Senin, 19 Juli 2010

Skybee Target Jual 600 Ribu Ponsel

PT Skybee Tbk optimistis dapat menjual sekitar 600 ribu unit ponsel pada 2010 dengan estimasi pendapatan sekitar Rp350 miliar. Target volume penjualan tersebut mencapai 2% dari total penjualan ponsel di dalam negeri.

CEO Skybee Kendro Hendra mengatakan tahun ini perseroan masih mengandalkan pemasukan dari kelompok usaha produk nyata (brick & mortar), khususnya ponsel, dengan kontribusi sekitar 90%.

“Dari perkiraan sekitar 30-35 juta unit ponsel yang terjual tahun ini, kami mengincar 600 ribu unit ponsel Skybee yang laku di pasar,” ungkap Kendro kepada wartawan di sela peluncuran Skybee 60AL di Jakarta pekan lalu.

Skybee masih mengandalkan produksi ponsel dari manufaktur di Tiongkok. Menurut Kendro, semua vendor ponsel, baik global maupun lokal, masih mengandalkan manufaktur yang ada di Tiongkok karena biaya operasionalnya dianggap lebih murah.

“Yang menjadi pembeda antara vendor global dengan pemain lokal adalah operating cost. Selain itu mereka punya keunggulan dari segi branding,” kata dia.

Meskipun masih kalah pamor dengan nama-nama besar ponsel global, Skybee optimistis, vendor lokal akan terus menambah pangsa pasarnya di Indonesia. Saat ini, mulai muncul paradigma baru dimana konsumen lebih mempertimbangkan kualitas dan fitur yang dibalut harga terjangkau dibandingkan merek ponsel.

Kenyataan tersebut terlihat dari pangsa pasar Nokia di Indonesia yang mulai tergerus di posisi teratas. Data yang dikutip dari GfK pada triwulan pertama 2010 menunjukkan, gabungan para vendor lokal telah menduduki posisi kedua dengan pangsa pasar 22%.

Kendro mengatakan, dari 35 juta ponsel yang terjual, 74% berasal dari produk dengan harga di bawah Rp1,5 jutaan. Skybee melalui anak usahanya PT Intouch Innovate Indonesia menggarap piranti lunak aplikasi untuk ponsel di bawah Rp1 jutaan yang telah menggunakan platform Java.

Kendro mengatakan produk aplikasi bernama Mobinity berbeda pasar dengan layanan data BlackBerry karena menyasar segmen menengah-bawah dengan harga berlangganan Rp15 ribu/bulan. Saat ini, konten Mobinity yang menggunakan skema bagi hasil dengan lima operator seluler ini telah digunakan oleh 400 ribu pelanggan.

Bisnis maya ini dinilai memiliki potensi yang cerah di era konvergensi saat ini mengingat biaya operasionalnya yang stabil dengan pertumbuhan yang terus meningkat.

Go Public Pertama

Skybee optimistis dapat meraup pendapatan sekitar Rp700 miliar dari lini bisnis produk nyata serta piranti lunak. Target tersebut meningkat 142% dibanding pendapatan 2009 sebesar Rp289 miliar. Perseroan juga menargetkan laba bersih tahun ini mencapai Rp17-19 miliar atau tumbuh 405-465% dari tahun sebelumnya.

Awal bulan ini, Skybee melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan menjual 40,17% sahamnya kepada publik. Dengan reaksi pasar yang positif, perseroan menargetkan mendapatkan dana segar sebesar Rp88 miliar. Skybee pun menjadi vendor ponsel lokal pertama yang go public.

“Target awal kami mendapatkan dana sebesar Rp80 miliar. Tetapi, target tersebut meningkat menjadi Rp88 miliar seiring terjadinya kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 6,5 kali atas penawaran perdana sebesar Rp375,” ungkap Kendro. Saat ini, Skybee telah melepas 235 juta saham kepada publik.

Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis dan infrastruktur. Salah satunya dengan membangun sentra purnajual Skybee Center di tujuh kota besar.

“Tujuan kami melakukan IPO adalah mencari dana segar untuk pengembangan bisnis, meningkatkan good governance, dan mendapatkan nilai tambah di mata investor maupun masyarakat,” jelas Kendro. Sebagai perusahaan publik, Skybee juga mendapatkan kepecayaan dari sejumlah bank lokal seperti BCA dan Danamon yang mengucurkan pinjaman sebesar Rp30 juta dan Rp5 juta. Sebagian dana tersebut disimpan sebagai stand-by loan yang digunakan untuk merespon pasar.



1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus