Kamis, 19 Agustus 2010

Telkom dan Indosat Siapkan Satelit Bersama


DUA seteru dalam bisnis telekomunikasi, Telkom dan Indosat, menjalin kerja sama dalam pengadaan satelit. Satelit yang akan menggantikan satelit Palapa C2 itu diperkirakan menelan investasi Rp 2 triliun.


Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rinaldi Firmansyah mengatakan, kerja sama masih dalam tarap nota kesepahaman. Karena itu, kedua pihak belum menentukan angka pasti biaya investasi dan slot orbit yang bakal ditempati.


“Saat ini masih menentukan slot satelit, belum sampai nilai investasinya,” kata Rinaldi usai penandatanganan kerja sama pembangunan satelit yang disaksikan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di Jakarta, Rabu (18/8).


Satelit Palapa yang baru itu akan ditempatkan di slot orbit Satelit Palapa C2 yang ada saat ini. Letaknya ada di 150,5 derajat Bujur Timur (BT). "Memang satelit Palapa C2 itu sudah waktunya untuk diganti, jenisnya nanti hampir sama. Tapi kualitasnya jauh lebih baik," kata dia.


Sementara itu, Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Tbk Harry Sasongko mengatakan, kerja sama ini baru dalam tahap ‘tunangan’. "MoU ini kan baru. Ini kan layaknya tunangan dulu, untuk mengikat keduanya, pernikahannya kan belum," kata dia.


Director and Chief Wholesale & Infrastructure Officer Indosat Fadzri Sentosa menambahkan, pembangunan satelit itu diharapkan bisa dimulai pada 2013 dan diharapkan bisa terealisasi pada 2014.


"Kami joint sama Telkom. Butuh waktu dua tahun untuk persiapan pembangunan satelitnya. Investasi butuh minimal Rp 2 triliun," kata dia di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu
(18/).


Hanya saja bagaimana proporsi investasi antara Indosat dan Telkom untuk pengadaan satelit ini, Fadzri masih enggan berkomentar. "Kami belum tahu apakah nanti fifty-fifty. Saat ini yang baru kami lakukan adalah penandatangan MoU dulu, nanti baru dibicarakan pendanaanya," kata dia.


Rinaldi menambahkan, setelah penandatanganan MoU ini akan ada tim dari kedua belah pihak yang akan menentukan planning, spesifikasi teknis footprint, dan kemudian menentukan harganya. Sedangkan jumlah investasi yang dikeluarkan untuk membangun satelit sangat bergantung dari jumlah transponder. Sedangkan, kedua perusahaan belum menentukan jumlah transponder yang akan disediakan.


“Kalau kami memperkirakan investasi untuk satelit berkapasitas 48 transponder mencapai US$200 juta,” kata Rinaldi.


Selama ini, Telkom telah meluncurkan tujuh satelit Palapa di antaranya A1 (1976-1983), A2 (1977-1987), B1 (1983-1990), B2 (1984), B2P (1987-1996), B2R (1990-2000), dan B4 (1992-2005). Sedangkan Indosat telah memiliki tiga satelit Palapa di antaranya C1 (1996-1999), C2 (1996-2011), serta yang teranyar yaitu Palapa D (2009-2024).


Kerja sama di bidang infrastruktur antara dua perusahaan telekomunikasi itu diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembelanjaan modal kedua perusahaan. “Kalau ada peluang untuk kerja sama, kenapa tidak?” ujar Rinaldi.


Kuartal III Optimistis

Sementara itu, kedua perusahaan telekomunikasi tersebut juga optimistis dapat menjaring pendapatan lebih baik pada kuartal III 2010. Momen Lebaran menjadi alasan utama kedua perusahaan untuk meningkatkan pendapatan serta akuisisi pelanggan.


Revenue pada kuartal III 2010 saya rasa akan lebih baik karena ada momen Lebaran,” kata Rinaldi.


Pada semester I 2010, Telkom mengalami penurunan laba bersih 0,7% menjadi Rp6,003 triliun dibandingkan periode yang sama sebesar Rp6,043 triliun. Salah satu penyebab penurunan tersebut, kata dia, karena pendapatan telepon tetap berkurang.


“Kalaupun pendapatan seluler tumbuh dua digit, tetapi telepon tetap masih decline. Jadinya pertumbuhan revenue akan tetap di single digit. Untuk laba bersih, kami memprediksi akan lebih bagus dari tahun 2009,” kata Rinaldi.


Perusahaan pelat merah ini mencatatkan laba bersih pada 2009 sebesar Rp11,332 triliun atau tumbuh 6,7% dibanding tahun sebelumnya.


Indosat pun menargetkan pertumbuhan bisnis perusahaan pada kuartal-III 2010, setelah terpuruk di semester-I 2010. “Kalau pelanggan tumbuh 7,7% sampai akhir tahun, mestinya revenue juga tumbuh karena di kuartal-III ada Lebaran dan banyak hari libur. Mungkin tumbuh mencapai high single digit,” kata Harry.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar