Selasa, 24 Agustus 2010

Gaet Berca, ZTE Bangun Pabrik Wimax

JAKARTA – PT ZTE Indonesia (ZTE) berencana membangun pabrik perangkat telekomunikasi di Indonesia menggandeng PT Berca Hardayaperkasa. Pasar teknologi Wimax yang masih ‘hijau’ di negeri ini masuk ke dalam rencana masa depan ZTE di Indonesia.
“Kami sedang mempertimbangkan untuk membangun manufaktur guna mengembangkan teknologi Wimax di Indonesia,” kata Direktur Penjualan Terminal Handset ZTE Indonesia William Yao di Jakarta, belum lama ini.
Namun, Yao masih enggan menyebutkan nilai investasi yang disiapkan untuk merealisasikan rencana tersebut. “Ini masih dalam tahap pembicaraan, jadi belum bisa diinformasikan,” kata dia.
Kehadiran pebrik ZTE pun disiapkan memenuhi permintaan kebutuhan perangkat teknologi Wimax standar nomadik (16d) maupun Wimax mobile standar 16e yang dipersiapkan di masa depan. “Pasar telekomunikasi mobile sangat populer di Indonesia, tetapi baik mobile maupun fixed memiliki porsinya masing-masing. Yang paling penting, kami dapat memenuhi permintaan pasar,” ujar Yao.
Pengembangan Wimax di dalam negeri, kata Yao, diproyeksikan untuk memenuhi kewajiban tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang mencapai 40%. Saat ini, ZTE telah menjalin kontrak dengan salah satu operator layanan Wimax yaitu PT Berca Hardayaperkasa dalam pengadaan jaringan dan perangkat.
Perusahaan yang berbasis di Tiongkok ini menyediakan solusi-solusi strategis di bidang telekomunikasi, seperti jaringan, base transceiver station (BTS), transmisi radio, layanan aplikasi bernilai tambah (VAS), serta perangkat konsumen seperti ponsel dan modem.
“Kontribusi terbesar masih datang dari jaringan dengan komposisi 60:40 dibanding perangkat mobile terminal,” kata Yao.
Solusi jaringan ZTE, kata dia, telah diimplementasikan oleh operator-operator lokal seperti Telkomsel, Indosat, dan Smart. Sedangkan untuk perangkat telepon genggam (ponsel), sepanjang 2008 dan 2009, ZTE telah mengapalkan lebih dari delapan juta ponsel yang mencakup sekitar 60 tipe termasuk 3G dan CDMA yang mewakili setiap segmen pasar.
Sementara itu, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyambut baik keinginan vendor Tiongkok tersebut untuk ‘bermukim’ di Indonesia. “Kami terbuka kepada setiap pihak sepanjang mereka dapat memenuhi aturan yang ada, termasuk TKDN,” kata Heru Sutadi, anggota komite BRTI, dalam kesempatan terpisah.
Hingga saat ini hanya dua vendor lokal yang menyediakan perangkat jaringan Wimax 16d, yaitu TRG dan Hariff. “Vendor 16d hanya TRG, itu pun hanya beberapa perangkat. Sedangkan Hariff hanya memiliki prototype karena belum adanya demand dari para operator,” ungkap Heru.

Lima Operator

Rencana ZTE ini jelas kontradiktif dengan kondisi perkembangan layanan internet Wimax di Indonesia saat ini. Dari delapan perusahaan yang memenangi tender lisensi Broadband Wireless Access (BWA) di 15 zona, hanya tersisa lima operator yang sanggup memenuhi kewajibannya. Yakni, PT Berca Hardayaperkasa, PT Telkom, PT First Media, PT Indosat Mega Media (IM2), dan PT Jasnita.
Sedangkan dari lima operator itu, baru Sitra Wimax milik PT First Media yang sudah meluncurkan layanan Wimax dan telah mendapat Uji Laik Operasi (ULO) dari Ditjen Postel, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Presdir First Media Hengkie Liwanto mengatakan, First Media siap meluncurkan layanan Wimax secara komersial pada akhir September ini dengan nama Sitra Wimax. “Optimalisasi pasar dapat dicapai jika harga bisa terjangkau. Saat ini, biaya untuk membangun infrastruktur Wimax masih sangat tinggi, tapi kami tetap akan memberikan harga kepada konsumen di bawah rata-rata tarif broadband,” kata Hengki.
Sementara itu, Telkom baru merealisasikan penggelaran jaringan Wimax pada frekuensi 3,3 GHz. “Layanan Wimax 3,3 GHz kami sudah luncurkan. Tetapi, untuk 2,3 GHz masih dalam proses procurement serta pemenuhan TKDN,” kata Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah di sela MoU kerja sama satelit bersama Indosat.
Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan mengatakan, pihaknya bersama operator Wimax masih membicarakan mengenai berbagai hal yang membuat mereka belum menggelar layanannya. “Kami sedang mengkaji masukan dari seluruh pemangku kepentingan terkait hal-hal yang menghambat penyelenggaraan layanan Wimax,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar