Rabu, 02 Juni 2010

XL Alokasikan Rp 1 Triliun untuk Data

OPERATOR seluler berlomba meningkatkan investasi untuk memperkuat dan meningkatkan layanan data. Setelah Telkomsel mengumumkan alokasi dana sebesar Rp 1,3 triliun untuk perkuatan layanan data, XL juga mengalokasikan Rp 1 triliun untuk meningkatkan layanan data.

Head of Mobile Data Services PT XL Axiata Tbk Budi Harjono mengatakan, manajemen PT XL Axiata Tbk telah berkeputusan untuk menyisihkan dana sebesar 25% dari total belanja modal (capex) 2010 yang sebesar US$ 450 juta untuk meningkatkan layanan data. Langkah ini sejalan dengan makin meningkatnya kontribusi pendapatan dari layanan data terhadap total pendapatan XL.

Pada kuartal I-2010, kata Budi, kontribusi pendapatan layanan data telah mencapai 12,5% dari total pendapatan perseroan yang sebesar Rp 4,2 triliun. Total pendapatan kuartal I-2010 itu naik 42% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan kontribusi pendapatan layanan data pada kuartal I-2010 itu naik 349% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu.

“Kami optimistis kontribusi layanan data dan value added service (VAS) terhadap pendapatan perseroan dapat mencapai dua digit pada tahun ini,” kata Head of Mobile Data Services PT XL Axiata Tbk Budi Harjono di sela peluncuran XL Konten Gila di Jakarta, Selasa (1/6).

Budi mengatakan, salah satu yang mendukung optimisme itu tak lain adalah peningkatan jumlah pelanggan data XL yang kini telah mencapai 12,4 juta atau meningkat 35% dibanding periode yang sama tahun lalu. Itu berarti, pelanggan data XL mencapai 38% dari total pelanggan XL yang kini mencapai 32,6 juta.

Selain itu, optimisme itu juga didukung manajemen dengan mengalokasikan seperempat capex 2010 untuk meningkatkan kualitas layanan data XL. Capex XL 2010 sebesar US$ 450 juta, dan untuk layanan data sebesar US$ 112,5 juta atau sekitar Rp 1 triliun.

Masih Harus Berjuang

Namun demikian, XL masih harus berjuang untuk menyamai dua kompetitor utamanya, Telkomsel dan Indosat yang sudah memiliki tambahan kanal frekuensi 3G. Pada tahun lalu, Telkomsel dan Indosat berani membayar tambahan kanal 3G masing-masing sebesar Rp 160 miliar. Sedangkan XL tak berani mengambil frekuensi 3G tambahan (second carrier) itu.

Selain itu, Indosat dan Telkomsel juga sama-sama telah mengumumkan kesiapan jaringan mereka memberikan layanan high speed packet access (HSPA) plus. Pelanggan Telkomsel kini bisa mengakses data dengan kecepatan 21 megabit per detik (Mbps) dengan teknologi HSPA+. Sedangkan Indosat baru-baru ini mengumumkan telah menyediakan layanan data dengan kecepatan hingga 42 Mbps.

Selain itu, dana yang disisihkan XL untuk memperkuat layanan data itu sedikit di bawah Telkomsel yang menyisihkan dana untuk memperkuat layanan data sebesar Rp 1,3 triliun atau 10% dari total capex Telkomsel 2010 yang mencapai US$ 1,5 miliar atau Rp 13 triliun.

Beberapa waktu lalu, Vice President Channel Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo mengatakan, total pelanggan data Telkomsel saat ini telah mencapai 14 juta dan ditargetkan menjadi 20 juta pada akhir tahun ini. Sedangkan total pelanggan Flash saat ini 2,4 juta dan ditargetkan menjadi lima juta pada akhir tahun ini.

“Saat ini kontribusi layanan data sekitar 8% dan kami harapkan bisa menjadi di atas 10% pada tahun ini,” kata Gideon saat peluncuran kartu perdana Flash Unlimited di Jakarta belum lama ini. Peluncuran kartu perdana Flash Unlimited merupakan langkah untuk mencapai target itu.

Sedangkan, Indosat belum mengumumkan berapa alokasi dana capex yang dikhususkan untuk memperkuat layanan data. Dari total capex tahun ini yang diperkirakan sekitar US$ 550-700 juta, sebagian besar (US$ 385-490 juta) akan digunakan untuk memodernisasi jaringan dan peralatan telekomunikasi.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Harry Sasongko, bulan lalu, mengatakan, perseroan akan fokus untuk meningkatkan kualitas jaringan dan berupaya mengejar pertumbuhan layanan data.

Pada kesempatan lain, Regional Head Ericsson Wilayah Asia Tenggara dan Oseania Arun Bansal mengatakan, layanan data akan menjadi tumpuan operator dalam menjaring pemasukan. Namun, hal tersebut bergantung kepada strategi bisnis masing-masing operator.

“Pertumbuhan revenue layanan data operator menjadi dua digit sangat mungkin terealisasi. Itu tergantung strategi operator. Selain itu, investasi jaringan sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bisnis data,” kata Arun.

Survei ConsumerLab mencatat, penggunaan layanan data pada kurun 2005-2009 naik dua kali lipat dari 4% menjadi 8%. Namun layanan tradisional (suara dan SMS) masih mendominasi, yakni di atas 95%.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar