Jumat, 04 Desember 2009

Telkomsel Pacu New Business Hingga Dua Digit

JAKARTA–Telkomsel bertekad memacu layanan new business hingga bisa menyumbang ke dalam pendapatan sebesar dua digit. Saat ini kontribusi layanan di luar voice dan SMS masih sekitar 7% dari total pendapatan Telkomsel yang tahun ini diperkirakan Rp 30 triliun.

“Ini menjadi tantangan bagi kami untuk menciptakan konten-konten baru,” jelas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Herfini Haryono di sela acara penyerahan penghargaan Hitachi Data System IT Inspiration Awards 2009 di Jakarta, Kamis (3/12).

Herfini tidak menjelaskan layanan bisnis baru itu, tetapi Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengungkapkan, new business itu ada empat. Yakni, digital music, digital business, digital video dan wap, dan mobile advertising. Untuk digital business itu ada mobile wallet dan remittance.

“Tahun depan adalah tahun transformasi buat Telkomsel. Yakni, transformasi menuju ke new business,” kata Sarwoto.

Salah satu penyebab sulitnya operator mendongkrak pendapatan dari layanan non-suara dan SMS karena trafik data yang digunakan pelanggan belum memberikan kontribusi yang signifikan. “Trafik tinggi dengan tarif data yang flat hanya memberikan pemasukan ke luar negeri seperti Facebook atau App Store iPhone. Itu yang membahayakan,” jelas Harfini

Telkomsel berencana memperkaya konten untuk bersaing dengan aplikasi-aplikasi yang selama ini menyita bandwitch seperti Facebook, Twitter, Yahoo, atau App Store iPhone. “Dengan target 100 juta pelanggan pada 2010, kami menargetkan pemasukan dari layanan konten bisa mencapai dua digit,” kata Harfini yang meraih penghargaan “CIO of the Yearpada ajang Hitachi Data Systems IT Inspiration Awards 2009.

Salah satu konten yang memberikan pemasukan tertinggi adalah Nada Sambung Pribadi (NSP). Harfini mengungkapkan, konten musik lokal masih berpotensi untuk menggenjot pemasukan, bahkan bisa seperti App Store.

Data Storage

Untuk menyimpan data, Telkomsel telah menghabiskan 1,7 Petabyte (PB) pada 2009. Data tersebut mencakup data bisnis dan transaksi. (satu PB sama dengan satu juta gigabyte/GB).

Storage capacity telah terpakai 80% dan akan meningkat sampai 3 PB pada 2010,” kata Harfini. Tingginya data tersimpan ini disebabkan aturan perusahaan untuk menjaga semua data bisnis dan transaksi selama 10 tahun.

Selain itu, kata Harfini, pergeseran tren penguna seluler yang rajin mengakses data di samping layanan suara dan SMS menyebabkan lonjakan data yang cukup besar. Untuk mengantisipasi tingginya pertumbuhan volume trafik data, Telkomsel telah meningkatkan kapasitas penyimpanan data dengan menerapkan teknologi storage virtualization dan storage consolidation.

“Kami sedang mengadopsi teknologi virtualisasi yang dapat mengurangi konsumsi energi dan mengurangi deduplikasi,” kata Harfini.

Pada 2008, Telkomsel mengucurkan biaya modal (Capex) untuk membangun infrastruktur TI sebesar Rp 13 triliun. Sedangkan, tahun ini, biaya capex direduksi sampai 5%.

Country Manager Hitachi Data Systems Indonesia Ming Sunadi mengakui, belanja TI perusahaan cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan kompetisi harga yang diberikan vendor serta implementasi virtualisasi yang mampu mengurangi ongkos perusahaan sampai 30%.

“Perusahaan di Indonesia kini bisa disejajarkan dengan negara lain di Asia Pasifik dalam hal pemanfaatan TI khususnya storage untuk mendorong kinerja bisnis,” kata Ming. Hitachi menjadi salah satu pemain besar di Indonesia yang menyediakan solusi storage heterogen termasuk peranti lunak virtualisasi storage.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar