Sabtu, 19 Juni 2010

Telkomsel Ingin Komersialisasikan LTE pada 2012

PENGGUNA internet di Indonesia sudah mencapai 45 juta. Padahal, tahun lalu angkanya masih sekitar 30 juta, bahkan pada 1999 masih sekitar satu jutaan. Tak salah bila Indonesia menargetkan separuh penduduknya tersambung internet pada 2015, seperti tertuang dalam kesepakatan World Summit on Information Society (WSIS) yang diteken di Tunisia pada 2005.

Plt Dirjen Postel Kemenkominfo Muhammad Budi Setiawan jelas tidak asal cuap saat mengungkapkan data-data itu. Juga tentang jumlah pelanggan telepon seluler (ponsel) yang sudah mencapai 170 juta, jumlah pengguna Facebook sebanyak 24 juta yang terbesar ketiga di dunia, dan pelanggan BlackBerry yang mencapai satu juta. Dunia maya juga kini sudah menjadi media untuk bersilaturahmi, termasuk saat Lebaran Idul Fitri.

Sejatinya, Muhammad Budi Setiawan ingin memberi sinyal kepada operator telekomunikasi bahwa layanan data atau internet adalah masa depan operator telekomunikasi. Apalagi, media untuk mengakses internet tak lagi melulu melalui komputer (PC), tapi juga ponsel. Dalam survei yang dilakukan Yahoo Indonesia dan PT Taylor Nelson Sofres (TNS) baru-baru ini, orang mengakses internet melalui ponsel mencapai 48%.

“Pengguna internet di Indonesia lebih memilih berselancar (akses internet) menggunakan ponsel karena lebih terjangkau,” kata Business Director TNS Indonesia Khartik Venkatakrishnan di Jakarta, belum lama ini.

Terjangkau, terutama untuk perangkatnya. Kini, ponsel berharga di bawah Rp 1 juta sudah bisa mengakses internet. Setiap saat, pengguna bisa mengakses internet dengan biaya Rp 1 per kilobyte (KB).

Empat Bisnis Baru

Peluang bisnis data inilah yang tengah diincar operator di Tanah Air. Telkomsel, sebagai operator terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan lebih dari 85 juta, bahkan telah mencanangkannya sejak awal tiga tahun lalu. Telkomsel menyebut tahun 2008 sebagai dimulainya era mobile lifestyle yang identik dengan gaya hidup masyarakat moderen. Saat itu pula, Telkomsel mencanangkan empat bisnis baru (new business). Yakni, digital music, digital business (mobile payment, mobile wallet, remittance), web dan video, serta mobile advertising.

“Pada 2010 ini, saya canangkan, pelanggan Telkomsel harus bisa 100 juta, broadband Telkomsel harus ready di 24 kota, dan kami harus mentransformasi bisnis dari core (suara dan SMS) ke new business. Dalam revenue, porsi new business harus tambah besar,” kata Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno dalam wawancara dengan Investor Daily beberapa waktu lalu.

Untuk mendukung bisnis baru dan m-lifestyle itu, Telkomsel menyadari tentang pentingnya teknologi mobile broadband terkini, yakni internet supercepat. Ini makin memantapkan kepioniran Telkomsel dalam menerapkan berbagai teknologi di Indonesia, bahkan di Asia. Mulai dari peluncuran kartu prabayar (Simpati) pada 1997, mobile banking (2000), GPRS dan MMS (2002), EDGE (2004), layanan 3G secara komersial (2006), mobile-Komik dan mobile wallet atau T-Cash (2007), layanan BlackBerry prabayar (2007), dan layanan HSPA+ 21 Mbps (2009).

Kini operator terbesar di Indonesia ini telah memiliki 14 juta pelanggan data dan menargetkan menjadi 20 juta pada akhir tahun ini. Operator yang didukung 32 ribu base transceiver station (BTS) yang di dalamnya ada 5.000 Node-B (BTS 3G) ini meluncurkan Next Generation Flash berteknologi high speed packet acces plus (HSPA+) pada 4 November 2009. Teknologi ini menawarkan akses internet berkecepatan hingga 21 Mbps. Setelah itu, Indosat menyusul dengan meluncurkan layanan HSPA+ berkecepatan 42 Mbps di Jakarta dan Surabaya.

Mengenai ketertinggalan itu, Deputy Vice President Channel Management Telkomsel Agus Setia Budi menjelaskan, Telkomsel sengaja belum menawarkan HSPA+ 42 Mbps karena ingin fokus membangun jaringan HSPA+ 21 Mbps di 24 kota di seluruh Indonesia. Tahun ini, Telkomsel menyediakan dana Rp 1,3 triliun untuk meningkatkan layanan data itu. Kini, pelanggan data Telkomsel sebanyak 14 juta dan ditargetkan menjadi 20 juta pada akhir tahun ini. Sedangkan pelanggan Flash sebanyak 2,4 juta dan menjadi lima juta pada akhir 2010.

Uji Coba LTE

Sambil memaksimalkan HSPA+, Telkomsel mempersiapkan uji coba teknologi generasi keempat (4G) atau Long Term Evolution (LTE), yang menjanjikan kecepatan akses hingga 100 Mbps. Sarwoto mengatakan, operator yang menjadi 10 pembayar pajak terbesar di Indonesia sejak 2004 itu ingin meluncurkan layanan LTE secara komersial pada 2012. Sudah menjadi tekad Telkomsel untuk menjadi service leader dengan visi The Best Mobile Lifestyle Provider in Region.

“Kami terus mematangkan uji coba LTE ini. Telkomsel ingin memandu industri telekomunikasi Indonesia memasuki era mobile broadband yang lebih berkualitas,” kata Sarwoto.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Herfini Haryono menambahkan, persiapan uji coba LTE ini sudah dilakukan sejak Januari 2010. Mulai dari menyiapkan e-Node B, Mobility Management Entity (MME), System Architecture Evolution Gateway (SAE-GW), IP Multimedia Subsystem (IMS), dan lain-lain.

“Kami harapkan, sebelum semester I 2010 berakhir, kami sudah bisa menguji coba kemampuan LTE men-download,” kata Herfini.

Setelah Telkomsel mengumumkan uji coba LTE, menyusul Indosat dan XL. Indosat yang sudah menghadirkan HSPA+ 42 Mbps di Jakarta dan Surabaya makin mantap menguji coba LTE. “Hadirnya HSPA+ 42Mbps di Jakarta dan Surabaya serta modernisasi jaringan membuat Indosat makin siap mengadopsi evolusi teknologi terkini dalam layanan ponsel,” kata Dirut PT Indosat Tbk Harry Sasongko.

Sedangkan operator XL, pada April 2010 mengumumkan kerja sama dengan PT Ericsson Indonesia untuk mengkaji persiapan uji coba LTE. “Kami sangat serius mempelajari kemungkinan penerapan LTE di Indonesia,” kata Presdir PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi.

Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan mengakui tentang permohonan tiga operator itu untuk menguji coba LTE. Namun, dia mengingatkan agar operator tidak terburu-buru. Ia menyarankan agar operator memaksimalkan layanan 3G.

“Jadi saya rasa kita tidak perlu terburu-buru ke LTE. Urgensinya belum ada. Paling cepat, LTE hadir dua atau tiga tahun lagi," kata Budi.

Kepioniran Telkomsel dalam Penerapan Teknologi Telekomunikasi

1995 Hadirkan layanan SMS.

1997 Luncurkan kartu prabayar (Simpati) di Indonesia dan di Asia

2000 Layanan Mobile Banking pertama di Indonesia

2002 Layanan mobile data terintegrasi melalui GPRS dan MMS.

2003 Layanan Wi-Fi.

2004 Layanan EDGE.

2005 Uji coba 3G.

2006 Layanan 3G secara komersial.

2007 Layanan Mobile Komik, dan Mobile Wallet (T-Cash)

2008 Layanan BlackBerry prabayar pertama di Indonesia dan di Asia.

2009 Layanan HSPA+ pertama berkecepatan 21 Mbps

2010 Luncurkan kartu perdana Flash Unlimited

Sumber : Telkomsel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar