Senin, 26 Juli 2010

Telkomsel Cermati Persaingan di Daerah

TELKOMSEL mulai mencermati persaingan industri telekomunikasi di tingkat daerah dengan menerapkan target-target dan program promosi tertentu. Ini untuk memperkuat kinerja secara nasional.

Demikian dikatakan Vice President Telkomsel Area Jawa-Bali Gilang Prasetya di Surabaya, Sabtu (24/7).

“Lebih spesifik, kompetisi sudah tak di tingkat kota atau provinsi, tapi sudah ke tingkat daerah yang sangat lokalistik dan benar-benar terkonsentrasi. Karena itu strategi pasar pun khusus untuk daerah tertentu, termasuk memberikan potongan diskon di salah satu pusat perbelanjaan dan sebagainya,” kata Gilang.

Telkomsel area Jawa-Bali terdiri atas Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara. Gilang mengatakan, pada 2010, Telkomsel area Jawa-Bali menargetkan jumlah pelanggan sebanyak 23 juta.

”Sekarang, dalam enam bulan ini, pelanggan Telkomsel sudah hampir 22 juta atau bertambah tiga juta dibanding posisi akhir 2009. Kami amat optimistis target 23 juta pelanggan itu tercapai, bahkan lebih,” kata Gilang.

Dia menjelaskan, pertambahan jumlah pelanggan itu penting. Namun, yang penting lagi bukan jumlahnya, tapi kontinuitasnya. “Pelanggan yang ada harus dijaga agar tidak beralih ke operator lain. Kuncinya ada di inovasi,” kata Gilang.

Gilang mengatakan, operator telekomunikasi dituntut lebih rajin berinovasi untuk menjaga dan meningkatkan penguasaan pasar. Untuk itu pula, Telkomsel menghadirkan kartu perdana baru, Simpati Freedom, dengan nomor baru, yakni berawalan 0821.

”Yang paling sulit adalah merawat pelanggan. Percuma saja dapat pelanggan baru tapi setelah masa promosi paket perdana habis mereka pergi ke operator lain,” ujar dia.

Sementara itu, Telkomsel Regional Kalimantan menargetkan, pelanggannya menjadi 10,2 juta hingga akhir tahun ini. Hingga Juli 2010, jumlah pelanggan Telkomsel telah mencapai 8,7 juta. Selain itu, jaringan pun diperkuat. Saat ini operator terbesar di Indonesia itu memiliki 2.800 base transceiver station (BTS) di Kalimantan.

"Kami akan berupaya mencapai target itu melalui berbagai program inovasi yang kami tawarkan kepada masyarakat dan peningkatan mutu layanan," kata General Manager Sales & Custumer Service Terkomsel Regional Kalimantan Herry Setiawan di Samarinda, Sabtu (24/7).

Pada saat bersamaan, Telkomsel meluncurkan Simpati Freedom di Kalimantan, setelah peluncurannya secara nasional pada Kamis (22/7). "Saat ini kami telah mencover 95% populasi di Kalimantan," kata dia.

Wilayah Perbatasan

Selain itu, lanjut Herry, Telkomsel juga memperkuat jaringan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Ini untuk mengimbangi masuknya jaringan operator dari Malaysia. "Kami telah melakukan pertemuan dengan beberapa operator dari Malaysia di Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk mengatasi keluhan masyarakat di perbatasan terkait masuknya jaringan selular milik operator asing," kata dia.

Namun masuknya sinyal telepon selular tersebut tidak bisa ditangkal karena menyangkut frekuensi. “Jadi, hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat jaringan selular untuk mengimbangi kekuatan jaringan dari negara luar,” kata Herry.

Telkomsel juga akan memberikan layanan cell ID di wilayah perbatasan. Jika warga Malaysia masuk ke wilayah Indonesia, di layar ponselnya akan tertulis Wellcome to Indonesia. "Jadi mereka tahu kalau berada di wilayah kita," ujar Herry.

Masuknya sinyal ponsel milik operator telekomunikasi Malaysia itu terungkap saat kunjungan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak bersama sejumlah pejabat dan wartawan di Desa Simanggaris, Sungai Ular, Kabupaten Nunukan, pada Februari 2010. Selain merugikan masyarakat karena kena roaming internasional bila menggunakan, juga menyangkut masalah nasionalisme.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar