Selasa, 24 Agustus 2010

Wellcomm Targetkan Kontibusi Modem 40%

JAKARTA – PT Wellcomm Ritelindo Pratama (Wellcomm) menargetkan kontribusi penjualan ritel produk modem mencapai 40%. Target tersebut dilandasi pertumbuhan pasar broadband di Indonesia yang terus meningkat.

Vice President President Director Marketing Division Wellcomm Andre Johan memperkirakan, 90% perangkat media yang digunakan untuk mengakses layanan broadband adalah modem. “Karena itu kami optimistis pertumbuhan penjualan modem tahun ini dapat mencapai 300%,” kata Andre belum lama ini.

Adapun produk terbaru yang diluncurkan perusahaan yang terkenal sebagai distributor ritel aksesoris telekomunikasi ini adalah modem Huawei E1550. Produk yang dikemas dengan tema Jelajah Indonesia ini menyediakan akses data dengan kecepatan maksimum hingga 3,6 Mbps.

“Kami menargetkan penjualan produk modem dapat memberikan kontribusi hingga 40% terhadap pendapatan perusahaan,” tegas Andre. Untuk itu, Wellcomm siap melebarkan distribusinya dengan membuka 150 gerai baru hingga akhir tahun.

Saat ini, Wellcomm telah memiliki 100 gerai yang 50% di antaranya berada di wilayah Jabodetabek. Andre mengatakan, pihaknya membidik kawasan timur Indonesia yang memiliki potensi menggiurkan.

Produk modem yang beredar di pasar saat ini menyediakan teknologi 3G maupun EVDO Rev-A dengan kecepatan maksimum mulai 3,1 hingga 21 Mbps. Potensi pasar yang dapat digarap para vendor pun masih sangat luas, tergantung pengembangan jaringan operator yang menyediakan jasa internet nirkabel.

Penetrasi akses data di Indonesia dinilai masih minim dengan sekitar 35 juta pengakses internet. Jika dibandingkan dengan sekitar 250 juta populasi, tingkat penetrasi internet hanya sekita 15%. Data tersebut dianggap para vendor komputer, vendor dongle, operator, serta distributor ritel sebagai peluang untuk lebih agresif memasarkan perangkat dan layanan data di Indonesia.

Meskipun beberapa operator mengklaim telah menghadirkan akses data hingga 21-42 Mbps, namun ketersediaan perangkat untuk menjembatani kecepatan tersebut masih minim. “Broadband masih berasosiasi dengan 3G dan teknologi yang paling mengena ke pasar saat ini masih High Speed Packet Access (HSPA),” ujar GM Sales BlackBerry & Internet PT XL Axiata (XL) Handono Warih.

Dia mengatakan pihaknya sebagai operator siap mengembangkan teknologi tersebut untuk menopang kebutuhan beberapa segmen pengguna data. “Untuk menjaga stabilitas layanan, operator harus memperbaiki dan memastikan kecukupan jaringannya,” kata dia.

Saat ini, XL telah melayani sekitar 350 ribu pelanggan broadband atau mencapai 400% dibanding tahun 2009. “Pertumbuhannya sangat pesat jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan broadband XL tahun lalu sekitar 60 ribu,” kata Handono.

Operator tersebut juga telah menjalin kerja sama dengan Wellcomm untuk menyediakan jaringan layanan terhadap modem yang disebar ke pasar. XL mengalokasikan slot jaringan data sekitar 40% untuk pengguna broadband dan 60% untuk pengakses data melalui ponsel pintar (smartphone).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar