Senin, 04 Januari 2010

Telkomsel Targetkan 100 Juta Pelanggan


TELKOMSEL mematok target jumlah pelanggan hingga 100 juta pada tahun ini atau meningkat 22% dibanding posisi akhir tahun lalu yang 82 juta pelanggan. Operator seluler terbesar di Tanah Air itu juga terus meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringannya dengan menyiapkan dana investasi (capex) sekitar Rp 13 triliun.

Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno optimistis jumlah pelanggan Telkomsel pada akhir tahun 2009 mencapai 82 juta atau naik 26% lebih dibanding posisi akhir 2008 yang sebanyak 65 juta pelanggan.

"Pada tahun 2010 target 100 juta pelanggan harus tercapai. Kami akan menggenjot pelanggan dengan strategi yang lebih berfokus pada layanan-layanan seperti data, konten, atau mobile wallet," ujar Sarwoto di sela Safari Natal 2009, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, potensi penambahan pelanggan masih ada, yakni sekitar 30 juta pelanggan baru. Total pelanggan telepon seluler saat ini telah mencapai 168 juta dan akan menuju 200 juta pada akhir 2010. “Potensi pelanggan sekitar 30-an juta itu akan diperebutkan oleh 11 operator,” kata dia.

Untuk merebut potensi pelanggan yang ada itu, lanjut Sarwoto, pihaknya tidak semata-mata mengandalkan jaringan Telkomsel yang terluas, terbesar dan terbaik, melainkan juga menawarkan layanan. Yakni, mulai dari konten, aplikasi, data dan berbagai fitur yang menunjang layanan mobile lifestyle.

Selain menggenjot jumlah pelanggan, lanjut Sarwoto, pihaknya juga akan memperkuat kualitas dan kapasitas jaringannya. Pada akhir tahun lalu, Telkomsel memiliki 28 ribu unit base transceiver station (BTS) atau naik 35% dibanding posisi akhir 2008 yang sebanyak 20.884 unit BTS. “Tahun depan, kami yakin, BTS bertambah menjadi 30 ribu unit,” kata dia.

Peningkata kualitas dan kapasitas jaringan itu, lanjut Sarwoto, juga akan dilakukan untuk layanan data. Beberapa waktu lalu, Telkomsel telah menawarkan layanan mobile broadband berteknologi high speed packet access (HSPA) + yang mampu mengantarkan data dengan kecepatan hingga 21 megabit per detik (Mbps).

Pelanggan yang telah bisa menikmati layanan HSPA+ itu kini sudah di enam kota, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan dan Makassar. “Kami akan kembalikan terus layanan HSPA+ ini dengan prioritas pengembangan pada 24 kota yang sudah mendapat layanan 3G,” kata Sarwoto.

Operator Harus Konsolidasi

Menurut Sarwoto, yang juga Ketua Umum Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), pada 2010, operator telekomunikasi mau tak mau akan berkonsolidasi. "Keberadaan 11 operator terlalu banyak dan tidak sehat bagi perkembangan industri," ujar Sarwoto.

Potensi pasar seluler di Indonesia makin sempit karena potensi pelanggan baru tinggal 30-an juta, lanjut dia, membuat operator makin tertekan. "Karena itu, jika penetrasi sudah maksimal, maka harus ada switch dari layanan dasar (suara dan SMS) ke services dan aplikasi," ujar dia.

Menurut Sarwoto, jumlah operator telekomunikasi di Indonesia yang ideal adalah 4-5 operator. "Dengan demikian, industri bisa efektif, perusahaan bisa hidup. Investor di industri telekomunikasi yang kebanyakan asing juga akan merasa secure karena investasinya menghasilkan return yang sesuai ekspektasi," jelas dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar