Selasa, 27 April 2010

Indosat dan XL Perkuat Layanan Mobile Broadband

MENUJU era teknologi generasi keempat (4G), PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk (XL) saling berlomba memperkuat layanan mobile broadband-nya dengan menggandeng vendor jaringan telekomunikasi Ericsson. Indosat meluncurkan akses Internet dengan menggunakan teknologi dual carrier HSPA (HSPA+).

Layanan HSPA+ ini mulai dapat dinikmati oleh masyarakat pada awal Mei 2010, terutama untuk pelanggan mobile broadband Indosat dan IM2. Sedangkan XL masih dalam tahap uji coba long term evolution (LTE) hingga enam bulan ke depan.

Demikian rangkuman pendapat dari Chief Wholesale and Infrastructure Officer and Director Indosat Fadzri Sentosa, Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi, dan Regional Head Ericsson Wilayah Asia Tenggara dan Oseania Arun Bansal dalam kesempatan terpisah di Jakarta, Senin (26/4).

Fadzri mengatakan, Indonesia menjadi negara yang pertama di Asia dan kedua di dunia yang menerapkan Internet berkecepatan 42 Mbps untuk download data dan upload 11 Mbps dengan menggunakan teknologi HSPA+ . Pengelolaan jaringan ini dilakukan Indosat bersama vendor telekomunikasi Ericsson.Akses internet berkecepatan tinggi ini pertama kali diterapkan oleh Telstra di Australia.

Untuk investasi teknologi HSPA+, Indosat mengalokasikan dana sekitar US$0,5 per pelanggan per Mbps. “Kami akan cover sekitar 90 kota dengan BTS node-B hingga akhir tahun dengan terus melakukan peningkatan jaringan,” jelas Teguh.

“Layanan HSPA+ paling memungkinkan untuk dinikmati pelanggan saat ini. Kami juga menyiapkan roadmap untuk LTE, tetapi untuk saat ini kami tidak mau melompat terlalu jauh,” ujarnya.

Saat ini internet berkecepatan tinggi tersebut baru tersedia di Jakarta in Center City, Kantor Pusat Indosat, Monas, Thamrin, JHCC, Menteng, Gambir, Petamburan, Cikini, Cideng, Tanah Abang, Roxy, Tomang, dan Kwitang. Lebih dari 62 node B melayani HSPA+ ini.

Sebelumnya pada tahun 2009, Indosat memperkenalkan akses HSPA+ yang memberikan kecepatan akses downlink (Downlink Speed) hingga 21 Mbps dan kecepatan uplink hingga 5.8 Mbps.

Saat ini, kata dia, pihaknya telah berhasil menyelesaikan peningkatan akses HSPA+ hingga 21 Mbps tersebut dan telah melayani secara komersial kepada pelanggan dan masyarakat.

Upaya tersebut, menurut dia, juga merupakan langkah untuk segera memanfaatkan tambahan frekuensi 3G (second carrier) yang belum lama ini diperoleh dari pemerintah.

Fadzri mengatakan, pihaknya berupaya agar penerapan teknologi tersebut dapat menjadi bukti dalam mengelola tambahan frekuensi 3G. “Teknologi ini sangat dibutuhkan oleh pelanggan dan masyarakat yang ingin mendapatkan kapasitas lebih besar dan kecepatan lebih tinggi bagi akses broadband mereka,” ujar dia.

Uji Coba LTE

XL menjalin kerja sama dengan Ericsson untuk melakukan uji coba teknologi LTE dalam waktu enam bulan ke depan. Dari kerja sama ini, menurut Hasnul, selain mengetahui sejauh mana kecanggihan teknologi ini, XL berharap bisa mendalami manfaat apa saja yang bisa diterapkan di layanan-layanan XL di masa datang.

“XL bersama Ericsson akan mempelajari aspek-aspek teknis dan kemungkinan-kemungkinan lain yang muncul seandainya nanti kami mengadopsi teknologi LTE,” kata Hasnul Suhaimi di sela penandatanganan MoU Persiapan Uji Coba LTE.

LTE merupakan pengembangan dari teknologi 3G yang pada awalnya dari 3GPP 1, dikenal dengan nama R-8 (Release-8), yang lebih difokuskan ke arah kecepatan transfer data yang lebih tinggi ketimbang 3.5G. Kabarnya, maksimum kecepatan data transfer yang ditawarkan mencapai 100 Mbps (downlink).

“Kami sangat senang dapat berbagi dan berdiskusi dengan para operator dan akademisi untuk mengetahui lebih jauh manfaat apa yang dapat dilakukan dengan hadirnya LTE bagi industri dan masyarakat,” kata Arun Bansal.

Untuk melakukan riset LTE, XL dan Ericsson masih akan menunggu proses perizinan dari pemerintah. “Sampai sekarang, alokasi frekuensi yang didedikasikan untuk LTE belum jelas. Ini persoalan yang akan menghambat implementasi LTE di Indonesia,” tambah Arun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar