Kamis, 29 April 2010

2012, Investasi TIK Capai Rp 30 Triliun

MENTERI Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring menegaskan, perkembangan sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat menjanjikan. Sektor ini diperkirakan mampu menyumbang investasi baru senilai Rp30 triliun hingga 2012.

"Bisnis ini (TIK) per tahun bisa mencapai Rp300 triliun, ini sangat menarik, kalau untuk investasi hingga 2012 saya rasa Rp30 triliun pun bisa datang," kata Tifatul usai membuka Rakornas Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Media Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Rabu (28/4).

Pertumbuhan TIK di Indonesia, menurut dia, sangat baik mengingat mampu menyumbangkan pertumbuhan hingga 3 % untuk perekonomian Indonesia. Begitupula dengan industri kreatif TIK dinilainya cukup menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian.

"Industri kreatif TIK ini hanya membutuhkan kreativitas saja, peluang keuntungannya besar, dan terlebih lagi dia tidak berlimbah," ujar Tifatul.

Namun sayangnya belum ada sentuhan investasi jangka panjang dari perusahaan besar di tanah air untuk membantu pertumbuhan industri kreatif TIK kecil menengah. Semua, kata dia, masih egosentris terfokus pada bidangnya sendiri.

Untuk itu, pemerintah sedang menyusun sejumlah program untuk menghidupkan industri lokal di bidang TIK. “Kami sedang menyusun roadmap untuk membangun industri TIK supaya pengusaha lokal mendapat bagian yang lebih besar,” papar Tifatul.

Salah satu upaya pemerintah tersebut terlihat dari bisnis menara telekomunikasi yang kini 100% menjadi zona pemain lokal. Sebelumnya, bisnis ini sempat masuk Daftar Negatif Investasi (DNI) oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

“Kalau dihitung perputaran bisnis telekomunikasi mencapai Rp300 triliun dalam satu tahun, sayangnya tingginya belanja modal Rp70 triliun hingga Rp80 triliun per tahun masih dinikmati oleh pihak asing,” jelas dia.

Selain itu, Tifatul juga melobi Ericsson dan Huawei untuk memberdayakan bisnis mereka di Indonesia. “Mereka berjanji akan mengirimkan ahli LTE untuk melakukan transfer ilmu selama dua tahun di Indonesia,” katanya.

Pihaknya juga mencoba berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan besar telekomunikasi dunia, salah satunya Nokia agar mau memberikan kesempatan industri kreatif TIK di Tanah Air terlibat dalam pengisian konten lokal.

Dia meminta, Nokia untuk melakukan investasi seperti yang pembangunan pabrik yang telah dilakukan di India. "Konten lokal saya percaya akan semakin berkembang apalagi setelah ada perubahan format frekuensi dari analog ke digital," ujar Tifatul.

Dia berharap, ke depannya banyak perusahaan yang mau jadi bapak angkat untuk memajukan industri kreatif. Sebab, industri ini masih perlu dikembangkan untuk mendukung kebutuhan informasi dan komunikasi di Tanah Air.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar