Jumat, 14 Mei 2010

Sinergi Telkom dan Telkomsel Incar Pasar UKM

PT TELEKOMUNIKASI Indonesia Tbk (Telkom) kembali bersinergi dengan anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Selular Tbk (Telkomsel) untuk memasarkan produk bersama bagi segmen korporasi maupun usaha kecil dan menengah (UKM).

Dua raksasa bisnis telekomunikasi di Indonesia ini memasarkan sejumlah produk Telkomsel, di antaranya Kartu Halo Corporate, Mobile VPN, Telkomsel Flash, BlackBerry, dan Bulk Data Package. Secara bersamaan, Telkom yang baru meluncurkan solusi cloud computing juga memasarkan beberapa produk antara lain Astinet, Dinaccess, VPN IP, Speedy, Ventus, Metro Ethernet, dan Fixed Wire Line.

“Dengan sinergi ini, semua kebutuhan pelanggan baik solusi fixed maupun mobile dapat terpenuhi, di mana Telkom dan Telkomsel memiliki lini produk yang lengkap,” kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia di Jakarta, Rabu (12/5).

Dia mengatakan, koordinasi Telkom-Telkomsel melalui satu pintu memudahkan pelanggan yang membutuhkan layanan telekomunikasi sesuai dengan kebutuhan. Paket sinergi solusi ini berpeluang dimanfaatkan oleh sektor UKM yang tidak memiliki infrastruktur teknologi dan informasi (TI) mumpuni.

“Pasar di sektor UKM cukup besar. Menurut data Kementerian Koperasi jumlah UKM di indonesia sekitar 30-35 juta,” kata Vice President Corporate Account Management Telkomsel Nyoto Priyono.

Telkomsel saat ini telah melayani total 6.500 perusahaan dengan empat ribu di antaranya berasal dari UKM. “Dengan diluncurkannya solusi-solusi ini, Telkomsel menargetkan 500 pelanggan baru di tahun 2010. “Namun, kami optimistis dapat meraih total sembilan ribu pelanggan,” kata Nyoto.

April 2010, Telkom telah meluncurkan solusi cloud computing dengan menggandeng Microsoft. Layanan ini memungkinkan pelanggan menyewa layanan TI, sedangkan pengelolaan infrastruktur, platform, maupun aplikasi dilakukan oleh pihak ketiga.

Dalam arti luas, pengembangan bisnis cloud computing meliputi Infrastructure as a Service (IAAS), Platform as a Service (PAAS), dan Software as a Service (SAAS) yang dihantarkan melalui sistem komputasi yang aman. “Dengan biaya Rp4-5 juta per bulan, UKM tidak perlu lagi berinvestasi untuk server sampai aplikasi,” kata Nyoto.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar