Selasa, 10 November 2009

Indosat Uji Coba HSPA+ 21 Mbps

JAKARTA – Setelah Telkomsel, Indosat melakukan uji coba layanan data berteknologi high speed packet access (HSPA)+ yang mampu menghantarkan data dengan kecepata hingga 21 megabit per detik (Mbps). Namun, beberapa pihak mempertanyakan urgensi dari layanan data berkecepatan tinggi itu.

Chief Marketing Officer PT Indosat Tbk Guntur S Siboro mengatakan, peningkatan kecepatan akses data untuk downlink dan upload diharapkan memberikan penghematan waktu. Hasil uji coba HSPA+ untuk men-download musik sebesar 5 megabyte (MB) membutuhkan waktu 2,2 detik dengan teknologi terbaru ini (HSPA+), 3,5 – 6,9 detik dengan HSPA (7,2-14 Mbps), serta lebih dari 22 menit dengan teknologi GPRS (120 Kbps).

Speed yang bisa dicapai memang 21 Mbps. Tapi, dalam praktiknya kami harapkan bisa sampai 10-15 Mbps,” kata Guntur di Jakarta, Senin (9/11).

Indosat yang telah mendapat tambahan frekuensi 3G sebesar 5 MHz dari pemerintah baru melakukan uji coba. Sedangkan Telkomsel, pekan lalu telah mengomersilkan layanan HSPA+ itu dengan prioritas kepada pelanggan pascabayar (Kartu Halo).

Telkomsel yang telah didukung 4.000 Node-B (base transceiver station/BTS untuk layanan 3G), menurut Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, telah menyiapkan dana sekitar Rp 1,3 triliun untuk meng-upgrade jaringan 3G menjadi HSPA+. Telkomsel menggunakan perangkat HSPA+ buatan Huawei. Namun, Guntur tidak menyebutkan berapa dana yang bakal dibenamkan untuk meng-upgrade jaringan 3G (yang didukung 1.500 Node-B) ke HSPA+ miliknya.

“Pokoknya dananya signifikan-lah. Kalau saya sebutkan sekarang, nanti dimahalin oleh Ericsson (vendor perangkat HSPA+),” kata Guntur.

Menurut dia, tidak mungkin layanan HSPA+ ditawarkan kepada masyarakat tanpa disertai perangkat penerimanya. Oleh karena itu, Indosat akan mengomersialkan layanan HSPA+ ini pada awal 2010. Ini menjadikan Indosat sebagai operator ke-28 (dari 20 negara) di dunia yang telah menyediakan layanan HSPA+.

Menurut Guntur, tambahan frekuensi 3G (second carrier) akan dikhususkan untuk layanan data. Total trafik data Indosat saat ini mendekati 140 Terabite per second (Tbps) per minggu.

Efektivitasnya

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) Roy Rahajasa Yamin mempertanyakan investasi hingga triliunan rupiah yang dibenamkan Telkomsel dan Indosat untuk membangun jaringan HSPA+. Pasalnya, pelanggan di Indonesia yang membutuhkan akses data berkecepatan hingga 21 Mbps belum banyak.

“Sejauh mana efektivitasnya, hanya mereka yang tahu. Saya sendiri nggak tahu apa pertimbangan mereka untuk menyediakan akses yang cepat itu,” kata Roy.

Kecepatan yang tersedia sekarang, menurut Roy, sudah cukup mengakomodasi kebutuhan pelanggan untuk mengakses Facebook, Twitter, dan jejaring sosial lain, serta pengguna data lain. Ini menandakan besaran file yang di-download pengguna data di internet masih relatif kecil. Sebab itu, langkah operator mengubah jaringannya dari HSDPA ke HSPA+ perlu dipertanyakan efektivitasnya.

Namun, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi berpendapat, kedua operator ingin mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang menuntut akses kecepatan tinggi di masa depan. Sekarang ini, pelanggan yang perlu akses tinggi di antaranya terbatas pada produser film, vendor software, dan bagian tertentu di beberapa industri. HSPA+ jadi solusinya. Selebihnya masih terpenuhi dengan kecepatan yang ada.

“Nggak mungkin investasi yang besar itu dibuang begitu saja. Paling tidak, BTS 2G diganti dengan 3G (Node-B). Sedangkan BTS 2G itu tidak dibuang, tapi dipindah ke tempat lain,” kata Heru.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar