Senin, 08 Februari 2010

Tren Ponsel Qwerty Berakhir 2010

TREN ponsel lebar berlayar Qwerty diprediksi berakhir tahun ini setelah booming sejak 2008. Indikasinya ada pada tren harga ponsel Qwerty yang kian menurun dari harga di atas Rp 3 juta menjadi di bawah Rp 500 ribu. Kehadiran ponsel Qwerty asal Tiongkok ikut meramaikan pasar ponsel pintar ini.

Direktur PT Golden Victory Wijaya Dinata mengatakan, saat ini ada sekitar 200 merek ponsel asal Tiongkok yang selalu diklaim sebagai ponsel lokal. Namun, dari jumlah itu, hanya 30 mereka yang eksis di pasar Indonesia. Salah satu indikasinya adalah adanya layanan purna jual.

Menurut dirut PT Golden Victory yang tak lain adalah pemegang merek MicXonn Mobile, yang juga ponsel lokal asal Tiongkok, hampir semua vendor ponsel lokal itu memasarkan ponsel Qwerty.

"Saat ini sudah ada ponsel Qwerty yang dijual Rp 400.000. Prediksi saya, kalau sudah ada yang menjual Rp 300.000 atau Rp 299.000, itulah harga bottom-nya. Dan, kalau ada yang jual di bawah Rp 200.000, berarti itu jual rugi atau ada subsidi. Saat itulah tren ponsel Qwerty berakhir," jelas Wijaya.

MicXon yang hadir di Indonesia sejak 2008, hingga kini sudah meluncurkan tujuh ponsel berlayar Qwerty. Yang terbaru adalah MicXon S388 yang di-bundle dengan Kartu As, Telkomsel. Dalam waktu dekat akan meluncur dua lagi produk Qwerty dengan memanfaatkan momentum booming produk ponsel qwerty sejenis di pasar Indonesia.

Penjualan produk MicXon dilakukan lewat dua strategi yakni penjualan langsung ataupun bundling dengan operator. Untuk layanan purnajual, MicXon memiliki service center sendiri. Untuk memperkuat layanan purnajual, pihaknya bekerjasama dengan Dian Graha yang saat ini juga melayani purna jual lima ponsel merek lokal.

"Tahun ini pasar Qwerty masih cukup bagus. Tapi, saya kira momentum booming ponsel Qwerty hanya tinggal tahun ini. Sebab, kalau ponsel tersebut sudah di harga bottom, apakah prinsipal masih tetap memproduksinya? Kan rugi," jelas Wijaya.

Wijaya mencontohkan, booming ponsel dengan fasilitas TV pada 2007. Memasuki 2008, harga ponsel TV tetap stabil, kemudian limbung pada akhir 2008 dan kini secara berangsur-angsur hilang dari pasaran. Tren ponsel TV tersebut tersapu oleh ponsel Qwerty yang dipelopori BlackBerry.

"Jadi, ponsel Qwerty sudah tidak bisa hanya menawarkan layanan berupa akses ke situs jejaring sosial. Harus lebih baik dari itu," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur PT Era Citra Communication, distributor ponsel Taxco, Aken mengatakan, penjualan ponsel Qwerty terus melonjak tajam. Pabrikan ponsel Tiongkok dan branded (bermerek) terus membanjiri pasar dengan ponsel itu. Saat ini ponsel Tiongkok tidak saja memiliki fitur Wi-Fi, juga aplikasi viewer untuk program Excel maupun Pdf. Bahkan ada yang dilengkapi kamera guna fasilitas video call.

Fitur standar yang bisa diapatkan di ponsel Qwerty asal Tiongkok adalah adanya sambungan internet. Tujuannya adalah agar bisa akses Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, maupun Opera Mini.

"Dampaknya dalam setahun terakhir ini, penjualan ponsel non-Qwerty atau ponsel konvensional turun hingga 80%,” kata dia.

Namun, Aken tidak percaya dengan prediksi bahwa era ponsel Qwerty berakhir tahun ini. “Saya kira, era ponsel Qwerty masih bisa dua tahun lagi. Namun, ke depan ini, pamornya akan mulai turun," ujarnya.

Menurut Aken, perubahan gaya hidup masyarakat telah mengubah gaya berkomunikasi, termasuk dalam kepemilikan ponsel sebagai alat komunikasi. Saat ini masyarakat juga lebih mementingkan desain dan gaya ketimbang fungsi sebuah ponsel. Ponsel Qwerty dipandang bisa memenuhi gaya dan tren di masyarakat. Apalagi, saat ini sedang menjamur penggunaan situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar