Kamis, 01 April 2010

Vendor Lokal Ragu Garap Android

VENDOR ponsel merek lokal menilai tren ponsel Android cukup menjanjikan di Tanah Air. Meski tak khawatir Android akan menggerus pasar ponsel Qwerty, vendor ponsel lokal perlu berinisiatif menciptakan pasar Android.

Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun dari Presiden Direktur PT Konten Indomedia Pratama selaku produsen ponsel IMO Sarwo Wargono, Media Relation Officer Nexian Ratna Adjie, dan General Manager HT Mobile Nuramin di Jakarta, belum lama ini.

Sarwo menilai, peluang yang menjanjikan di pasar Android perlu dibuka oleh vendor ponsel lokal dan tidak sekedar menunggu respons pasar. Sebagai pelopor di ranah produsen ponsel merek lokal yang memboyong Android ke dalam portofolio produknya, IMO terus agresif mengedukasi pasar mengenai Android.

Pada November tahun lalu, IMO bersama PT Indosat Mega Media (IM2) meluncurkan ponsel IMO S900. Ponsel ini diklaim sebagai ponsel dual-band GSM900/DCS1800 atau GSM850/DCS1900 yang mengadopsi sistem operasi Android pertama di Indonesia. IMO S900 dijual dengan harga Rp 2,25 juta per unit.

"Dibantu operator, kami akan menciptakan penetrasi Android baru. Kami juga ingin membuka ruang seluas-luasnya untuk para pengembang di Indonesia melalui IMO-Droid Apps Store," kata Sarwo.

Pasar atau tren, kata dia, tidak datang sendiri, namun berhubungan dengan elemen-elemen di dalam ekosistem pasar. Untuk itu, pihaknya ingin membuka ruang seluas-luasnya untuk para pengembang di Indonesia melalui IMO-Droid App Store. Mometum ini harus dimanfaatkan oleh pengembang sebaik-baiknya, apalagi dengan Google Android , mereka tak perlu terlibat dengan isu lisensi lagi. Ini bisa menjadi salah satu wadah kreativitas mereka sebebas-bebasnya.

"Kalau OEM, operator sebagai penyelenggara jaringan, pengembang konten, dan regulator sudah saling mendukung, pasar Android akan tercipta dengan sendirinya," jelas Sarwo.

Jika saat ini para pengembang mulai menciptakan konten-konten baru khusus Android, Sarwo yakin ke depannya masyarakat mulai melirik keberadaan Android. "Hari ini yang memakainya developer. Tapi ketika kontennya sudah beragam nanti, pengguna Android akan meluas. BlackBerry pun membutuhkan waktu untuk menjadi besar seperti sekarang. Maka dari itu, saya rasa pelan-pelan Android akan besar sendiri," kata dia.

Sementara itu Nur Amin menyatakan, HT Mobile akan meluncurkan ponsel Android dalam waktu dekat. Namun dia belum bisa menjelaskan secara detail mengenai spesifikasi ponsel berbasis Android yang diluncurkan. "Sekarang bukan lagi zaman perang harga, melainkan kualitas chipset yang dipakai,” ujarnya.

Dia memperkirakan, ponsel Android itu nanti bak komputer rakitan. Ada yang harganya tiga juta, lima juta, dan sekian juta. “Semuanya tergantung spesifikasi yang ditawarkan vendornya,” ucap dia.

Karena itu, Nur Amin menduga, ponsel Android terdiri atas yang mahal dan yang murah. “Di sini, pasar harus belajar memilih, mana yang sesuai dengan kebutuhannya, kemampuan dan kualitas seperti apa yang dicari,” ujar dia.

HT Mobile tidak akan asal-asalan mengeluarkan ponsel pintar bersistem operasi Android ini. Hal ini tak lepas dari konsumen yang mulai hati-hati dalam memilih ponsel pintar. “Kami maunya mengeluarkan Android yang kualitasnya setingkat HTC,” kata Nur Amin.


Qwerty Tak Terpengaruh

Meski banyak vendor ponsel lokal mulai mepertimbangkan ponsel Android, pasar ponsel Qwerty tetap tak akan ditinggalkan. Menurut Sarwo, pasar Qwerty belum mencapai titik jenuh, dan masih ada ceruk yang bisa dimanfaatkan, khususnya di segmen kelas menengah ke bawah. Masih banyak yang ingin tetap tersambung dengan jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter.

"Kami akan meluaskan pasar terutama di daerah perdesaan dan daerah-daerah pinggiran. Jadi, kami tidak hanya fokus di kota-kota besar," kata Sarwo.

Selain memperluas volume penjualan, IMO juga ingin fokus mengedukasi pasar tentang mobile internet. Menurut Sarwo, masih banyak orang, termasuk di kota besar, yang tidak bisa membedakan Facebook dan internet. "Ini penting. Masa membedakan internet dan Facebook saja tidak bisa. Itu kan parah," ujarnya.

Di tempat terpisah, Ratna Adjie menduga, Android tidak akan menggerus pasar ponsel Qwerty. Ponsel ini memiliki pangsa pasar tersendiri dan ponsel Qwerty bisa ‘dipersenjatai’ dengan sistem operasi Android. Nexian akan menyiapkan ponsel Android pada awal kuartal II tahun ini.

“Ponsel Qwerty sudah sangat digemari konsumen, mereka lebih efisien dan lebih mudah untuk digunakan untuk messaging. Saya kira pasar Qwerty pada 2010 akan tetap tinggi, meski ponsel Android hadir di 2010,” ujar Ratna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar