Senin, 12 Juli 2010

Pemerintah Belum Dukung PC Lokal

ASOSIASI Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) meminta keseriusan pemerintah untuk membina pemain lokal di bidang industri komputer (PC) agar bisa lebih bersaing dengan invasi produk PC global. Pemerintah diharapkan dapat mendorong penggunaan produk-produk PC lokal di berbagai sektor.

Demikian dikatakan Ketua Umum Apkomindo Suhanda Wijaya di sela Apkomindo Business Forum 2010 di Jakarta, akhir pekan lalu.

“Seluruh bisnis tentunya harus mencapai economy of skill. Jika sebuah produk memiliki volume penjualan yang besar, cost produksi akan semakin terjangkau, sehingga penetrasi dapat meningkat. Dan, bukan tidak mungkin kita dapat mengekspor produk lokal,” kata Suhanda.

Apkomindo memproyeksikan penjualan komputer (PC) akan mencapai 3,8 juta unit pada 2010 atau naik 23% dibanding tahun lalu. Namun, produk komputer yang mendominasi masih merek-merek dari luar negeri, seperti Acer, Hewlett Packard (HP), Dell, Toshiba dan Lenovo. Sedangkan, produk PC lokal masih terseok-seok merebut pangsa pasar produk PC luar negeri. Produk PC lokal itu antara lain, Zyrex, Byon, Mugen, serta Ion.

Pemerintah Indonesia, menurut Suhanda, mau tidak mau harus memperhatikan industri dalam negeri. Di negara lain, pemerintah setempat mendorong agar instansi pemerintah atau BUMN untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negerinya. “Dengan adanya dukungan tersebut, produk lokal akan semakin diminati masyarakat, sehingga volume penjualan dapat meningkat,” jelasnya.

Suhanda mengatakan, dorongan pemerintah itu amat membantu industri dalam negerinya tumbuh dan berkembang karena makin banyak permintaan akan mendorong penurunan biaya produksi. Saat ini, kata dia, dukungan pemerintah sudah baik, tetapi belum merata. Apkomindo mengharapkan adanya aliansi pengusaha-pemerintah dalam mengedukasi masyarakat untuk menggunakan produk lokal, khususnya perangkat komputer.

“Apa yang digulirkan Kementerian Perdagangan untuk mencintai produk lokal sudah sangat baik. Meskipun tidak mudah, kita harus mengubah paradigma tentang kualitas lokal kepada masyarakat,” kata Suhanda.

Dalam kesempatan terpisah, Chief Executive Officer (CEO) Zyrex Timothy Siddik mengakui, sektor pemerintahan secara umum masih enggan menggunakan produk lokal. Selama ini, Zyrex masih mengandalkan penjualan PC di sektor finansial, manufaktur, jasa, serta pendidikan.

“Kementerian Pendidikan Nasional termasuk yang paling pro lokal dalam penggunaan perangkat TIK,” kata dia.

Timothy menjelaskan, produk PC lokal memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan vendor global. Produk-produk PC lokal menyesuaikan spesifikasi khusus dengan kebutuhan dan segmen di Indonesia. Sedangkan, para vendor global mengeluarkan portofolio untuk memenuhi kebutuhan global, sehingga terkesan ‘memaksakan’ produknya di pasar lokal.

Dia mengatakan vendor lokal harus membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan untuk dapat merebut pasar. Untuk meretensi loyalitas pelanggan korporasi, Zyrex meningkatkan nilai tambah melalui pelayanan dan portofolio produk. Vendor PC lokal yang berdiri sejak 1996 ini telah memiliki 70 service center di seluruh Indonesia.

“Kami selalu mempertahankan keunggulan tersebut dengan memberikan solusi dengan teknologi, fungsi dan kebutuhan, serta harga yang sesuai dengan pasar,” kata Timothy.

Lokal Ikuti Tren Pasar

Beberapa anggota Apkomindo saat ini mulai mengembangkan layanan pendukung untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Sejumlah vendor PC lokal pun berusaha mengikuti perkembangan teknologi guna mendapatkan tempat di tengah persaingan.

Praktisi Telematika sekaligus Kepala Pengembangan Teknologi Apkomindo Michael S Sunggiardi mengakui, beberapa vendor PC lokal saat ini sudah mempersiapkan peluncuran produk PC tablet, seperti iPad. “Kehadiran PC tablet bisa menjadi booming, seperti ketika BlackBerry populer di Indonesia dan diikuti kehadiran produk-produk berry-wannabe,” kata dia.

PT Skybee Tbk adalah salah satu vendor lokal yang menyiapkan produk PC tablet dengan harga Rp1 jutaan. Selain itu, vendor asal Tiongkok, PT Huawei Tech Investment, juga akan merilis PC tablet berbasis Android pada pertengahan pekan ini.

Para operator telekomunikasi yang mengusung layanan data juga dapat menggarap kebutuhan pengguna tablet. “Roadmap kami sudah melihat PC tablet akan menjadi tren,” kata GM Sales BlackBerry & Internet Service PT XL Axiata Tbk (XL) Handono Warih.

Dia mengatakan para operator akan merespons perkembangan tren dan kebutuhan bandwidth yang lebih besar dengan menyediakan akses data cepat. XL mulai mengakomodasi kebutuhan layanan data untuk tablet dengan meluncurkan microSimcard untuk iPad, meskipun produknya belum rilis secara resmi di Indonesia.

PC Tablet untuk Pendidikan

Kehadiran PC tablet lokal, kata Michael, berpeluang menjadi tren di masyarakat khususnya pelajar. Perangkat praktis ini dapat digunakan untuk membaca file buku elektronik (e-book reader), sekaligus bisa mengedukasi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan layanan internet.

Data yang dikutip dari International Telecommunication Union (ITU) mencatat penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 13% dari 240 juta populasi, atau sekitar 30 juta pengguna. Dari 30 juta pengguna tersebut, hanya sekitar 4 juta pengguna yang kebagian akses internet berkecepatan tinggi.

Michael S Sunggiardi yang pernah menjadi Konsultan dan tim ahli Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ini juga mengatakan sejak 2007 Diknas telah menyediakan sekitar 940 konten buku sekolah digital dalam bentuk file pdf yang bisa diunduh secara gratis.

“Selama ini, tantangannya ada pada ketiadaan perangkat untuk membaca konten tersebut. Namun, dengan kehadiran PC tablet lokal dengan harga sekitar Rp1 jutaan, pemanfaatan file buku sekolah digital bisa lebih maksimal,” ujar dia.

Untuk menyediakan buku secara legal, Diknas telah membeli lisensi buku yang diubah menjadi format pdf. “Diknas menargetkan dapat memproduksi 300 hingga 400 buku digital per tahunnya,” kata Michael.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar