Senin, 12 Juli 2010

Telkom Alokasikan Rp 15 Miliar untuk Industri Kreatif Pemula

PT TELEKOMUNIKASI Indonesia Tbk (Telkom) menyiapkan dana sebesar Rp 15 miliar untuk menumbuhkan perusahaan baru (start-up company) di bidang industri kreatif. Dari sini diharapkan muncul nama-nama besar yang bisa menyaingi Google, Facebook atau Amazon.

Deputy Executive General Manager Telkom Divisi Multimedia Widi Nugroho mengatakan, ide ini memang terkesan muluk, namun Telkom ingin memulainya melalui program Indigo Fellowship. Kali ini, program tanggung jawa sosial perusahaan (CSR) ini sudah memasuki tahun kedua.

"Lebih dari 1.000 perusahaan start up yang mendaftarkan ide kreatifnya ke Telkom Indonesia melalui Indigo Fellowship. Kali ini, kami undang mereka untuk menunjukkan kreativitasnya," kata Widi Nugroho di Jakarta, akhir pekan lalu.

Widi menjelaskan, Indonesia Digital Community (Indigo) adalah program yang bertujuan menjaring enterpreuneur di bidang industri kreatif (creativepreneur). Program ini diharapkan bisa menjaring bakat-bakat muda yang akan memunculkan orang-orang muda sekelas Bill Gates, Mark Zuckerberg atau Larry Page dan Sergey Brin.

Dalam ajang Indigo Fellowship 2010 ini, ada lebih dari 1.000 peserta yang telah mendaftarkan ide dan karya kreatifnya ke Telkom. "Dari 1.000 lebih peserta yang masuk itu, kami telah menyortirnya menjadi 750 peserta untuk kemudian kami pilih 50 peserta. Pada akhirnya kami akan pilih 11 finalis," ujar Widi.

Ide atau karya kreatif itu bisa berupa konten atau aplikasi untuk masyarakat umum (pelanggan), untuk usaha kecil dan menengah (UKM), perusahaan besar (enterprise), dan masyarakat perdesaan. Sedangkan karya kreatif yang dipilih harus memenuhi berbagai kriteria. “Salah satunya adalah karya itu harus memiliki kelayakan bisnis untuk diimplementasikan dan berpotensi menghasilkan uang atau revenue,” kata dia.

Para pemula tidak perlu khawatir dengan hasil yang diperoleh pada saat-saat awal berkarya. “Mereka harus sabar dan tahan. Amazon dan Google baru kelihatan hasilnya setelah 10 tahun,” kata Widi.

Menurut Widi, sebagai perusahaan BUMN telekomunikasi, berkewajiban membantu start-up company, khususnya berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK). Perusahaan baru itu bisa membuat aplikasi atau konten untuk bidang pendidikan, musik, olahraga, dan games.

“Untuk itu, Telkom tak ragu menggulirkan anggaran Rp 15 miliar setiap tahun. Jika start-up company ini tumbuh dan menghasilkan konten atau aplikasi, Telkom pasti akan menikmati hasilnya. Paling tidak, infrastruktur yang kami sediakan akan jadi lebih berguna lagi," kata dia.


Speedy Digital Learning Centre

Sementara itu, pada 10 Juli 2010, Telkom bekerja sama dengan KidZania (PT Aryan Indonesia) menyelenggarakan Soft Opening Ceremony Establishment Speedy Digital Learning Center. Acara ini digelar di Establishment Speedy Digital Learning Center dan Main Square KidZania, Pasifik Place, Jakarta.

Speedy Digital Learning Center KidZania memberi kesempatan kepada anak untuk belajar bekerja di bidang teknologi informasi, khususnya membuat animasi (creative digital animation) dalam suatu wahana bermain. Areal itu memiliki luas 38,95 m2 dan bisa menampung 10 anak. Dalam berkreasi, anak-anak dipandu oleh dua orang supervisor dari KidZania.

Establishment Speedy Digital Learning Center KidZania diharapkan menjadi tempat favorit bagi anak-anak untuk belajar atau berkreasi membuat animasi digital. Hasil karya anak-anak itu bisa diunggah (upload) ke suatu website dan jaringan sosial anak-anak (republikaanak.com).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar