Kamis, 27 Mei 2010

Pengusaha Lokal Harus Kuasai Bisnis Telekomunikasi

MENTERI Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengajak pengusaha lokal bisa menguasai bisnis telekomunikasi di dalam negeri khususnya untuk pengadaan menara BTS. Pasalnya, hingga saat ini, mayoritas bisnis itu masih di kuasai asing.

”Saya meminta agar bisnis tower BTS bisa dikuasai pengusaha dalam negeri, karena saat ini 92% dikuasai asing. Padahal untuk membangun menara BTS tidak butuh teknologi tinggi,” kata Tifatul saat pembukaan Pekan Informasi Nasional (PIN) 2010 di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/5)

Menurut Tifatul, bisnis telekomunikasi sudah sangat bekembang di negeri ini, bahkan dianggap sebagai terbesar di Asia. Ia pun mencontohkan, pelanggan handphone di Indonesia mencapai 150 juta pelanggan. ”Di Jakarta saja satu orang bisa memegang dua handphone. Jadi, kalau kita ingin bangkit, mari kita bangkit bersama, target tersebut takkan tercapai bila tak ada partisipasi dari kita para pengusaha lokal,” ujarnya.

Selain mengajak pengusaha lokal agar bisa menguasai bisnis telekomunikasi, dia pun mengimbau operator dan masyarakat telekomunikasi untuk menciptakan konten lokal. ”Saat ini konten-konten di dalam dunia telekomunikasi dan dunia maya juga mayoritas berasal dari asing. Kita harus menciptakan kompetisi konten nasional. Yang kreativitas ini tujuannya agar profit sektor industri lokal bisa mengarah ke hi-tech,” ujar dia.

Seiring pertumbuhan pengguna ponsel yang kian meningkat. Tifatul pun menghimbau agar operator telekomunikasi jangan cuma bisa beriklan besar-besaran tapi juga memberikan layanan informasi kepada masyarakat. Terutama konten-konten yang berhubungan dengan kepentingan umum.

”Di samping iklan operator juga sebaiknya memberikan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat contoh layanan cuaca dan informasi mengenai situasi di jalan raya seperti Twitter TMC polda. Meskipun dianggap enteng, tetapi konten informasi publik itu sangat penting,” ujar Tifatul.

Dia juga mengatakan, ke depannya SMS bisa di integrasikan dengan early warning system bencana alam, khususnya untuk daerah-daerah rawan bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami. "Indonesia wilayahnya memang sangat rawan bencana, untuk itu para operator telekomunikasi diharapkan dapat tanggap akan hal ini," kata dia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar