Jumat, 22 Januari 2010

IM2 Tawarkan Cloud Computing

PT INDOSAT Mega Media (IM2) mengajak pelanggan korporasinya yang mencapai 2.000-an memanfaatkan komputasi di awan. Solusi komputasi di awan itu akan mengubah paradigma bisnis ke depan.

Direktur Utama PT IM2 Indar Atmanto mengatakan, untuk memberi gambaran tentang komputasi di awan itu, pihaknya berkolaborasi dengan PT Microsoft Indonesia dan PT Cisco Systems Indonesia menggelar seminar tentang “Business Revolution: Disruptive Paradigm on Doing Business” di Jakarta, Kamis (21/1).

“Ini spesial untuk para pelanggan kami. Kami berkolaborasi dengan Cisco dan Microsoft untuk memberikan wawasan tentang cloud computing,” kata Indar Atmanto.

Indar menjelaskan, cloud computing atau komputasi di awan itu sebenarnya sudah menggejala di masyarakat dalam bentuk pemanfaatan layanan SMS, email, chatting via Yahoo atau BlackBerry. Masyarakat memanfaatkan layanan itu tanpa perlu memiliki perangkat server untuk menyimpan arsip surat elektronik atau aplikasi SMS dan chatting.

“Jadi, intinya, cloud computing itu adalah aplikasi, platform dan infrastruktur menjadi jasa. Dalam hal ini, di kalangan dunia usaha ada perubahan belanja modal (capex) menjadi biaya operasional (opex), dan opex itu makin menurun,” kata Indar.

National Technology Officer PT Microsoft Indonesia Tony Seno mengatakan, komputasi di awan itu akan membawa manfaat bagi pemerintah, dunia usaha, dan orang per orang. Dia mencontohkan program Corporate Social Responsibility (CSR) Microsoft yang berhasil mengajak petani di desa memanfaatkan internet untuk kemajuan usahanya.

“Oleh karena itu, pemerintah harus mendorong ini. Cloud computing hanya bisa jalan kalau ada bandwidth yang cukup,” kata Tony.

Dengan solusi komputasi di awan, lanjut Tony, kalangan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memanfaatkan dunia maya tak perlu memikirkan platform, aplikasi, dan bahkan infrastrukturnya. “Bahkan, kini ada yang menawarkan solusi cloud computing dengan sistem sewa berdasarkan jumlah yang diklik sehingga perusahaan tak perlu investasi beli hardware dan software lagi,” kata Tony.

Menurut Indar, penyedia bandwidth seperti PT IM2 nanti tidak hanya sekadar menjadi penyedia ‘pipa’ (bandwidth), juga bisa menjadi penyedia konten platform. “Misalnya untuk mobile atau online advertising, IM2 bisa menjadi penyedia platform,” kata dia.

Sedangkan Managed Service Business Development Director PT Cisco Systems Indonesia Andreas Surya mengatakan, ke depan industri telekomunikasi juga akan menuju Telco 2.0, yang tidak lagi bersandar pada pemasukan dari pelanggan. Operator telekomunikasi bisa juga menjadi penyedia platform yang bisa dijual kepada pihak ketiga.

“Ini sebagai jawaban dari makin menurunnya pendapatan dari bisnis inti, seperti layanan suara dan SMS. Layanan suara dan SMS sekarang terus turun, karena orang cenderung memanfaatkan komunikasi via Facebook atau chatting,” kata dia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar