Rabu, 10 Maret 2010

Penggelaran LTE Masih Terganjal Regulasi

ERICSSON Indonesia siap menggelar teknologi Long Term Evolution (LTE) di Indonesia. Namun, pengimplementasian LTE masih menunggu waktu karena regulator belum mempersiapkan penggelaran jaringan.

“LTE di Indonesia masih terbentur penempatan frekuensi,” kata Country Manager Ericsson Arun Bansal di sela media workshop Ericsson di Bandung, akhir pekan lalu. Teknologi LTE memiliki standar penempatan frekuensi radio pada 2600 MHz.

Namun, frekuensi tersebut telah ditumpangi Indovision sebagai penyelenggara televisi berbayar. “Saat ini, regulator belum menentukan pengalokasian frekuensi LTE di Indonesia,” kata Arun.

Walaupun teknologi LTE sudah mulai digunakan di beberapa negara, operator di Indonesia masih akan memperluas jaringan 3G dengan kecepatan akses 21 megabit per detik (Mbps). Operator telekomunikasi di Indonesia juga masih mengalokasikan belanja modal (capex) untuk jaringan infrastrukturnya tidak jauh berbeda dibanding tahun lalu.

“Teknologi EDGE (teknologi GSM generasi 2,5) juga akan tetap digunakan di wilayah-wilayah perdesaan karena masyarakat emerging market baru membutuhkan akses dan stabilitas jaringan,” jelas Arun.

Dia mengatakan, investasi jaringan sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bisnis mobile data di Indonesia. Telkomsel dan Indosat sukses meningkatkan jaringan 3G ke High Speed Packet Access plus (HSPA+) di beberapa kota besar. Sedangkan, operator XL telah membangun second carrier untuk menyediakan layanan 3G.

Saat ini, Telkomsel masih menguasai bisnis telekomunikasi seluler di Indonesia dengan pangsa pasar pelanggan sebesar 52%, serta Indosat (22%) dan XL (20%).

Arun mengatakan, Ericsson selalu siap menyediakan solusi teknologi LTE bagi operator telekomunikasi di Indonesia. Ericsson adalah pemimpin vendor jaringan layanan bergerak di dunia dengan pangsa pasar 35% pada kuartal IV 2009.

LTE menjadi teknologi komunikasi bergerak masa depan yang memungkinkan transfer data berukuran besar secara cepat dan efisien melalui optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi. Teknologi LTE memiliki kecepatan akses hingga 100 Mbps dan diklaim dapat menampung 10 kali lipat kapasitas suara, serta kapasitas data hingga 20 kali lipat.

Beberapa waktu lalu, Ericsson sukses menorehkan rekor dunia dalam menampilkan jaringan LTE dengan kecepatan akses 1 gigabit per detik (Gbps) untuk downlink. Demonstrasi ini memanfaatkan teknologi Multi Carrier dan Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO) dan berjalan pada LTE komersial Ericsson.

Saat ini sebanyak 42 operator di 21 negara telah berkomitmen untuk mengimplementasikan teknologi ini. Ericsson telah menandatangani kontrak komersial LTE dengan lima operator di dunia, yakni, AT&T, MetroPCS dan Verizon di Amerika Serikat, TeliaSonera di Norwegia dan Swedia, dan DoCoMo di Jepang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar