

Elvizar mengatakan, Telkom Vision masih perlu bekerja keras untuk menggarap pasar TV berbayar di Indonesia. Dia mencatat pada Septemberi ini, Telkom Vision baru menjaring sekitar 350 ribu pelanggan. “Masih sangat kecil, itu yang harus kami akui,” kata dia.

Melalui bundling Speedy-YesTV, kata dia, keduanya melakukan promo khusus yang diperuntukkan bagi pelanggan baru Speedy maupun pelanggan existing Speedy. Bentuk promo yang ditawarkan untuk pelanggan baru, seperti biaya berlangganan Rp 180 ribu per bulan, diskon 50% biaya instalasi, gratis Speedy Socialita, gratis Yes TV paket Hit Entertaintment atau Hit Sports dan bonus seluruh channel selama sebulan.

Sedangkan pelanggan exisiting, kata Elvizar, bisa mendapatkan gratis berlangganan YesTV selama 3 bulan. TelkomVision menargetkan penambahan jumlah pelanggan di sejumlah kota yaitu seluruh Jawa, Pekan Baru, Medan, Makassar, Bali, dan Balikpapan.

“Kami menyambut gembira sinergi Telkom Group ini, mengingat jumlah pelanggan Telkom Group saat ini telah mencapai 100 juta. Tentu peluang ini harus dimanfaatkan secara maksimal,” tegas dia.

Menurut dia, rendahnya pelanggan TV berbayar di Indonesia karena masih tingginya harga belanggaran. Karena alasan harga ini, lanjut dia, pihaknya membuka paket harga berlangganan yang lebih terjangkau, tetapi dengan layanan acara yang lebih banyak.

“Kalau dibandingkan negara-negara Asia lain, seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, dan India, penetrasi pasar TV berlangganan di Indonesia masih rendah. Di Malaysia dan India saja, harga berlangganannya berkisar di angka Rp 50 ribu, kita masih tinggi,” jelasnya.

Konten Lokal

Elvizar menjelaskan, Telkom Vision tidak ingin hanya menjadi agen distribusi produk-produk tayangan production house luar negeri. Ke depan, Telkomvision ingin memperbanyak konten lokal dengan tayangan-tayangan hasil kerja sama dengan production house dan perusahaan broadcasting lokal.

Dia mengakui, saat ini TV berlangganan hanya menyuguhkan tayangan-tayangannya dengan cara membeli dari luar negeri sehingga belum banyak bermanfaat bagi dunia production house dan broadcasting lokal. Padahal, membeli konten dari luar negeri ini sangat menguras anggaran.

“Sekarang ini cost konten sudah kami kurangi dari 104 % menjadi 74 %, nanti secara bertahap menjadi 40 %,” tutur dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, mimpi Telkom Vision adalah menguasai pasar TV berlangganan di Asean. Untuk itu, konten-konten lokal ini akan menjadi kekuatan Telkomvision untuk menawarkan produk-produknya.

“Kami akan berupaya meningkatkan konten lokal sampai 40 %,” kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar