Senin, 21 Juni 2010

Axis Implementasi LTE Dua Tahun Lagi

PT NATRINDO Telepon Seluler (NTS) akan mengimplementasikan teknologi akses data generasi keempat (4G) atau Long Term Evolution (LTE) dua tahun mendatang. Saat ini, operator Axis tengah mempersiapkan pembangunan serta komersialisasi teknologi High Speed Packet Access (HSPA) serta mematangkan potensi pasar 3G di Indonesia.

“Kami akan fokus mengikuti roadmap GSMA (asosiasi GSM, red), mulai dari 2G sampai 4G,” kata Vice President Sales & Distribution PT NTS Syakieb Ahmad Sungkar di Jakarta, Rabu (16/6).

Menurut Syakieb, fokus mengikut peta jalan GSMA tersebut diyakini dapat memaksimalkan inti bisnis perusahaan serta mendatangkan keuntungan, baik dari pendapatan maupun jumlah pelanggan.

Syakieb baru saja bergabung dengan Axis. Sebelumnya ia adalah Chief Sales Officer (CSO) Indosat. Ia termasuk eksekutif Indosat yang menyingkir setelah manajemen baru Indosat yang dipimpin Harry Sasongko melakukan ‘regenerasi’ di tubuh manajemen. Selain Syakieb, Direktur Marketing Indosat Guntur S Siboro, dan Kepala Humas Indosat Adita Irawati juga menyingkir.

Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini selama 20 tahun mengabdi di Indosat, dan selama 11 tahun terakhir bertanggung jawab dalam pengembangan dan operasional di bidang penjualan, distribusi dan pemasaran produk Indosat. Posisi terakhirnya di Indosat adalah Regional Sales Director.

Uji Coba HSPA

Axis akan menguji coba HSPA atau teknologi 3,5G tersebut di beberapa kota besar di Indonesia pada kuartal III 2010. “Peningkatan kualitas ini menunjukkan bahwa kami menyasar pelanggan yang menginginkan kualitas layanan yang tinggi,” kata Syakieb.

Seiring dengan pembangunan teknologi HSPA, operator dengan enam juta pelanggan ini akan memaksimalkan penetrasi 3G kepada pelanggannya. Dia memperkirakan, layanan 3G baru akan merata dinikmati pelanggan seluler pada 2011. Sedangkan, layanan 4G (LTE) baru akan diterima pasar pada tahun berikutnya (2012).

Penyerapan layanan data yang tinggi dipengaruhi tren pasar saat ini yang cenderung memanfaatkan layanan data daripada layanan tradisional (telepon dan SMS). Syakieb mengatakan, saat ini layanan suara masih mendominasi dengan sekitar 60%, diikuti SMS 33% dan data yang kurang dari 5%. Namun, tren ini akan berbalik di mana data akan menjadi andalan operator meraup pendapatan dengan penggunaan hingga 60%, meninggalkan layanan suara 30% dan SMS 10%.

Perusahaan yang baru dua tahun menjadi pemain seluler di Indonesia ini juga akan terus berekspansi memperluas jangkauan layanannya di beberapa daerah. Setelah menjangkau daerah Aceh dan Sumatera Selatan pada awal tahun, Axis akan mengomersilkan layanannya di Kalimantan dan Sulawesi pada Juli 2010.

Saat ini, Axis telah menjangkau layanan di lebih dari 350 kota dengan jangkauan sekitar 65% dari populasi. “Sebagai pemain baru, kami masih fokus meningkatkan coverage di Indonesia,” kata dia.

Axis masih mengandalkan strategi roaming nasional dengan operator lain untuk menjangkau beberapa wilayah di luar Pulau Jawa. Saat ini, Axis memiliki lebih dari 4.400 base transceiver station (BTS).

Perluasan jangkauan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan pelanggan. Pada tahun 2009, Axis mencatatkan pertumbuhan pelanggan dua digit dari tiga juta pada 2008 dan berlipat menjadi enam juta pelanggan.

“Untuk tahun ini, kami berusaha mempertahankan growth yang sama,” tambah Head of Corporate Communications PT NTS Anita Avianty.

Target dua digit tersebut juga berlaku untuk pelanggan layanan BlackBerry Axis. Total pelanggan BlackBerry Axis saat ini mencapai 50 ribu.

“Untuk menggapai terget-terget tersebut, Axis akan meningkatkan tingkat availability dan visibility di pasar,” tegas Syakieb. Axis juga bersaing dengan PT XL Axiata untuk mendapatkan lisensi Sambungan Langsung Internasional (SLI).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar