Kamis, 14 Januari 2010

Antar Mitra Garap Mobile Advertising

PT ANTAR Mitra Perkasa membidik bisnis iklan melalui ponsel (mobile advertising) di Indonesia. Hal ini dikarenakan pesatnya pertumbuhan data dan penggunaan internet di Tanah Air dalam kurun satu tahun terakhir.

Page view dan trafik internet dari Indonesia di urutan empat besar dunia. Ini berarti beriklan melalui ponsel sangat menjanjikan,” kata Chief Executive Officer PT Antar Mitra Perkasa Joseph Lumban Gaol di Jakarta, kemarin.

Menurut Joseph, terdapat tiga fakta yang mendasari bahwa ponsel merupakan media yang efektif untuk beriklan. Pertama, pemegang ponsel di dunia diperkirakan sudah mencapai hampir empat miliar. Di Indonesia, pelanggan ponsel sudah mencapai 150 juta pelanggan ponsel.

“Jika kita asumsikan dari total pelanggan ada 20 juta pelanggan memiliki dua ponsel, ada 110 juta penduduk yang memiliki ponsel aktif,” kata dia.

Untuk pasar mobile advertising di Indonesia, lanjut dia, cukup potensial. Joseph menjelaskan, dengan besarnya pengguna ponsel di Indonesia dan banyaknya yang mengakses internet, jumlah web page view yang dihasilkan cukup besar. Hal tersebut memungkinkan pengiklan atau brand owner meletakkan produknya di halaman itu dan mendapatkan benefit dari para pengguna ponsel.

Joseph menilai dengan media baru ini, klien dapat mengukur sasaran iklan yang ditawarkan dan lebih efisien dibandingkan media iklan konvensional. “Klien dapat memilih segmen (pengguna ponsel) yang akan disasar, misalnya berdasarkan lokasi, usia, pendapatan dan gadget,” jelasnya.

Fakta kedua, fitur seperti short message service (SMS), enhanced messaging system (EMS) dan multimedia messaging system (MMS) merupakan fasilitas serta aplikasi yang memungkinkan pengiriman pesan dapat dilakukan sekaligus kepada pelanggan.

Fakta tersebut semakin memperkuat predikat ponsel sebagai media massa. Fakta ketiga adalah tersedianya fungsi internet di ponsel. Konvergensi internet dan telekomunikasi menstimulasi vendor-vendor infrastruktur telekomunikasi dan vendor ponsel mengembangkan aplikasi sehingga ponsel beralih fungsi menjadi alat untuk mengakses internet. “Dengan internet, format pesan yang disiarkan lebih kaya lagi,” kata Joseph.

Dengan adanya fakta-fakta tersebut, lanjut dia, ternyata masih sedikit pelaku industri dalam negeri yang memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis. “Banyak perusahaan asing yang melenggang bebas menguangkan peluang ini tanpa harus memiliki entitas di Indonesia dan tanpa harus berbagi porsi dengan pelaku industri dalam negeri, padahal porsi untuk local player sangat besar,” ujarnya.

Meski demikian, iklan tetap harus dikemas secara elegan. Sebab, pengguna ponsel tidak boleh terganggu dengan adanya iklan. “Perlu dicari cara yang kreatif agar pengguna ponsel tidak jengkel dengan iklan,” tambahnya.

Untuk itu, kata dia, penerima iklan harus mendaftar terlebih dahulu sebagai izin iklan di ponselnya. Pendaftaran dilakukan operator yang bekerja sama dengan penyedia iklan. “Inilah tantangan terbesarnya membuat pemilik ponsel mengizinkan dikirimi iklan,” ucapnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar