Kamis, 04 Maret 2010

Smart dan Fren Kerja Sama Pemasaran

PT MOBILE-8 Telecom Tbk (Fren) akhirnya resmi ‘pacaran’ dengan PT Smart Telecom. Kedua operator CDMA itu menjalin kerja sama pemasaran, bahkan memadukan merek dagang menjadi SmartFren.

Peresmian masa ‘pacaran’ antara Smart dan Fren itu dilakukan Dirut Mobile-8 Merza Fachys dan Dirut PT Smart Telecom Sutikno Widjaja di Jakarta, Rabu (3/3).

Dirut Mobile-8 Merza Fachys mengatakan, kerja sama ini hanya sebatas aktivitas pemasaran bersama, menyatukan gerai. Sedangkan untuk penomoran (numbering) tetap masing-masing, dan jaringan based transceiver station (BTS) juga masih sendiri-sendiri.

“Bisa saja kerja sama ini ditingkatkan, tapi itu masih terlalu jauh. Namun, pada saat ini, kerja sama ini hanya untuk meningkatkan kualitas layanan dalam rangka memenangkan kompetisi yang amat ketat saat ini,” kata Merza di Jakarta, Rabu (3/3).

Merza tidak berani mengatakan, kerja sama ini sebagai langkah awal untuk konsolidasi secara utuh atau peleburan antara dua perusahaan (Smart dan Mobile-8). “Itu masih terlalu jauh,” kata dia.

Sementara itu, Presiden Komisaris Mobile-8 Henry Cratein Suryanaga mengatakan, Sinar Mas Group selaku pemilik Smart memang memiliki saham Mobile-8. Namun, jumlahnya tak sampai 5%. “Saya juga tidak tahu apakah Sinar Mas nanti akan menambah kepemilikannya di Mobile-8,” kata dia.

Dirut Smart Telecom Sutikno Widjaja juga tidak bisa menjawab mengenai kemungkinan melanjutkan hubungan ‘pacaran’ antara Smart dan Fren ke ‘perkawinan’. “Itu urusan corporate,” kata dia.

Yang jelas, lanjut Sutikno, kerja sama ini akan mengawinkan dua gerai Fren dan Smart, yang sama-sama memiliki sekitar 50 gerai. Selain jumlah gerai SmartFren menjadi 100, penyatuan ini juga untuk efisiensi. “Hari ini kami sudah buka satu gerai SmartFren. Nanti, semua gerai itu akan disatukan,” kata dia.

Sutikno mengatakan, meski masih ‘pacaran’, keduanya sepakat untuk menetapkan target jumlah pelanggan (Smart dan Fren) hingga akhir tahun ini sebesar 10 juta. “Jadi, kalau target kami berdua 10 juta pelanggan, berarti target Smart hingga akhir tahun ini lima juta dan Fren juga lima juta,” kata Sutikno.

Sebenarnya, kata Sutikno, kedua pihak menginginkan target jumlah pelanggan 10 juta itu bisa dicapai pada bulan depan. “Namun, apa pelanggannya ada yang mau menggunakan Smart dan Fren,” kata Sutikno.

Meski kedua operator CDMA itu telah menetapkan target pelanggan bersama, Sutikno menegaskan, sebenarnya antara Smart dan Mobile-8 adalah dua entitas perusahaan yang terpisah. “Investasi tetap masing-masing, nomor tetap, merek juga tetap, dan pemiliknya juga tetap,” kata dia.

Sejak beroperasi, kata Sutikno, Smart telah menghabiskan dana capex sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun. Pada tahun ini, belanja modal Smart diperkirakan sekitar US$ 250 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun. Angka ini berasal dari perhitungan target penambahan jumlah pelanggan tahun ini yang sebanyak 2,5 juta sehingga menjadi lima juta pelanggan pada akhir tahun ini.

“Kalau menggunakan teknologi Cina, ZTE, investasi per subscriber-nya sekitar US$ 75-100. Jadi, kalau target penambahan pelanggan Smart 2,5 juta, Anda hitung saja sendiri berapa dana yang dibutuhkan untuk investasi itu,” kata dia.

Sedangkan capex Mobile-8, menurut Merza, belum diputuskan. Hanya saja, target pelanggan Fren ditetapkan menjadi lima juta dari jumlah pelanggan sekarang yang sebanyak 3,5 juta.

Henry mengatakan, pihaknya lebih memfokuskan pada perbaikan kualitas jaringan yang sudah ada. Namun, ia tak membantah dan tak mengiyakan, ketika ditanyakan apakah itu berarti capex Mobile-8 tahun ini akan di bawah US$ 100 juta. “Tunggu saja saat RUPS (rapat umum pemegang saham, red),” kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar