Senin, 07 Juni 2010

Indonesia Segera Gunakan IPv6

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mulai mengantisipasi kelangkaan slot protokol internet versi 4 (IPv4) di dunia. Para operator telekomunikasi siap mendeklarasikan penggunaan versi baru IPv6 sebagai solusi krisis versi lama.

“Sesuai dengan prediksi akurat dari berbagai pemangku kepentingan, IPv4 hanya akan tersisa 6% dari persediaan IPv4 di seluruh dunia. Kondisi krisis diperkirakan terjadi pada tahun 2012,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S Dewa Broto dalam keterangan resminya akhir pekan lalu.

Alokasi tersebut diperkirakan habis terdistribusi pada akhir tahun 2011. “Memang masyarakat internasional belum merasakan langsung dampaknya karena masih akan tersisa kira-kira waktu satu tahun,” jelas Gatot.

Strategi IP private masih menjadi solusi sementara untuk mengantisipasi kelangkaan jalur internet. Namun, dalam periode 2011-2012 diperkirakan terdapat tiga miliar pengguna internet dengan komposisi seimbang antara pengguna komputer (PC) dan ponsel.

Kondisi terburuk diprediksi terjadi pada tahun 2012 di mana para penyelenggara internet di seluruh dunia kesulitan menjual layanannya. Para operator kehabisan jatah IPv4 untuk layanannya yang berbasis IP. Akibatnya, konsumen akan merasakan dampak buruk dari kelangkaan layanan internet.

“Kekurangan IPv4 di tingkat infrastruktur juga berakibat terhadap kesulitan pengembangan layanan-layanan baru, karena setiap server baru yang diinstal akan membutuhkan pengalaman berbasis IP,” kata Gatot.

Dia menyebutkan pentingnya strategi yang optimal untuk mempersiapkan serta momentum yang tepat untuk mengimplementasikan versi lanjutan IPv6. Waktu dua tahun yang tersisa ini akan digunakan seluruh pemangku kepentingan industri internet Indonesia untuk mempersiapkan diri secara maksimal.

Menkominfo Tifatul Sembiring direncanakan akan membuka secara resmi IPv6 Summit di Bali pada 9 Juni 2010. Acara tesebut akan dihadiri oleh sekitar 300 peserta dari dalam dan luar negeri, serta menjadi deklarasi seluruh penyelenggara telekomunikasi untuk mengadopsi IPv6.

“Sejauh ini, jaringan Telkomsel, Indosat dan IM2 sudah siap dengan IPv6. Sedangkan Telkom, XL Axiata, Bakrie Telecom, CBN, Icon+, Cyber Access, dan Radnet siap mengadopsinya pada akhir tahun ini. Sementara itu, DNet akan siap pada 2011,” ujar Gatot.

Secara teknis, IPv6 memiliki keunggulan dengan jumlah total 2.128, yang dapat memberikan alamat kepada 3,4 x 10 38 (10 pangkat 38) pengguna. Selain itu, versi ini menyediakan fitur jumbogram yang menyediakan jalur blok-blok data yang melewati jalur-jalur internet masa kini.

"Waktu dua tahun tersisa ini mesti dapat digunakan sebagai waktu persiapan yang maksimal, dan menjadi tanggung jawab bersama seluruh stakeholder industri internet Indonesia untuk membuat rencana aksi yang optimal dan tepat waktu sehingga diharapkan para pengguna internet di Indonesia pun dapat melewati masa krisis IPv4 pada 2012," kata Gatot.

Kemkominfo menyadari, jumlah penduduk Indonesia yang besar, disertai terus tumbuhnya penggunaan layanan telekomunikasi khususnya internet, terus membutuhkan dukungan dari infrastruktur telekomunikasi yang di era next generation network (NGN) ini tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan IP. Maka kebutuhan dukungan IP ini, perlu disikapi dengan rencana aksi implementasi IPv6 yang secara umum di seluruh dunia diketahui merupakan solusi dari menipisnya ketersediaan IPv4.

Kemkominfo menyatakan dukungan terhadap rencana implementasi IPv6 secara menyeluruh di Indonesia, melalui tahapan yang tepat dengan rencana yang matang, sehingga menghasilkan kemanfaatan yang maksimal untuk perkembangan telekomunikasi, khususnya internet di negeri ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar