Rabu, 25 November 2009

2010, Industri Konten Capai Rp 4,5 T

JAKARTA - Industri kontel ponsel (mobile content) diperkirakan tumbuh 30% pada 2010 dari posisi tahun ini yang nilai bisnisnya ditaksir Rp 3,5 triliun. Pertumbuhan itu karena makin mudahnya masyarakat mengakses internet dan pengguna ponsel yang mendekati 200 juta pada tahun depan.

Sekjen Indonesia Mobile Content Provider (Imoca) Sapto Anggoro memperkirakan, omset industri mobile content hingga akhir 2009 diperkirakan tumbuh sekitar 20-30% menjadi Rp 3,5 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu. Pada tahun ini, bisnis industri konten bisa mencapai Rp 4,5 triliun.

“Saya optimistis tahun depan bisnis ini masih bisa tumbuh 30%. Tapi kalau tak ada inovasi, pertumbuhan paling minimal bisa sampai 25%,” kata Sapto, Selasa (24/11).

Optimisme ini didukung perkembangan konten lama yang dikemas dengan format baru serta pengembangan ke biaya data. Konten-konten yang saat ini beredar masih berbasis SMS, seperti kuis dan konten informasi berlangganan. Animo pengguna terhadap konten semacam ini sudah mulai berkurang. Sedangkan pertumbuhan Ring Back Tones (RBT) dalam dua tahun terakhir cukup tinggi.

“Tren konten berbasis SMS mulai berkurang dan beralih ke aplikasi. Saya juga berharap adanya teknologi 3G mampu mendorong pertumbuhan industri konten,” kata dia.

Menurut dia, penyedia jasa konten di Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan Tiongkok atau negara lain di dunia. Di Tiongkok saat ini ada lebih dari 150 ribu penyedia jasa konten telepon seluler. Oleh karena itu, Depkominfo harus memberi dukungan untuk tumbuhnya industri konten di Tanah Air.

Chief Creative Officer SkyEight Satya Witoelar juga optimistis bahwa bisnis konten lokal akan tumbuh seiring peningkatan penetrasi ponsel. “Pengembang lokal akan terpacu untuk mengembangkan bisnisnya karena trennya nyata,” kata dia. Hanya saja, lanjut Satya, iklim kompetisi antarpengembang konten di Indonesia belum sengit karena pemainnya masih sedikti.

SkyLight adalah salah satu penyedia konten lokal yang digandeng Yahoo karena mampu menghadirkan website jejaring sosial, Koprol.com, yang mampu menunjukkan lokasi penggunanya. Koprol.com diharapkan bisa dimanfaatkan dunia usaha untuk mempromosikan usaha atau bisnisnya.

“Kami juga menyediakan sarana bagi toko atau merchant lokal untuk berpromosi di website mulai dengan harga gratis sampai berbayar,” jelas Satya.

Ponsel Musik Esia

Salah satu operator telekomunikasi yang gemar menghadirkan berbagai konten dalam adalah PT Bakrie Telecom. Operator Esia ini menghadirkan ponsel Esia Musicbox dan Esia Idolaku sebagai upaya mendukung pengembangan industri musik di Tanah Air.

“Kita tahu bahwa musik bajakan mengurangi pendapatan rekan-rekan musisi dan artis. Mengunduh dan membajak lagu merupakan salah satu bentuk kejahatan. Hal ini harus dihentikan dengan cara force policy dan edukasi kepada masyarakat,” kata Deputy Chief Executive Officer PT Bakrie Telecom Tbk Erik Meijer saat peluncuran ponsel musik Esia, di EX, Jakarta (24/11).

Erik mengaku khawatir dengan maraknya pembajakan lagu. Esia memiliki cara tersendiri untuk mendukung industri musik Indonesia. Dua jenis ponsel musik yang baru digelontorkan Esia mengajak para penggunanya agar mengunduh karya lagu dan musik asli saja.

“Dengan menggunakan ponsel ini, sudah tidak masuk akal lagi mengunduh dan membeli lagu bajakan. Pengguna bisa mendapatkan lagu asli berkualitas dengan harga terjangkau, Rp1.000 untuk unduh 30 lagu per harinya,” kata Erik.

Kedua ponsel musik Esia dilengkapi aplikasi Digital Music Download (DMD) yang memudahkan pelanggan mengunduh ribuan lagu milik artis Indonesia maupun luar negeri. Untuk ketersediaan konten lagu, Esia menggandeng empat perusahaan rekaman besar, Sony Music Entertainment Indonesia, Musica Studio, Universal Music Indonesia dan Warner Music Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar