Jumat, 25 Juni 2010

BConnect Jadi Andalan Bakrie Telecom

ANAK usaha PT Bakrie Telecom Tbk yang baru saja didirikan, PT Bakrie Connectivity (BConnect), langsung menjadi andalan pendapatan di masa mendatang. Dengan investasi US$ 100 juta atau sekitar Rp 900 miliar, BConnect ingin andil dalam bisnis layanan data, yang pada 2014 diperkirakan ada 230 juta pengguna internet di Indonesia.

Demikian dikatakan Komisaris Utama BConnect Anindya N Bakrie dan Presiden Direktur Bconnect Erik Meijer di sela peluncuran layanan data Bconnect yang diberi nama Affordable High-speed Access (AHA). Peluncuran itu diluncurkan di Jakarta, Kamis (24/6).

“Kami berharap dalam tiga sampai lima tahun ke depan, BConnect dapat memberikan kontribusi 30% terhadap keseluruhan pendapatan Bakrie Telecom,” kata Anindya Bakrie.

Saat ini, Bakrie Telecom masih mengandalkan layanan suara dan SMS melalui produk Esia. Total pelanggan Esia hingga saat ini hampir 11 juta. “Kontribusi data termasuk value added service (VAS) terhadap pendapatan perseroan baru sebesar 10%,” kata Erik Meijer.

Investasi melalui Bconnect diharapkan dapat memaksimalkan layanan data yang memiliki potensi pasar yang menggiurkan. BConnect akan mengandalkan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) generasi ketiga, yakni Evolution Data Optimize (EVDO) Revolution A.

“Pemain data di Indonesia cukup banyak, tetapi penetrasi internet masih kecil. Faktanya, pelanggan layanan internet baru sekitar 8,5 juta dan baru 35 juta pengakses internet atau 15% dari populasi di Indonesia,” kata Erik.

Namun, dia memperkirakan jumlah pengakses internet pada 2014 akan meningkat mencapai 230 juta pengguna atau mencapai 90% dari populasi. BConnect mencoba mengambil peluang dari potensi pasar untuk data dengan meluncurkan layanan AHA yang memanfaatkan teknologi CDMA Rev-A.

“Berbeda dengan pemain lain yang memulai layanannya di Jakarta, kami akan meluncurkan layanan AHA perdana di Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, disusul Bogor dan kota-kota lain secara bertahap,” jelas Erik. Bconnect menargetkan layanan internet AHA dapat menjangkau lebih dari 10 kota di Indonesia hingga akhir 2010.

Penetrasi AHA diharapkan dapat menggenapkan jumlah pelanggan Esia menjadi 14 juta pada akhir 2010. Pada kuartal I 2010, Bakrie Telecom mampu menggaet sekitar 500 ribu pelanggan baru sehingga totalnya sekarang mencapai 11 juta pelanggan.

Bakrie Telecom menginvestasikan dana sebesar US$100 juta untuk mengoperasikan BConnect. Dana tersebut berasal dari anggaran belanja modal perseroan tahun ini sebesar US$200 juta.

Beberapa waktu lalu, Bakrie Telecom telah mendapatkan kucuran dana sebesar US$250 juta dari investor internasional melalui global bond. Dana ini akan dimanfaatkan untuk refinancing maupun pengembangan usaha di layanan data broadband.

Wakil Presdir Bakrie Telecom Muhammad Buldansyah memaparkan investasi BConncect dicurahkan untuk menambah modul teknologi Rev-A pada base transceiver station (BTS) sebesar US$30 juta, untuk membangun backhaul sebesar US$30 juta, serta sisanya digunakan untuk membangun backbone dan sistem Internet Protocol (IP).

“Begitu kami menambah kanal untuk BConnect, kami mulai fokus menggarap layanan data karenan peluangnya sangat bagus,” kata Buldansyah.

Dalam menawarkan layanan AHA yang dikemas dengan modem Huawei, BConnect menggandeng Google yang menyajikan aplikasi browser Chrome terbaru. Aplikasi ini diklaim memiliki akses tercepat dan antarmuka yang intuitif dengan fitur Ekstensi.

"Kami sangat bersemangat untuk bekerjasama dengan Bakrie Connectivity menghasilkan suatu model distribusi yang unik dan inovatif sehingga masyarakat dapat menjangkau web browser Google Chrome dengan mudah,” sambut Emmanuel Sauquet, Direktur Pengembangan Google Asia Pasifik.

Sudah Lapor Kemenkominfo

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihak Bakrie Telecom telah melaporkan rencana pendirian anak usaha baru itu, termasuk pengalihan frekuensi yang sedianya (lisensinya) diberikan kepada Bakrie Telecom ke anak usahanya, BConnect.

"Mereka (Bakrie Telecom) juga sudah menginformasikan kepada Kemenkominfo terkait peluncuran layanan BConnect," kata Gatot, Kamis (24/6).

Dia mengatakan, penggunaan frekuensi tersebut masih dalam koridor layanan Bakrie Telecom, meski frekuensi itu dialihkan ke anak usahanya, BConnect. Anak usaha itu hanya pengembangan unit usaha. “Pemerintah hanya akan mengkaji izin penggunaan frekuensi dan jaringan apabila perusahaan tersebut dijual atau bergabung dengan perusahaan telekomunikasi lain,” kata Gatot.

Manajemen Bakrie Telecom menjelaskan, layanan ini masih baru dan BConnect masih menggunakan satu kanal sebesar 1,25 MHz untuk layanan data. Sedangkan, dua sampai tiga kanal lainnya masih digunakan untuk layanan suara, Esia.

Kanal yang dimiliki BConnect per BTS mampu melayani 50-60 pengguna data dengan akses downlink sekitar 500-600 Kbps per pengguna. Teknologi EVDO Rev-A secara umum mampu memberikan akses data berkecepatan unduh maksimum 3,1 Mbps. Saat demonstrasi, layanan data AHA yang menggunakan modem Huawei VME-110 mampu mengakses data dengan kecepatan hingga 2,6 Mbps.

AHA merupakan layanan akses internet berkecepatan tinggi berbasis jaringan CDMA menggunakan teknologi EVDO Rev-A. Kecepatan yang diperoleh dengan teknologi ini setara dengan akses internet 3,7G pada operator seluler GSM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar