Rabu, 09 Desember 2009

2010, Belanja TI Capai US$ 8,1 Miliar

JAKARTA – Belanja perusahaan untuk teknologi informasi (TI) di Indonesia tahun ini diperkirakan US$ 7,5 miliar. Pada tahun depan, belanja TI itu diprediksi meningkat menjadi US$ 8,1 miliar.

Mengutip data dari lembaga riset International Data Coorporation (IDC), belanja TI Indonesia 2010 masih akan didominasi pembelian perangkat keras (89,5%), disusul services (6,9%) dan peranti lunak (3,6%). Pada tahun depan, ada tren penurunan belanja TI untuk hardware dari tahun ini (2009) yang masih sekitar 90,2%.

“Secara umum belanja TI 2010 naik 8%. Belanja TI untuk services satu-satunya yang meningkat, sedangkan belanja untuk perangkat keras dan perangkat lunak menurun,” kata Country Manager VMware Indonesia Edwin Lim mengutip laporan IDC di Jakarta, belum lama ini.

Peningkatan belanja TI pada 2010, menurut Edwin, ditopang belanja TI. Selain itu, tren komputasi di awan (cloud computing) mulai marak pada tahun depan. Selain itu, teknologi ramah lingkungan (green technology) juga makin menjamur.

Menurut dia, meningkatnya cloud computing dan virtualisasi tak bisa dilepaskan dari adanya jaminan efisiensi penggunaan belanja modal (capex) dan biaya operasional (opex). Oleh karena itu, banyak perusahaan TI yang menawarkan solusi cloud computing dan solusi virtualisasi desktop atau storage.

“Kami juga menawarkan Vmware View 4 untuk virtualisasi desktop. Solusi ini bisa menghemat 70% biaya storage dari sisi capex dan dari sisi opex menghemat 55% untuk manajemen desktop karena bisa menunda peremajaan desktop,” jelas dia.

Khusus industri telekomunikasi, Edwin menyebutkan, lesunya pasar mendesak para operator telekomunikasi untuk memikirkan kembali strateginya. “Mereka kini tak bisa hanya mengandalkan layanan suara dan teks lagi. Ke depan, layanan-layanan bernilai tambah akan lebih banyak dalam kontribusi revenue perusahaan, misalnya layanan data,” kata dia.

Sementara itu, Country Manager Hitachi Data Systems (HDS) Ming Sunadi mengatakan, pertumbuhan belanja TI pada 2010 yang hanya 8% menunjukan, perusahaan masih menekan belanja TI pascakrisis ekonomi global. Kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan memicu para vendor saling berlomba menawarkan solusi dan produk teknologi yang efisien dan dengan harga terjangkau.

Ming juga sependapat solusi virtualisasi, komputasi awan, dan service pengelolaan storage akan menjadi tren di 2010. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya pertumbuhan data setiap tahun. “Pertumbuhan data diperkirakan naik 30 sampai 40% pada tahun depan,” kata dia.

Pada kuartal III 2009, penjualan 'box' storage HDS naik 20%, meski market di Indonesia sedang menurun. “Strategi kami memperkuat posisi dengan memberi support yang bagus kepada pelanggan dan partner bisnis,” jelas Ming.

Sementara itu, Product Manager Access Routing Technology Group Cisco Marc van Hoof menilai, wajar bila pada 2010 pertumbuhan belanja TI hanya 8%. Sebab, pertumbuhan belanja TI sedang dalam tahap pemulihan setelah badai krisis ekonomi global. Kondisi itu tak hanya terjadi di negara yang tergolong mature market, tapi juga di emerging market, seperti Indonesia.

Marc juga sependapat dengan analisa IDC yang memperkirakan virtualization dan cloud computing akan menjadi tren pada 2010. Virtualisasi membantu perusahaan menekan investasi, terutama di pengadaan hardware, listrik, pendingin, dan juga meningkatkan fleksibilitas. Adapun, cloud computing menawarkan infrastruktur dengan sistem sewa.

Cisco juga menawarkan ISR G2 yang membantu perusahaan menyederhanakan penyampaian layanan bisnis berjaringan on-demand, seperti video dan aplikasi kolaboratif di kantor cabang. “Dengan solusi ini, Anda dapat mengatur kapan sebuah perangkat menyala dan kapan harus mati,” kata dia.

Regional Director Network Solution Group HP Asia Pacific & Japan Michael Yu mengatakan, krisis ekonomi global 2009 telah berdampak pada menurunnya belanja TI tahun ini. Namun, mendekati penghujung tahun pemulihan secara bertahap mulai terlihat dan diperkirakan terus membaik pada 2010. “Kami optimistis. Tahun depan masih ada peluang untuk tumbuh di atas 8%,” kata dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar