Senin, 12 April 2010

Telkom Flexi Tunda Layanan EVDO

DIVISI Flexi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menunda layanan mobile internet berkecepatan tinggi berteknologi evolution data optimized (EV-DO). Meski uji coba telah dilakukan di Jakarta dan Surabaya, layanan EV-DO FlexiNet belum akan dipasarkan tahun ini mengingat keterbatasan spektrum frekuensi.

Demikian dikatakan Executive General Manager (EGM) Telkom Divisi Flexi Triana Mulyatsa di sela peluncuran Flexinet di Malang, akhir pekan lalu.

"Rencana penggunaan EV-DO kembali goyang setelah melihat potensi pasar dan target market Flexi. Untuk tahun ini, (layanan EV-DO) dipastikan tidak dirilis. Bisa tahun depan atau malah tidak," kata Triana Mulyatsa.

Menurut Triana ada beberapa alasan kenapa Telkom tidak mau terburu-buru memasarkan layanan akses internet berkecepatan hingga 3,6 megabit per detik (Mbps) itu. Salah satunya adalah keterbatasan spektrum, mengingat Telkom Flexi hanya memiliki tiga kanal spektrum sebesar 15 MHz. Spektrum yang ada lebih difokuskan untuk pelanggan layanan suara dan teks. Sedangkan layanan FlexiNet hanya menggunakan spektrum tambahan yang sebesar 1,25 MHz.

Faktor lain, lanjut Triana, hasil analisis Telkom Flexi, potensi pelanggan layanan EV-DO masih terbatas. Dengan fokus Telkom yang membidik segmen pasar kelas menengah bawah, layanan data sudah cukup dengan teknologi 1x, yang menawarkan kecepatan akses hingga 512 Kbps.

Triana mengakui, operator CDMA, seperti PT Smart Telecom dan PT Mobile-8 Telecom Tbk, sudah menerapkan teknologi EV-DO masing-masing dengan nama Jump dan Mobi. Kedua operator itu masih kesulitan mendapatkan pelanggan secara signifikan karena pasarnya tipis dan harus bersaing dengan produk broadband sejenis milik operator GSM.

“Image operator CDMA dengan tarif murahnya bakal susah bersaing kalau harus berhadapan dengan operator GSM yang lebih dulu menggeber jaringan broadband mulai 3G dan 3,5 G, atau HSDPA. Kenyataan itulah yang menyebabkan Flexi untuk sementara belum merilis layanan EV-DO dalam kurun waktu yang belum bisa ditentukan,” kata Triana.

Meski tidak menggunakan teknologi EV-DO, lanjut dia, jaringan akses internet Flexi, FlexiNet, yang berteknologi 1x masih cukup buat pelanggan. Teknologi data CDMA 1x masih bisa mengakses internet dengan kecepatan hingga 512 Kbps. “Jaringan yang ada saat ini masih mencukupi buat segmen pasar menengah bawah,” kata Triana.

Target Pelanggan

Divisi Telkom Flexi menargetkan, jumlah pelanggan Flexi akhir tahun ini naik menjadi 20 juta dibanding posisi akhir tahun lalu yang 15,5 juta. Target ini lebih tinggi dibandingkan target yang telah diumumkan sebelumnya, sebesar 18 juta. Pendapatan Flexi tahun ini juga diperkirakan naik 10% dari pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp 4 triliun.

Dari target tersebut, enam juta di antaranya adalah kontribusi Area Timur, yakni Jawa Timur (Jatim), Bali, dan Nusa Tenggara (Nusra).

Kontribusi FlexiNet di area Timur diharapkan naik dari 5% menjadi 10-15% terhadap total pendapatan Telkom Flexi. "Pertumbuhan Flexinet cukup besar. Bahkan pertumbuhannya per bulan rata-rata mencapai lebih dari 100%. Dan kami optimistis pendapatan kami di bisnis ini akan semakin besar," kata General Manager Divisi Telkom Flexi Commerce Area Jatim, Bali, Nusra Suparwiyanto.

Fitur Chatting

Deputi EGM Commerce Flexi Indonesia Iskriono Windiarjanto menambahkan, meski urung meluncurkan layanan akses internet generasi ketiga (EV-DO), Telkom Flexi tetap memacu pemasaran layanan internetnya, FlexiNet. Salah satunya adalah dengan menghadirkan telepon seluler (ponsel) berfitur chatting dan jejaring sosial.

"Untuk itu, saat ini kami konsentrasi menggarap pasar FlexiNet. Untuk tahap awal, segmen yang kami sasar adalah segmen low end," kata Iskriono.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, lanjut dia, saat ini Telkom sudah bekerja sama dengan beberapa vendor ponsel. Salah satunya kerja sama Telkom dengan ZTE, vendor ponsel dari Tiongkok, untuk memasuk ponsel chatting kelas bawah (low end), C332.

“Tahap awal, kami telah bekerjasama untuk pengadaan 1,2 juta unit ponsel internet yang akan dilepas ke pasar di tahun ini. Dan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan respons dan kebutuhan pasar,” kata Iskriono.

Selain itu, lanjut dia, Telkom Flexi juga berencana menambah 700 base transceiver station (BTS) pada tahun ini sehingga total BTS Telkom Flexi sebanyak 6.000. Langkah ini demi memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar