Kamis, 24 Juni 2010

Pengguna Internet RI 45 Juta

PENGGUNA internet di Indonesia tahun ini diperkirakan telah mencapai 45 juta, padahal 10 tahun lalu jumlahnya baru mencapai lima juta. Namun penggunaan internet di Indonesia dinilai kurang produktif dan tidak tepat sasaran, karena sebagian besar memanfaatkannya untuk maingames online dan akses jejaring sosial.

Demikian rangkuman pendapat dari Wakil Presiden Pasar Regional Iklan Yahoo! di Asia Pasifik Ken Mandel, Wakil Ketua Bidang TIK Dewan Riset Nasional Kemenristek Agus Haryanto, danGeneral Manager Product Development First Media Dedy Handoko dalam kesempatan terpisah di Jakarta, belum lama ini.

Ken Mandel mengatakan, berdasarkan survei Net Index Study yang diselenggarakan oleh Yahoo, saat ini di Indonesia ada 48% pengguna internet aktif. Jumlah itu naik 26% dibandingkan pada 2009. Kenaikan itu didukung dengan tren pengguna internet melalui ponsel atau internetmobile, serta untuk kegiatan akses media online.

"Tarif dan ekspansi 3G di Indonesia rupanya memainkan peran penting dalam pertumbuhan internet. Pengguna jaringan sosial juga mencapai hingga 77%, naik sekitar 19% dari tahun lalu," kata dia.

Hasil studi tersebut juga menyoroti tiga perubahan utama pada tahun ini. Pertama, pengguna di daerah kini lebih banyak mengkonsumsi media online untuk mencari tahu informasi terbaru. Kedua, meningkatnya pengguna dalam keterlibatan di media sosial internet, baik dari segi kontribusi maupun dalam mendistribusikan informasi di internet. Terakhir, meningkatnya konsumsi para pengguna pada konten berisi hiburan, gosip dan game.

Sementara itu, Agus Haryanto menyayangkan, jika internet hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan personal, tidak untuk menunjang produktivitas. Akibatnya, budaya konsumtif justru berkembang subur. "Saya tidak mengatakan bahwa social media dan games online 100% tidak baik, namun hendaknya dapat diimbangi dengan kegiatan lain yang bisa mendukung kegiatan produktif," kata Agus.

Menurut dia, penyediaan akses broadband sebenarnya bertujuan untuk mendukung produktivitas. Untuk itu, vendor ponsel sebaiknya menyediakan handshet yang sudah ditanamkan aplikasi untuk menunjang kegiatan produktif seperti pendidikan.

"Pelajar paling banyak menggunakan internet melalui ponsel tetapi masih untuk sekedar Facebook, dan chating. Mereka mungkin bosan dengan pelajaran di sekolah sehingga memilih untuk lebih banyak menggunakan dua kegiatan tersebut. Sayangnya, keduanya berpotensi menjadi candu, sehingga mereka tidak sempat lagi berupaya mencoba aspek-aspek positif dari internet," ujarnya.

Di sisi lain, tren masyarakat untuk mengakses internet untuk kebutuhan personal, seperti situs jejaring sosial atau hiburan, seperti Youtube, sebenarnya bisa menjadi pasar potensial bagi operator atau industri kreatif untuk mengembangkan aplikasi buatan dalam negeri sehingga lebih produktif dan lebih menguntungkan ekonomi Indonesia.

Dedy Handoko mengatakan, penggunaan internet di Tanah Air masih digunakan untuk social media, audio/video streaming , online games, dan file sharing. Hal ini sejalan dengan rating 10 peringkat website di Indonesia, tidak ada yang tergolong situs pengetahuan dan pendidikan.

"Pengguna Facebook di Indonesia tumbuh sangat signifikan, Maret 2009 baru sekitar 2,3 juta tetapi Maret 2010 sudah capai 20 juta," ucap dia.

Menurut Dedy, pengguna internet di Indonesia yang saat ini berjumlah 45 juta, seharusnya bisa tumbuh lebih cepat lagi jika pengguna m bisa mengakses lebih cepat dengan biaya yang tetap terjangkau.

"Menurut kami broadband yang the real true broadband itu paling minim 1 Mbps. Itu sudah standardisasi internasional di era konten internet berbasis video saat ini," kata Dedy.

Dia juga menambahkan, First Media melalui program FatsNet Kid telah memblokir hampir sejuta alamat situs internet yang dinilai tak layak dikonsumsi anak-anak. Menurut riset First Media, sejauh ini ada lebih dari 50% anak punya ketertarikan untuk mengkonsumsi konten yang sarat pornografi di Internet.

Namun sayangnya, hanya 25% anak yang melapor ke orang tuanya terkait pelecehan seksual di dunia maya tersebut.

"Itu sebabnya kami membatasi akses internet dengan menyaring dan memblokir situs-situs yang tidak perlu lewat program ini," kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar