Rabu, 28 Juli 2010

CEO Telesindo Hengky Setiawan:

Ingin Jadi Lima Raja

Pria kelahiran Jakarta, 7 Juli 1969 ini begitu terkenal. Foto dirinya terpampang di mana-mana, di majalah, di koran, bahkan menjadi model iklan ponsel merek Ti-Phone. Pemilik dan CEO PT Setia Utama Telesindo ini juga pecinta Mercy klasik. Ia memiliki 45 unit Mercy tua.

Hengky Setiawan, namanya. Ia sudah begitu terkenal di kancah pengusaha nasional. Namanya juga masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Cita-citanya, ia ingin menjadi raja. Tak tanggung-tanggung, ia ingin menjadi lima raja sekaligus.

“Pertama saya ingin menjadi raja voucher. Dan itu sudah saya raih,” kata Hengky Setiawan saat berbincang-bincang, beberapa waktu lalu.

Kedua, Hengky ingin menjadi raja distributor. “Sekarang saya sudah memiliki 70 ribu reseller yang tersebar di seluruh Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke. Pada tahun depan, saya bertekad menjadikannya 200 ribu reseller,” kata Hengky.

Target dan tekad itu tidak main-main. Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi raja distributor, Hengky telah menyewa ahli marketing Hermawan Kertajaya, yang membangun jaringan distributor rokok Sampoerna. “Pak Hermawan sudah oke. Soal bayaran, yang saya suka, itu nomor dua,” kata Hengky.

Ketiga, ia ingin menjadi raja service centre. “Sekarang saya sudah memiliki 40 service centre, dan sampai akhir tahun ini saya akan membangun hingga menjadi 128 service centre. Untuk mewujudkan ini, saya juga sudah menggandeng Handi Irawan dari Frontier Consulting Group,” kata dia.

Keempat, Hengky ingin menjadi raja retail. Saat ini, Telesindo telah memiliki 500 gerai di mal-mal, dan akan ditambah menjadi 1.000 gerai pada akhir tahun ini. “Dan, terakhir saya ingin menjadi raja ponsel lokal. Saat ini, ponsel saya, TiPhone –yang diambil dari Telesindo Inteligen itu-- sudah masuk tiga besar. Tahun depan, saya yakin bisa nomor satu, mengalahkan Nexian dan HT Mobile,” kata dia.

Sukses demi sukses yang diraihnya itu tak lepas dari tiga prinsip yang selalu dipegangnya. Yakni, fokus, yakin, dan inovasi. “Dalam hidup ini, saya selalu yakin. Waktu bisnis TiPhone, saya juga yakin. Keyakinan saya itu adalah setelah melihat bisnis ponsel lagi marak. Dulu saya joint dengan Tanzil membesarkan Nexian. Kami pisah, dan delapan bulan lalu saya bikin TiPhone,” kenang Hengky.

Setelah yakin, kata ayah empat putra ini, adalah fokus mengerjakan hal itu. “Kalau kita fokus, apa pun yang kita kerjakan pasti berhasil. Setelah itu agar terus sukses, kita harus barengi dengan inovasi terus,” kata peraih Best Dealer voucher lima tahun berturut-turut dari Telkomsel ini.


Kolektor Mercy Klasik

Mobil klasik memiliki pesona tersendiri bagi Hengky. Dan, lagi-lagi, ia tak main-main saat menggeluti mobil klasik. Ia tetap fokus, yakin, dan inovatif. Mobil klasik yang dicintainya hanyalah Mercedes Benz. “Di dunia ini hanya ada dua jenis mobil. Yaitu, Mercy dan mobil lainnya,” kata Hengky.

Pria jangkung yang membiarkan bulu tumbuh memanjang dari tahi lalat di dagunya itu bukan untuk bangga-banggaan saat mengoleksi mobil tua keluaran pabrikan Jerman itu. Satu demi satu ia koleksi mobil tersebut. Ada yang dari pejabat maupun jenderal. Sekarang ia punya 45 unit mobil Mercy klasik. Ada satu diantaranya, keluaran tahun 1955, yang chasis-nya dari kayu. Tak heran, rangkaian miniatur mobil miliknya berbaris terpajang di kantornya.

“Kalau saya beli mobil Mercy baru, besoknya saya sudah rugi 50%-nya. Tapi, kalau beli Mercy klasik, nilainya akan terus naik,” kata Hengky.

Setiap Sabtu, ia biasa meluangkan waktu untuk melihat koleksi mobil tuanya itu. Satu per satu mobil itu dikeluarkan dari kandangnya. “Saya suka lihat modelnya, warnanya, dan suaranya. Satu-satu mobil itu dikeluarkan dan dicoba montir saya. Saya punya 10 montir. Kadang saya coba salah satunya, dan ajak anak dan istri jalan-jalan,” kata dia.

Selain menyukai mobil tua, Hengky juga suka motor gede (moge). Kini ia punya tiga moge Harley Davidson (HD). “Nanti tanggal 30 Agustus, saya keliling Amerika Serikat. Dari Jakarta saya terbang ke Los Angelos. Di sana saya beli motor baru, dan keliling Amerika sepanjang 6.000 km. Saya berangkat bersama bos Mabua HD Johny Rahman,” kata Hengky.

Hengky juga hobi naik jetsky. Dengan jetsky, ia juga suka keliling ke Pulau Seribu, Pulau Ayer, Manado, bahkan ke Singapura. “Nanti, kami juga akan jalan-jalan ke Malaysia dan Thailand,” kata penyuka golf ini.

Kegemaran-kegemarannya ini, kata Hengky, bukan cuma iseng, tetapi sekaligus untuk membukakan pintu bisnis. “Banyak orang-orang penting yang juga memiliki kegemaran mengoleksi Mercy. Karena menjalin koneksi di komunitas, kerja sama pun dapat berlanjut di ranah bisnis,” papar pembina Mercy Classic Club Indonesia ini.

Kalau tidak ada acara, Sabtu dan Minggu adalah hari untuk keluarga, istri dan empat anaknya. Anaknya yang tertua berusia 10 tahun, yang kedua 8 tahun, ketiga empat tahun, dan keempat dua tahun. “Saya biasanya tawarkan kepada istri dan anak saya. Mau jalan-jalan naik motor, jetsky, Mercy atau mobil sport. Saya juga punya Ferari,” kata Hengky.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar