Selasa, 06 Juli 2010

Perang Tarif Layanan BlackBerry Dimulai

STRATEGI akuisisi pelanggan BlackBerry oleh para operator mulai merambah ke persaingan tarif layanan. Operator besar mulai membatasi ruang gerak pemain baru dengan memangkas tarif layanan BlackBerry Internet Services (BIS) hingga di bawah rata-rata tarif saat ini yang berkisar Rp150 ribu/bulan.

Namun, operator baru yang menyediakan layanan BlackBerry makin semarak dengan menabuh genderang perang. Operator Tri, PT Hutchison CP Telecom, telah memulainya dengan menawarkan tarif layanan BlackBerry seharga Rp 88 ribu per bulan pada awal 2010. Kemudian, operator Axis, PT Natrindo Telepon Seluler (NTS), menurunkan tarifnya dari Rp 120 ribu menjadi Rp 79 ribu per bulan.

Head of Corporate Communication PT NTS Anita Avianty mengatakan, saat ini pihaknya telah melayani sekitar 50 ribu pelanggan BlackBerry. “Tarif baru ini dapat dinikmati pelanggan lama maupun pelanggan baru BlackBerry Axis,” kata Anita di Jakarta, akhir pekan lalu.

Operator yang melayani sekitar enam juta pelanggan seluler ini mengandalkan 4.500 base transceiver station (BTS) serta dukungan jaringan milik PT XL Axiata Tbk (XL) melalui roaming nasional di Sumatera. Axis juga akan membuka layanannya di wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada bulan ini.

Agresivitas dua operator tersebut dalam mengakuisisi pelanggan baru menghadirkan tren dalam kompetisi layanan data untuk BlackBerry. Para operator besar yang menjadi mitra RIM pun dibuat gentar sehingga rela (terpaksa?) menyesuaikan tarif layanan BlackBerry mereka demi mempertahankan pelanggan.

Telkomsel sebagai operator dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia yang memiliki sekitar 460 ribu pelanggan BlackBerry rela memberikan diskon tarif unlimited dari semula Rp180 ribu/bulan menjadi Rp70 ribu/bulan untuk pemakaian di bulan kedua, ketiga dan keempat setelah penggunaan tarif Rp120 ribu pada bulan pertama.

Strategi yang lebih menggoda juga ditawarkan PT XL Axiata Tbk (XL) yang memberikan diskon tarif layanan bulanan BlackBerry dari Rp150 ribu menjadi Rp99 ribu/bulan. Presdir XL Hasnul Suhaimi mengakui, adanya lonjakan pelanggan baru sejak penyesuaian tarif diberlakukan.

“Secara hitung-hitungan kami masih tetap untung karena operator telah menyesuaikan biaya yang dibayarkan kepada RIM,” kata Hasnul akhir pekan lalu di Ambon, Jumat (2/7).

Hingga akhir Mei 2010, XL telah melayani sekitar 400 ribu pelanggan BlackBerry. Untuk memaksimalkan kualitas layanan, sejak 1 Jui 2010 XL juga telah meningkatkan kapasitas bandwitch BlackBerry menjadi 400 Mbps melalui dua penyedia layanan infrastruktur yang berbeda.

Revenue Sharing

Sementara itu, praktisi Telematika Faizal Adiputra mengatakan, saat ini para mitra RIM yang memberi diskon tarif tersebut telah membuat skema baru dalam membagi keuntungan melalui bagi hasil (revenue sharing). “Jika dulu, semua operator dikenai biaya tetap per bulan per pelanggan, sekarang sudah ada yang menggunakan revenue sharing karena lebih menguntungkan operator,” jelas dia.

Dengan adanya skema tersebut, kata Faizal, operator dapat lebih fleksbel terhadap respons pasar. Sehingga para operator tidak segan menurunkan tarif layanan jika dibutuhkan. Meskipun demikian, dia berharap para mitra RIM tetap memperhatikan pengembangan jaringan seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan BlackBerry.

Pengamat pemasaran telekomunikasi yang mantan Direktur Indosat Guntur S Siboro menganggap potensi pertumbuhan pelanggan BlackBerry di Indonesia tidak akan terlalu melonjak hanya karena adanya perang tarif. “Yang terjadi hanya perpindahan pelanggan ke operator lain, sehingga jumlah pelanggan BlackBerry tidak akan bertambah,” jelas dia.

Selain itu, kata Guntur, operator harus memperhatikan struktur pengeluarannya untuk menjaga margin keuntungan dari tarif layanan yang diberikan. “Kalau cost structure baik, operator bisa saja menjual tarif murah,” kata dia.

Namun, Faizal mengingatkan, harga mungkin bisa menarik pelanggan dalam sesaat. “Tapi kalau ada yang jual lebih murah lagi, pelanggan pasti akan bergeser,” kata dia.

Selain melalui tarif, para operator juga dapat menempuh strategi yang lain untuk menarik pelanggan. Dia mengatakan operator masih bisa mengembangkan layanan aplikasi di atas layanan standar BlackBerry untuk menarik minat pelanggan.

BlackBerry telah menjadi perangkat telekomunikasi besutan RIM yang kini digunakan sekitar 1 juta pelanggan di Indonesia melalui enam operator mitra maupun distributor resmi yang dipegang oleh PT Teletama Artha Mandiri (Teletama).

Pelanggan BlackBerry di Indonesia

Telkomsel 460.000

Indosat 400.000

XL 420.000

Axis 50.000

Tri 50.000

Smart 20.000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar