Rabu, 14 Juli 2010

Operator CDMA Bersaing Tawarkan Modem Murah

BOOMING layanan data menarik minat operator berbasis CDMA (Code Division Multiple Acces), seperti Esia, Flexi dan SmartFren untuk bersaing dengan operator GSM yang lebih dulu memaksimalkan lewat jaringan broadband. Operator CDMA tak lagi fokus menaikkan jumlah pelanggan voice (suara) dan SMS, tapi juga pelanggan data.

Meski dari sisi jumlah masih jauh lebih kecil, ke depan pelanggan data diyakini terus tumbuh. Untuk itu, operator mulai memburu pengguna layanan data dengan spesifikasi jaringan yang dimiliki. Misalnya SmartFren dan Esia lebih mengandalkan teknologi generasi ketiga (3G)-nya, EVDO. Sedangkan Flexi tetap bertahan pada teknologi generasi kedua, yakni CDMA lx.

Seperti pada layanan suara dan SMS, pperator CDMA tetap berkonsentrasi pada segmen pasar pengguna internet pemula dan menengah bawah. Oleh karena itu, untuk merangsang pertumbuhan pelanggan data, operator CDMA menyiapkan perangkat modem murah dengan dukungan jaringan memadai.

Flexi, misalnya, menyiapkan tiga seri produk modem murah yang terjangkau dengan harga Rp 399 ribu dan Rp 299 ribu. Ketiga modem murah yang dilempar di pasaran itu di antaranya adalah modem bundling merek Ivio 3G seri IV-2002U dan iConnect dengan harga Rp 299 ribu per unit serta modem Ivio 3G seri IV-2010U yang dibanderol Rp 399 ribu per unit. Sebelumnya, Flexi mengeluarkan modem Olive yang plug and play dengan harga Rp 449 ribu.

Executive General Manager Divisi Telkom Flexi Triana Mulyatsa mengatakan, tren harga modem akan sama seperti ponsel yang makin hari makin murah dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, khususnya pengguna internet pemula dan segmen menengah bawah. Dengan makin terjangkaunya harga modem, itu akan mempercepat penetrasi pengguna internet, karena kini layanan data sangat dibutuhkan masyarakat.

"Kalau bisa menjual modem murah, kenapa tidak. Selain modem murah, Flexi mengantisipasi jaringan dengan maksimal," kata Triana di Surabaya, Sabtu (11/7).

Meski Telkom Flexi masih menawarkan teknologi 1x, Triana tetap optimistis bisa bersaing dengan oparator CDMA lain yang telah menawarkan teknologi generasi ketiga EVDO. Selain dukungan jaringan yang luas, keyakinannya itu juga tak lepas dari kualitas jaringan Flexi.

Triana menegaskan, Telkom Flexi sangat serius memacu pertumbuhan pelanggan layanan data. Secara nasional sampai akhir 2010, Flexi menargetkan jumlah pelanggan data mencapai satu juta pengguna. Pada akhir bulan lalu, di area Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (JBN) sudah ada 500 ribu pelanggan. Data pelanggan itu diperoleh dari pengguna Flexi yang meregistrasi ke nomor 2255.

''Hampir 40% pengguna internet Flexi berasal dari Surabaya dan Denpasar. Sisanya dari berbagai daerah,'' jelas Triana.

Fokus ke Data

Sementara itu, PT Bakrie Connectivity (BConnect), anak usaha PT Bakrie Telecom Tbk yang khusus untuk bisnis layanan data, berambisi menguasai pasar layanan data nirkabel lewat produknya AHA (Affordable Hyper-speed Access). Modem AHA ditawarkan seharga Rp 499 ribu dan telah mengguyur pasar di Surabaya, Yogyakarta dan Semarang.

Presdir BConnect Erik Meijer optimistis bisa mengakuisisi banyak pelanggan data, mengingat ada 24,72 juta pengguna Facebook dan enam juta pengguna Twitter. "Itu ilustrasi betapa besarnya potensi pasar layanan data di Tanah Air. Banyak pemain layanan data, tapi penetrasi pasar masih rendah. Itu mungkin karena alat-alatnya masih sangat mahal. Selain itu, operator lain tidak fokus menggarap data. Celah itu yang akan kami garap," ujar Erik di Surabaya beberapa waktu lalu.

Bakrie Telecom memutuskan mendirikan anak usaha yang khusus menggarap bisnis layanan data karena pelanggan internet di Indonesia saat ini baru delapan juta, dan pengguna internet sekitar 35 juta. "Penetrasi pasar layanan data masih 15%. Jadi ruangnya masih terbuka lebar," kata Erik.

PT Smart Telecom dan PT Mobile-8 Telecom Tbk adalah operator CDMA yang sudah lebih dulu meluncurkan layanan data teknologi EVDO. Kedua operator itu kini tengah berkonsolidasi itu memiliki produk Jump (Smart) dan Mobi (Mobile-8). Kedua operator itu menawarkan modem dengan harga di bawah Rp 1 juta.

Perluas Jaringan

Regional Head East Java dan Bali-Nusra Smart F J Arinto Utama mengatakan, secara nasional pelanggan data ditargetkan mencapai satu juta. Hingga kuartal I 2010, jumlah pelanggan data SmartFren telah mencapai 635 ribu. Untuk mengejar target tersebut pihaknya memilih menyiapkan jaringannya.

''Untuk kondisi sekarang, okupansi di jaringan baru terpakai 70% sehingga masih memungkinkan untuk melayani pelanggan baru. Tetapi, ke depan, seiring pertumbuhan pengguna, kami siapkan kapasitas jaringan yang memadai,'' kata Arinto.

Menurut Arinto, fokus mempersiapkan jaringan lebih penting daripada menyiapkan produk baru. Apalalgi, produk Jump dan Mobi termasuk yang diminati masyarakat. Kepadatan jaringan bisa membuat akses internet menjadi tidak maksimal sehingga bisa ditinggalkan pelanggan.

''Biasanya pengguna layanan data lebih memperhatikan tingkat kecepatan akses internet ketimbang pemilihan perangkat,'' kata Arinto.

Untuk itu, akhir bulan ini Smart mengembangkan BTS baru di kawasan Bangkalan, Madura. Dengan BTS tersebut, pengguna mobile broadband Smart bisa mengakses jaringan EVDO dengan klaim kecepatan download maksimum sampai 3,1 Mbps dan upload sampai 1,8 Mbps.


1 komentar: