Selasa, 15 Juni 2010

Servis BlackBerry Tak Lagi ke Singapura

ANGGOTA Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menganggap, pusat perbaikan BlackBerry di Sunter, Jakarta, sudah lengkap dan memenuhi standar. Namun, Research In Motion (RIM) diminta untuk mempersiapkan suku cadang dan sumber daya manusia (SDM)-nya.

Demikian disampaikan dua anggota BRTI, Ridwan Effendi dan Nonot Harsono, yang mengunjungi pusat perbaikan perangkat BlackBerry di Sunter, Jakarta, milik mitra RIM, PT Teleplan. Mereka berkunjung ke pusat perbaikan itu akhir pekan lalu dan diterima Government Relations Director RIM Jason Saunderson, Public Relation Manager RIM Asia Pasific Rachel Kooi, serta RIM Program Manager Teleplan Rita Effendi.

Kunjungan ini untuk memastikan kesiapan RIM menyediakan pusat perbaikan BlackBerry sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan BRTI. Secara umum, tim dari BRTI ini menilai pusat perbaikan ini sudah mampu memperbaiki kerusakan perangkat BlackBerry hingga level tertentu.

“Sejauh yang saya amati, semua peralatan lengkap dan prosedur bakunya bagus,” kata Ridwan Effendi.

Sementara itu, Nonot Harsono meminta kepada RIM dan Teleplan menyiapkan tiga faktor, yakni ketersediaan suku cadang, fasilitas reparasi, dan keterampilan sumber daya manusia. "Kami berharap RIM bisa menyiapkan tiga faktor itu supaya proses perbaikan BlackBerry bisa selesai cepat dan tuntas,” jelas Nonot.

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S Dewa Broto menyambut baik upaya yang dilakukan RIM untuk menyiapkan pusat perbaikan BlackBerry sesuai dengan yang ditetapkan BRTI dan Kemenkominfo. “Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus BlackBerry yang rusak dikirim ke Singapura lagi,” kata dia.

Hasil kunjungan BRTI ini, lanjut dia, akan dilaporkan ke Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan. “Hasil kunjungan dilaporkan dulu ke Dirjen Postel. Nanti setelah itu baru disampaikan ke publik,” ujar Gatot.

Seribu Unit Per Bulan

Pusat perbaikan BlackBerry di Sunter berada pada gedung berlantai empat dengan total luas bangunan mencapai 1.000 meter persegi. Dari empat lantai, baru satu lantai yang berfungsi, sedangkan tiga lantai lainnya masih lowong.

"Kami rasa, fasilitas yang ada masih bisa mencukupi semua. Untuk saat ini, bisa menangani seribu unit per bulan dengan lini perbaikan existing, dan shift-nya masih bisa ditambah,” kata Public Relation Manager RIM Asia Tenggara Rachel Kooi.

Rachel Kooi mengatakan, pihaknya berencana menambahkan jumlah pusat layanan pelanggan BlackBerry di beberapa kota besar di Indonesia. "Kami berencana melipatgandakan pusat layanan di kota-kota besar di Indonesia," ujar Kooi tanpa merincinya.

Sementara itu, Program Manager Teleplan untuk RIM Rita Effendi mengatakan, Teleplan ditunjuk RIM sebagai official partner untuk BlackBerry Repair Center di Indonesia sejak Agustus 2009. Pusat perbaikan ini memiliki lima teknisi, satu supervisor, satu process engineer, dan empat tenaga support.

Rita mencatat, sejak beroperasi sembilan bulan yang lalu, Teleplan menangani sebanyak 9.000 unit BlackBerry yang rusak atau seribu unit per bulan. Dari jumlah itu, sekitar 80% di antaranya berhasil direparasi dalam tiga hari, sedangkan 20% sisanya yang rusak parah terpaksa diganti dengan ponsel baru selama garansi masih berlaku.

"Paling banyak yang direparasi adalah seri 8900, 9000, 8520, dan 9700," kata Rita. Ia juga menegaskan, Teleplan tak pernah mengirim BlackBerry rusak ke Singapura.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar