Kamis, 17 Juni 2010

Merger Flexi-Esia Masih Penjajakan

KEMENTERIAN BUMN menyatakan, rencana sinergi Telkom Flexi dan Esia masih inisiatif awal. Telkom pasti akan mempertimbangkan utang Bakrie Telecom sebelum mengambil keputusan. Itu sebabnya, pemerintah belum bisa mengambil keputusan apapun terkait rencana tersebut.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengatakan, pemerintah selaku pemegang saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mendukung penjajakan itu. Meski begitu, pihaknya masih harus menunggu hasil dari penjajakan yang dilakukan Telkom terhadap rencana sinergi itu, termasuk negosiasi antara kedua perusahaan telekomunikasi itu.

"Sesudah mereka mempresentasikan hasilnya (penjajakan), baru kami akan tentukan arahnya ke mana," kata Mustafa Abubakar di sela rapat kerja dengan komisi IV, VI dan VII DPR, di Jakarta, Rabu (16/6).

Pernyataan Mustafa ini semakin menegaskan pernyataannya sebelumnya, pada 7 Juni 2010. ''Saya baru menerima surat dari Telkom soal usulan sinergi Flexi dan Esia. Kemungkinan akan merger, sekarang masih tahap negosiasi. Kalau dari kementerian melihat hal tersebut positif. Sepanjang win-win solution, itu positif,'' kata Mustafa, kala itu.

Mustafa belum menjawab surat dari Telkom itu. "Surat belum kami jawab, tapi kami memberikan waktu kepada Telkom untuk bernogosiasi dan mempelajari. Tapi bagaimana hasilnya, lihat saja nanti. Jadi (surat itu) belum kami jawab karena masih jauh, masih menunggu hasil penjajakan," kata dia.

Mantan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam itu mengatakan, surat dari Telkom itu pada intinya bukan meminta persetujuan atas aksi korporasi yang akan dilakukan Telkom, melainkan meminta arahan dari Kementerian BUMN. "Itu hal yang wajar-wajar saja dan secara prinsip kami melihat penggabungan itu positif. Karena akan menambah kekuatan bagi Telkom," ujar dia.

Menurut Mustafa, rencana konsolidasi itu adalah domain dari korporasi. Oleh karena itu, ia membebaskan Telkom untuk menjajaki kemungkinan merger tersebut. Bila hal tersebut memberi keuntungan bagi Telkom, Kementerian BUMN akan memberikan dukungan. "Jika itu membawa keuntungan dan memperkuat posisi bisnisnya, kita akan dukung," kata dia.

Pertimbangkan Utang

Mustafa yakin manajemen Telkom juga telah memperhitungkan tanggungan utang PT Bakrie Telecom Tbk. Per kuartal I/2010, utang jangka pendek Bakrie Telecom sebesar Rp410,17 miliar dan utang jangka panjang Rp1,21 triliun, plus dua obligasi yang masing-masing senilai Rp650 miliar dan US$250 juta.

"Kalau masalah utang, itu pasti akan menjadi pertimbangan Telkom. Mereka tidak mungkin mau menerima limpahan uang dari mitranya. Logika bisnis menyatakan, itu tidak mungkin," kata dia.

Menurut Mustafa, tidak akan ada kerugian dari rencana aksi korporasi tersebut. Sebab, berdasarkan perhitungan, bila Flexi dan Esia bergabung akan menghasilkan perusahaan yang besar. Jumlah pelanggan Telkom Flexi saat ini sekitar 15,5 juta dan pelanggan Esia mencapai 11 juta. Jumlah tersebut akan bisa lebih memacu pertumbuhan.

"Mereka (Telkom) merasa ada keyakinan kerja sama ini lebih menguntungan. Kerja sama ini akan menjadi satu kekuatan yang solid dan lebih mudah dalam mengejar pertumbuhan," kata dia.

Mustafa memandang langkah Flexi-Esia tersebut proporsional. Langkah sinergi itu tidak mesti harus membentuk perusahaan baru, tapi bisa dengan membentuk joint operation. “Itu merupakan kerja sama bisnis yang win-win,'' kata dia.

Pernyataan Mustafa itu hanya selang sehari setelah manajemen Telkom dan manajemen Bakrie Telecom mengeluarkan pernyataan resmi seputar konsolidasi Flexi-Esia. Baik Telkom maupun Bakrie Telecom sama-sama mengakui adanya pembicaraan atau penjajakan mengenai sinergi Flexi-Esia.

"Bakrie Telecom melakukan pembicaraan dengan Telkom dalam rangka menjajaki kemungkinan kerja sama. Pembicaraan itu hingga kini masih berlangsung dan belum ada kesepakatan," kata Sekretaris Perusahaan PT Bakrie Telecom Tbk Harry Prabowo.

Sedangkan Vice President Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan, sebagai bagian dari penataan portofolio bisnis perusahaan, Telkom berencana melakukan aksi korporasi melalui sinergi Divisi Telkom Flexi. Terdapat berbagai pilihan aksi korporasi yang dipertimbangkan, salah-satu di antaranya adalah konsolidasi dengan operator lain melalui beberapa alternatif, seperti partnership, penggabungan bisnis dan akuisisi.

Untuk aksi korporasi itu, lanjut Eddy, saat ini terdapat beberapa partner potensial yang telah dipertimbangkan dan telah berdiskusi dengan Telkom. “Salah-satu partner potensial yang sedang dipertimbangkan secara serius adalah Bakrie Telecom (BTEL),” kata Eddy.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar