Rabu, 27 Januari 2010

Tarif BlackBerry XL Akan Turun 20%

MESKI pemerintah meminta produsen BlackBerry membayar kewajiban Universal Service Obligation (USO) dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi, operator telekomunikasi memperkirakan tarif berlangganan BlackBerry bisa turun hingga 20% pada tahun ini. Penurunan itu sebagai penyesuaian dari makin maraknya pengguna perangkat buatan Research in Motion (RIM) di Tanah Air.

Manajemen PT XL Axiata tidak mau memberikan penjelasan mengenai tuntutan regulator agar operator telekomunikasi dan RIM membayar BHP dan USO. “Saya tak tahu apa-apa mengenai masalah itu,” kata Head of Mobile Data Service PT XL Axiata Budi Harjono di Jakarta, Selasa (26/1).

Namun, Budi memastikan, maraknya penggunaan BlackBerry di Tanah Air bakal menurunkan tarif BlackBerry yang selama ini dikenakan. Saat ini belanja pulsa rata per pelanggan (ARPU) per bulan mencapai Rp 160 ribu. Meski demikian, kontribusinya terhadap total pendapatan perseroan masih relatif kecil.

Itu berarti, dengan total pelanggan BlackBerry XL saat ini yang sebanyak 260 ribu, total pendapatan XL dari layanan BlackBerry mencapai hampir Rp 500 miliar per tahun. Sekarang, kontribusi pendapatan XL dari data, baik dari unlimited maupun Blackberry, hanya 5%.

Meski tarif layanan BlackBerry diturunkan, Budi tidak khawatir, pendapatan XL dari layanan BlackBerry turun. Ia justru optimistis kontribusinya naik. Tahun ini, perseroan memproyeksikan pendapatan dari data, baik unlimited dan Blackberry, mencapai 10%.

"Agar (pendapatan) naik, jumlah pelanggannya diperbanyak dari yang sekarang. Apalagi pengguna BlackBerry kini sudah menyentuh kalangan menengah," kata Budi.

Sampai akhir 2009, jumlah pengguna BlackBerry XL sekitar 260 ribu pelanggan dan tahun ini diproyeksikan menjadi 400-600 ribu pelanggan. Dari total pelanggan itu sekitar 70% memilih langganan harian. Setiap pelanggan umumnya memanfaatkan waktu 22 hari setiap bulannya untuk berlangganan.

Pelanggan sebanyak itu, kata dia, telah menyedot bandwidth sekitar 60% atau 70-120 Mbps dari kapasitas yang tersedia 180 Mbps. Perseroan akan menambah kapasitas lagi bila sudah menyentuh 80%.

"Nggak lama lagi akan kami kapasitasnya. Pokoknya bila utilisasinya sampai 80%, kami langsung tambah lagi," kata Budi.

Menurut Budi, 2009 merupakan tahun BlackBerry karena pertumbuhan pelanggannya sangat pesat. Tahun ini juga tumbuh, tapi tak terlalu tinggi. Selain itu, penggunanya juga mulai mengarah ke masyarakat kelas menengah ke bawah harganya makin terjangkau dan ketersediaan handset bekas.

Roaming Internasional

Untuk memanjakan pelanggan, XL meluncurkan BlackBerry Roaming dengan tarif flat untuk roaming di tujuh negara di antaranya Malaysia (Celcom), Singapura (M1),Kamboja (Hello), Bangladesh (Aktel), Sri Lanka (Dialog), Hongkong (SmartTone), dan Jepang (Softbank). Pelanggan dikenakan tarif selama di negara tersebut sebesar Rp 50 ribu per hari untuk prabayar dan Rp 25 ribu per hari untuk pascabayar. Layanan ini berlaku sampai 31 Desember 2010 dan untuk Jepang berakhir hingga Maret 2010.

"Kami berharap pelanggan bisa tetap beraktivitas selama di luar negeri tanpa harus melepaskan BlackBerry-nya, yang mungkin di sana tersimpan berbagai data penting," kata Direktur Marketing XL Axiata Nicanor V Santiago.

Layanan ini hasil kerja sama dengan sejumlah operator, yang juga menjadi anggota Axiata Group dan jaringan partner internasional. Sedangkan untuk memanfaatkannya harus melalui registrasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar