Selasa, 01 Desember 2009

SBY Resmikan Telkom Super Highway

MATARAM – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) memulai pembangunan backbone Mataram-Kupang Cable System (MKCS) sepanjang 1.041 kilometer. MKCS yang merupakan bagian dari konfigurasi Palapa Ring ini melengkapi jaringan kabel serat optik milik Telkom sehingga membentuk Telkom Super Highway.

Peresmian proyek senilai US$ 52 juta atau sekitar Rp 500 miliar itu dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Istana Negara, Jakarta melalui video conference dengan Menkominfo Tifatul Sembiring yang berada di Mataram. Peresmian itu dilakukan , Senin (30/11) dan disaksikan anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.

Presiden SBY menyambut baik prakarsa Telkom membangun jaringan kabel serat optik di dalam negeri. Pembangunan jaringan di dalam negeri lebih penting dan harus didahulukan ketimbang membangun jaringan koneksi kabel serat optik ke negara lain.

“Bagi saya, bagi Indonesia, domestic connectivity justru lebih penting dibanding international connectivity. Tidak baik, misalkan, Jakarta atau kota-kota besar tersambung dengan dunia luar, tapi di antara kita, di antara 33 provinsi, di antara pulau-pulau besar, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku Papua, tidak saling terhubung. Itu tidak boleh dan tidak sepatutnya," kata Presiden.

Bukan hanya itu, Presiden SBY juga menekankan pentingnya ketersambungan antarwilayah Nusantara itu dengan perekonomian nasional. Perekonomian nasional akan kuat bila perekonomian di daerah maju dan saling terhubung. Keterhubungan itu salah satunya dilakukan melalui teknologi informasi dan komunikasi (ICT). "Belajar dari itu semua, ekonomi ke depan tidak boleh hanya mengandalkan eskpor. Kita harus perkuat perekonomian domestik dengan cara menghubungkan perekonomian daerah," ujar Presiden.

Sementara itu, Menkominfo Tifatul Sembiring mengatakan, untuk memanfaatkan jaringan kabel serat optik yang melingkari (cincin) Nusantara dan tujuh cincin di dalamnya itu, perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi didorong membangun jalur alternatif Palapa Ring. Tujuannya adalah agar ketersediaan infrastruktur jaringan pita lebar itu bisa tersebar merata ke seluruh pelosok Tanah Air.

"Silakan saja bangun jalur serat optik alternatif sebagai tempat lalu lintas data. Jika sudah merata pembangunannya, step by step tarif data juga pasti akan turun sehingga daerah terpencil juga bisa menikmatinya," kata Tifatul.

Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengatakan, backbone serat optik yang terintegrasi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) kini amat mendesak. “Proyek MKCS itu diharapkan menjadi solusi komprehensif atas keterbatasan kapasitas dan keterisolasian KTI dari jangkauan telekomunikasi,” kata Rinaldi.

Proyek MKCS merupakan bagian dari proyek Palapa Ring di KTI (Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) sepanjang 10.812 km. Proyek ini akan digarap konsorsium swasta sebagai bagian inisiatif pemerintah untuk membuat cincin kabel serat optik yang melingkari Nusantara. Saat ini jaringan kabel serat optik di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sudah tersedia, yang sebagian besar telah dan sedang dibangun Telkom.

Rinaldi menjelaskan, keberadaan backbone serat optik MKCS itu akan memperkuat dan memudahkan Telkom mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai layanan infocomm di wilayah KTI. Terintegrasinya backbone serat optik dari mulai KBI dan KTI secara otomatis akan mewujudkan infrastruktur information communication tehcnology (ICT) nasional dengan nama Telkom Super Highway.

“Melalui infrastruktur itu, Telkom akan menyediakan layanan data dan informasi berkecepatan tinggi mendukung next generation nationwide broadband network (NG-NBN),” kata dia.

Layanan itu akan dihadirkan untuk sektor publik maupun pemerintah, termasuk militer, polisi, meteorologi, pencegahan krisis, pelanggan korporasi, dan rumah tangga, serta keperluan lain. Implementasi NG-NBN itu akan mendukung perubahan mendasar pada layanan Telkom, yang sebelumnya hanya berbasis layanan suara (voice) menuju layanan Telecommunication, Information, Media dan Edutainment (TIME). Layanan TIME itu dihadirkan melalui berbagai moda akses wireline, wireless 2G, 3G, bahkan 4G.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar