Kamis, 17 Juni 2010

Indosat Siap Ekspansif pada Layanan Satelit

WILAYAH Asia secara umum dan Indonesia secara khusus masih memiliki ruang bagi pertumbuhan bisnis satelit. Hal ini terkait dengan kondisi geografi yang unik serta makin berkembangnya tuntutan kebutuhan telekomunikasi dan layanan broadcasting.

”Kerja sama antara para pelaku bisnis dalam industri satelit sangat penting dalam mendukung perkembangannnya ke depan. Indosat sebagai penyedia layanan jaringan telekomunikasi terintegrasi siap untuk memberikan layanan satelit bagi para pelanggan,” kata Group Head Satellite & Submarine Indosat Prastowo M Wibowo di Jakarta, Rabu (16/6).

Pernyataan itu disampaikan Prastowo dalam konferensi internasional Asia-Pacific Satellite Communication Systems (APSAT) 2010 di Jakarta. Konferensi yang mengambil tema The Role of Satellite Communications to Support USO itu dibuka oleh Dirjen Postel Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Muhammad Budi Setiawan.

Acara yang digelar Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) itu dihadiri lembaga telekomunikasi internasional, penyedia jasa satelit, pengguna jasa satelit, para profesional serta institusi pemerintah. APSAT 2010 membahas dan menganalisa kesempatan dan tantangan dalam industri satelit, kondisi pasar satelit serta kegunaannya di Indonesia dan Asia-Pasifik, serta daerah terpencil.

“Penerapan Universal Service Obligation (USO) di Indonesia membutuhkan layanan komunikasi satelit dengan coverage yang lebih luas, mengingat sebagian besar wilayah perdesaan terletak di daerah pelosok dan terpencil,” kata Prastowo.

Dia menjelaskan, pada Agustus 2009, Indosat meluncurkan Satelit Papala-D guna mendukung program pemerintah yang juga sejalan dengan tujuan perusahaan untuk memberikan layanan telekomunikasi yang lebih baik. “Satelit itu merupakan wujud komitmen kami dalam memberikan pelayanan terbaik dengan teknologi yang lebih canggih kepada pelanggan,” kata dia.

Satelit Papala-D yang diproduksi Thales Alenia Space France (TAS-F) memiliki kapasitas 40 transponder atau lebih besar dibandingkan Papala-C2. Kapasitas 40 transponder itu terdiri atas 24 standar C-band, 11 extended C-Band serta 5 Ku-band, dengan jangkauan Indonesia, negara-negara Asean, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Australia. Saat diluncurkan satelit Palapa-D memiliki berat 4.100 kg dan tenaga payload sebesar 6 kW.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar