Senin, 30 Agustus 2010

Industri Digital Nasional Butuh Dukungan Finansial

Indonesia sudah saatnya menjadi pemain utama dan bukan menjadi konsumen di bidang industri digital. Hal ini didukung penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 48% dari jumlah penduduk.

Namun demikian, inovator lokal memerlukan dukungan dalam bentuk penajaman visi bisnis serta dukungan finansial guna mengembangkan potensi yang ada sehingga menjadi kekuatan digipreneur di Indonesia.

Demikian rangkuman pendapat dari Chief Marketing Officer (CMO) Semut Api Colony Herman Kwok, CMO Kaskus Danny Wirianto, dan Chief Executive Officer (CEO) Daily Social.net Rama Mamuaya di Jakarta, belum lama ini.

Herman Kwok menjelaskan, internet dan media digital saat ini mulai dilirik sebagai media alternatif dalam melakukan kegiatan pemasaran dan komunikasi. Peluang ini harus dimanfaatkan pemain lokal. Yang paling mengikuti perkembangan industri digital adalah anak-anak muda. Dia berharap generasi muda bisa menjadi wirausaha dalam bidang yang tergolong industri kreatif ini.

Untuk mendukung perkembangan industri digital, lanjut Herman, SemutApy Colony, Daily Social.net, dan Kompas.com mencoba merintis sebuah pergerakan kultur internet yang diintegrasikan ke dalam sebuah kegiatan bernama SparxUp Awards 2010.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari cultural movement bagi entreprenuer Indonesia yang bergerak dalam bidang industri digital," kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, penetrasi internet di Tanah Air cukup tinggi. Hal ini tergambar dari jumlah pengguna Facebook di Indonesia pada Juli 2010 yanhg mencapai 27,4 juta atau nomer tiga setelah Amerika Serikat (AS) sebanyak 132,8 juta dan Inggris 27,8 juta. Bahkan pada Agutus 2010 ini, Indonesia diperkirakan bakal menyalip Inggris.

Sedangkan pengguna Twitter, Indonesia menempati urutan pertama di wilayah Asia mencapai 5,6 juta disusul Jepang 3,5 juta dan India 2,3 juta. Melihat data tersebut, lanjut dia, total pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 33 juta pengguna aktif. Selain itu, pemilik Blogspot sebanyak 587 ribu, 143 ribu Worldpress dan 80 lokal StratUp pada 2009.

"Makanya tiba-tiba kita tahu ada Koprol diambil Yahoo. Padahal banyak potensi yang kita punya yang bisa dikembangkan sendiri. Tapi sayangnya, antarkomunitas digital kreatif ini tidak pernah bekomunikasi atau berdiri sendiri-sendiri," ujarnya.

Transaksi Via Internet

Menurut Herman, geliat pertumbuhan industri digital di daerah sebenarnya juga bisa dilihat dari tingginya transaksi penjualan melalui internet di daerah. "Bisa kita lihat di forum jual beli, seperti Kaskus, kini 60-70% transaksi terjadi di luar wilayah Jabodetabek, padahal dulu jabodetabek menguasai 50% kini hanya 30% saja," kata Herman.

Dia berharap, melalui ajang SparxUp Awards 2010, seluruh komunitas digital di Tanah Air dapat dikumpulkan untuk diajak mengembangkan dunia kreatif digital yang nantinya menjadi industri bisnis besar.

Sementara itu, Danny Wirianto mengharapkan, SparxUp tidak hanya sekadar menjadi acara kompetisi semata, tapi juga wadah komunitas dan sarana pembelajaran bagi para generasi internet muda Indonesia yang produktif. "Tujuan akhirnya adalah untuk membangun industri," ujar dia.

Danny pun menjelaskan, industri digital di Indonesia banyak sekali potensinya. "Saking besarnya, banyak investor luar negeri tertarik. Terbukti Koprol dibeli Yahoo," kata Danny.

Rama Mamuaya mengajak pengguna internet Indonesia untuk tidak sekedar menjadi konsumen produk luar, namun sebagai generasi internet yang produktif berinovasi.
"SparxUp adalah sebuah cultural movement untuk para enterpreneur Indonesia yang siap mengubah dunia. Indonesia selama ini dipandang sebelah mata, namun belakangan mulai menjadi pusat perhatian sampai ke Silicon Valley. Saatnya kita mengubah Indonesia dari sekadar konsumen menjadi produsen layanan bermutu yang tidak kalah dengan Silicon Valley," ujar Rama.

Hadiah 200 Juta

SparxUp 2010 ditujukan untuk Digital StartUp company yang kepemilikannya tidak berada di bawah brand-brand besar, dan telah beroperasi di bawah lima tahun. Dari sisi penghasilan, perusahaan yang berhak mengikuti ajang ini adalah perusahaan yang memiliki penghasilan di bawah Rp1 miliar setahun.

Ajang yang pertama dilakukan tahun ini akan memberikan penghargaan untuk delapan kategori, yakni best social network site, games, e-commerce, mobile apps, WAP, portal, user generated content, use of technology.

"Kami menargetkan sekira 300 perusahaan akan ikut dalam ajang ini, nantinya akan ada tiga pemenang untuk masing-masing kategori," kata Herman.

SparxUp akan terbagi ke dalam tiga periode, yakni tahap pre event yakni sepanjang Juli hingga Oktober 2010. "Pada tahap ini kita akan menjaring dari 300 menjadi 50-60 yang nantinya akan terpilih menjadi 24 pemenang," ujarnya.

Selanjutnya di tahap kedua, akan dilakukan penjurian, di mana ke 24 peserta akan mempresentasikannya di depan juri. "Tahap ini berlangsung sekira dua hari, dan nantinya akan terpilih dua pemenang yang akan mendapatkan coaching dari SparxUp community dan mendapatkan hadiah senilai Rp200 juta," kata Herman.

Sedangkan tahap akhir adalah tahap post event, di tahap ini nantinya SparxUp akan membangun komunitas forum dan mengadakan gathering ke daerah. Setiap pemenang nantinya dapat memberikan pengalaman di ajang community gathering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar