Kamis, 12 Agustus 2010

Pengakses Internet Via Ponsel 48%

JUMLAH orang yang mengakses internet melalui warung internet di Indonesia menurun dalam kurun waktu setahun terakhir. Kini separuh pengakses internet telah beralih ke perangkat telepon seluler (ponsel).

Data yang dilansir Yahoo Indonesia dari hasil studi bersama yang berjudul"Yahoo!-TNS Net Index Indonesia 2010" menunjukkan, 48% pengakses internet melalui ponsel atau naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 22%. Sedangkan data dari Google dan Opera yang dilansir Dirut PT Bakrie Connectivity Erik Meijer, pengakses internet via ponsel per kuartal I-2010 telah mencapai 51-52%.

Pada Juni 2010, Plt Dirjen Postel Kemenkominfo Muhammad Budi Setiawan mengumumkan, pengguna internet di Indonesia saat ini sudah mencapai 45 juta. Dengan demikian, pengakses internet lewat ponsel kini telah mencapai 22,5 juta. Namun, dari studi Yahoo Indonesia bersama IDC, Zenith Optimedia, Comscore dan Nielsen, pengguna internet di Indonesia cuma 25,4 juta, dan sekitar 15 juta di antaranya mengakes internet lewat perangkat mobile.

Studi Yahoo dan IDC itu juga menemukan penurunan akses internet melalui beberapa tempat, seperti dari warnet, kantor, sekolah dan hotspot. Namun, penurunan itu tidak terlalu signifikan, kecuali melalui warnet. “Akses internet dari warnet turun dari 83% pada tahun lalu, menjadi 64% pada tahun ini," ujar Pontus.

Tarif Makin Terjangkau

Pengamat Teknologi Informasi (TI) Nathan Gusti Ryan mengatakan, lonjakan penggunaan mobile internet dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah handset yang mendukung internet ready sekarang sudah semakin terjangkau. Termasuk tren BlackBerry yang booming luar biasa.

''Ditambah lagi, sekarang semakin banyak operator yang berlomba-berlomba menurunkan tarif internet, sehingga masyarakat makin sadar akan penggunaan internet. Apalagi, melalui handset, internet bisa diakses fleksibel, kapan pun, dan di mana pun, tidak harus di kantor atau di rumah,'' kata Nathan.

Mengenai tarif, dia menyebut sudah cukup murah. Jika beberapa tahun lalu tarif mobile internet masih berdasar volume, misalnya untuk kuota 10 megabit per detik (Mbps) dipatok Rp 20 ribu yang hanya bisa digunakan 5-7 hari, sekarang dengan Rp 50 ribu pelanggan sudah menikmati layanan internet unlimited. ''Sekarang tarif internet sudah sangat terjangkau,'' tegas dia.

Penurunan tarif oleh para operator ini, lanjut Nathan, juga sudah ditindaklanjuti dengan perbaikan layanan. Setidaknya, jika 1-2 tahun lalu, nilai kepuasan pelanggan masih 50%, sekarang sudah meningkat hingga 70%. Meski tingkat kepuasan sudah naik, masih ada catatan, terutama prasarana infrastruktur yang dinilai masih kurang sebanding dengan lonjakan pengguna sehingga berefek pada lambatnya pengunduhan. ''Itulah yang harus diperhatikan para operator,” kata dia.

Hanya saja, lanjut Nathan, dampak negatif dari peningkatan akses internet via ponsel adalah penggunaan situs jejaring sosial menjadi tidak terkontrol. Hal ini akan memengaruhi produktivitas karyawan dan mengganggu waktu belajar anak-anak sekolah. “Persoalan lain yang cukup serius adalah akses konten porno jadi tak terkontrol. Operator telekomunikasi tidak bisa menyaring 100% konten internet yang berbahaya,'' kata Nathan.

Di Ruang Kelas

Sedangkan, menurut pendiri Koprol Satya Witoelar, internet saat ini berperan banyak dalam kehidupan orang Indonesia, baik di ruang kelas, lingkungan kerja, serta kehidupan sosial mereka.

“Naiknya jumlah pengguna internet melalui perangkat mobile menunjukkan mulai meningkatnya pemberdayaan dan kemampuan masyarakat untuk memiliki akses ke informasi,” kata dia.

Memanfaatkan momentum itu, lanjut dia, layanan Koprol memperbesar presentase ketersedian jaringan sosial Yahoo dalam perangkat mobile. Aplikasi Koprol bagi pengguna BlackBerry yang telah diumumkan Yahoo pada Mei lalu telah ditingkatkan berdampingan dengan aplikasi berbasis Java. Aplikasi ini dapat bekerja pada banyak perangkat seluler yang harganya terjangkau dan terkenal di kalangan pengguna internet baru di Indonesia.

"Sekarang ini makin banyak perangkat genggam yang menggunakan aplikasi Koprol. Dalam waktu dekat Koprol akan hadir untuk platform Java," kata Satya.

Hadirnya layanan berbasis lokasi (Koprol) ini akan membantu seseorang yang sedang berjalan di suatu daerah mendapatkan informasi tentang restoran atau toko yang bagus di daerah tersebut. “Informasi itu bisa dibagi ke orang lain,” kata Satya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar